Langsung ke konten utama

Otak dan Kepercayaan - dr. Ryu Hasan


Skeptis
.

Otak kita ini berkembang atau secara evolusioner terbentuk untuk percaya dengan berbagai macam narasi "yang tidak masuk akal", sekaligus gak percaya2 amat, gitu ya. 

Our brains are evolving, or formed evolutionarily  to believe in a variety of nonsensical narratives, while maintaining a degree of skepticism.

Contohnya… orang percaya thuyul lah ya, orang jawa itu percaya thuyul. "Onok thuyul iku". Tapi begitu seseorang punya toko atau punya swalayan, katakanlah seperti alfam*rt atau indom*rt. Terus kasirnya tu pagi2 laporan, "Pak duwitnya kemarin dicolong thuyul" kira2 percaya gak? dia? Loh gak percaya, gak percaya "ya kamu yang nyolong"

For example
May be people believe in thuyul

Kamu misalnya okelah kamu itu percaya pada Tuhan Yang Maha Kuasa, misalnya gitu ya. Terus suatu saat ada orang datang ke kamu, ngasih yang Namanya tumbler "Mas Qowim ini lho tumbler buatan Tuhan" kamu percaya gak? Gak percaya kamu, pastinya kamu gak percaya.

Cuplikan Video bisa kalian saksikan disini, temen2

 

Di Hutan
.


Otak kita itu dirancang untuk percaya dengan berbagai macam narasi sekaligus gak percaya2 amat. Misalkan seseorang datang di hutan atau di goa, gitu ya. Terus dia melihat ada kursi atau ada sepeda motor di goa itu. Pikiran pertama adalah "ini ada orang disini" gitu. Ada orang pernah kesini, iya kan? ini ada sepeda motor sama kursi. Meskipun kamu percaya Tuhan itu Maha Kuasa, (tapi) kamu "gak percaya" Tuhan bisa membikin kursi.

Nah kalau kamu percaya, ini pasti kursi buatan Tuhan ini Harusnya kan gitu. Kalau kamu percaya Tuhan Maha Kuasa, begitu dikasih tahu, wim, ini tak kasih airpod Airpod ini dibikin langsung oleh Tuhan. Meskipun congormu itu ngomong kalau Tuhan itu Maha Kuasa, ngapain aja Dia bisa. Tapi begitu dikasih tahu, wim.. airpod ini buatan Tuhan, asli langsung dibuat oleh Tuhan. Kamu pasti gak percaya. Meskipun kamu bilang, bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin. Nah kan, kamu percaya.. sekaligus gak percaya2 amat. 

Cuplikan Video bisa kalian saksikan disini, temen2



Halusinasi
.

Ini ada yang tanya, dokter pernah lihat hantu gak? 
"Sampai sekarang pun saya ini berhalusinasi."
Pada umumnya anak2 umur 2-3 tahun, mereka berhalusinasi, itu wajar. Mereka punya yang namanya imaginary friends, itu wajar.

Pada usia 5-7 tahun biasanya teman imaginary (imaginary friends) nya itu hilang. Tapi pada beberapa orang menetap, termasuk aku ini. Halusinasiku itu menetap. Dan aku lama, sampai SMP kelas 3, itu masih tidak sadar bahwa yang aku lihat itu adalah HALUSINASI. Baru setelah baca buku, terus kemudian aku nanya pada orang2 yang ada di rumah, "Hangi itu kemana ya? hangi itu..?"

Lalu orang2 di rumah "hangi sopo?" Siapa itu hangi?
Waduh... Kaget aku, jangan2...? (itu teman imaginaryku?). Nah ini ini....

Nah padahal sejak kecil itu aku sudah dianggap bisa ngomong2 sama jin, bisa lihat jin. Bayangin aja, betapa tidak kebingunan.. pada waktu itu. Aku itu berhalusinasi, ngomong sama halusinasiku, tapi orang2 menganggap, aku bisa melihat jin. Mbulet kan? kayak gini ini ceritanya.. 

Someone asked me,
"Doctor,
have you ever seen a ghost?"
 
I still have hallucinations, even until now. It's common for children, especially around 2-3 years old, have imaginary friends. But for some people, they stick around, like me, my hallucinations have stayed. It took me a long time, to figure out that I was having hallucinations. I didn't realize it until 3rd junior high school.

After reading some books, then asked my family at home

"Where is HANGI?"

They were confused because they didn't know who or what HANGI was..?


You could imagine it, How confused I was at that time,
I was thought to have the ability to communicate with spirits and see them. Just imagine, just imagine how confusing it was. I was hallucinating, talking to my hallucinations, and people thought I could see ghosts. Isn't it confusing? This is how the story goes...

Cuplikan Video bisa kalian saksikan disini, temen2

Imaginary Friend
.
Ada dua orang, imaginary friend ku itu, yang hilang / pergi pada saat aku umur 10 tahun lah ya. Sebagai anak autis, ya kehilangan lah ya, teman baikku itu. Cuman karena aku anak autis, ya gak membicarakan kehilanganku terhadap dua temanku ini. Yang lain masih ada sih, tapi HANGI sama AIRIS itu hilang, gak ada. Memang ini subjektif, tetapi bener bahwa sampai sekarang pun, aku itu berhalusinasi. 

Untungnya aku akhirnya bisa membedakan mana yang halusinasi, dan mana yang tidak. Kalau kamu nonton filmnya beautiful mind, filmnya si John Nash itu yang diperankan oleh Russel Crowe itu. Itu halusinasinya menetap, dan sampai tua dia tidak bisa membedakan mana yang halusinasi dan yang beneran. Akhirnya gila dia, schizophrenia. Dia terdiaknosa shizhoprenia dipsikosa, dirawat sebagai pasien psikosa, minum obat2an psikotik.

There were two people, my imaginary friends, who disappeared/left when I was 10 years old. As an autistic child, of course I felt a loss, losing my good friends. But because I'm autistic, I didn't talk about losing my two friends. There are still others, but Hangi and Airis are gone, they're nowhere to be found. This might be subjective, but it's true that until now, I still hallucinate.

Luckily, I was eventually able to distinguish between hallucinations and reality. If you've watched 'A Beautiful Mind', the movie about John Nash played by Russell Crowe, his hallucinations were persistent, and he couldn't tell the difference between them and reality until old age. Eventually, he went mad, suffering from schizophrenia. He was diagnosed with paranoid schizophrenia, treated as a psychotic patient, and took antipsychotic medications


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp

Belajar Adab dalam Islam | Catatan Guru Gembul 707

  Belajar Adab . Ada seorang konten kreator yang juga adalah seorang santri muda, yang nampaknya sudah lama sekali menjadi santri. Dia mencoba untuk mengkritik gagasan dan pemikiran saya melalui video2 di youtube-nya. Alih-alih dia mendapatkan perhatian, dan persetujuan, dia malah dicacimaki oleh para netizen.  Apa alasannya?   Karena dia yang sudah nyantri begitu lama, yang referensi kitab kuningnya itu banyak sekali, ketika dia menyampaikan kritik dia berpose seperti ini, kurang lebihnya dengan wajah yang mendongak, dan kemudian dengan rokok yang semacam itu. Ya tentu saja netizen mempertanyakan, bagaimana ceritanya ada santri yang lama sekali e belajar kitab kuning belajar agama Islam dan seterusnya, hanya untuk menyampaikan kritik dia menyampaikan dengan sesuatu yang sepenuhnya tidak beradab, atau adabnya kurang. Beberapa video berikutnya dia memperbaiki diri dan akhirnya dia tampil lebih baik tampil lebih terbuka dan minta maaf atas aktivitas e dia waktu dia mengkritik dst. Cuma