Skeptis
.
Otak kita ini berkembang atau secara evolusioner terbentuk untuk percaya dengan berbagai macam narasi "yang tidak masuk akal", sekaligus gak percaya2 amat, gitu ya.
Our brains are evolving, or formed evolutionarily to believe in a variety of nonsensical narratives, while maintaining a degree of skepticism.
Contohnya… orang percaya thuyul lah ya, orang jawa itu percaya thuyul. "Onok thuyul iku". Tapi begitu seseorang punya toko atau punya swalayan, katakanlah seperti alfam*rt atau indom*rt. Terus kasirnya tu pagi2 laporan, "Pak duwitnya kemarin dicolong thuyul" kira2 percaya gak? dia? Loh gak percaya, gak percaya "ya kamu yang nyolong"
For example
May be people believe in thuyul
Kamu misalnya okelah kamu itu percaya pada Tuhan Yang Maha Kuasa, misalnya gitu ya. Terus suatu saat ada orang datang ke kamu, ngasih yang Namanya tumbler "Mas Qowim ini lho tumbler buatan Tuhan" kamu percaya gak? Gak percaya kamu, pastinya kamu gak percaya.
Cuplikan Video bisa kalian saksikan disini, temen2
Di Hutan
.
Otak kita itu dirancang untuk percaya dengan berbagai macam narasi sekaligus gak percaya2 amat. Misalkan seseorang datang di hutan atau di goa, gitu ya. Terus dia melihat ada kursi atau ada sepeda motor di goa itu. Pikiran pertama adalah "ini ada orang disini" gitu. Ada orang pernah kesini, iya kan? ini ada sepeda motor sama kursi. Meskipun kamu percaya Tuhan itu Maha Kuasa, (tapi) kamu "gak percaya" Tuhan bisa membikin kursi.
Nah kalau kamu percaya, ini pasti kursi buatan Tuhan ini Harusnya kan gitu. Kalau kamu percaya Tuhan Maha Kuasa, begitu dikasih tahu, wim, ini tak kasih airpod Airpod ini dibikin langsung oleh Tuhan. Meskipun congormu itu ngomong kalau Tuhan itu Maha Kuasa, ngapain aja Dia bisa. Tapi begitu dikasih tahu, wim.. airpod ini buatan Tuhan, asli langsung dibuat oleh Tuhan. Kamu pasti gak percaya. Meskipun kamu bilang, bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin. Nah kan, kamu percaya.. sekaligus gak percaya2 amat.
Cuplikan Video bisa kalian saksikan disini, temen2
Halusinasi
.
Ini ada yang tanya, dokter pernah lihat hantu gak?
"Sampai sekarang pun saya ini berhalusinasi."
Pada umumnya anak2 umur 2-3 tahun, mereka berhalusinasi, itu wajar. Mereka punya yang namanya imaginary friends, itu wajar.
Pada usia 5-7 tahun biasanya teman imaginary (imaginary friends) nya itu hilang. Tapi pada beberapa orang menetap, termasuk aku ini. Halusinasiku itu menetap. Dan aku lama, sampai SMP kelas 3, itu masih tidak sadar bahwa yang aku lihat itu adalah HALUSINASI. Baru setelah baca buku, terus kemudian aku nanya pada orang2 yang ada di rumah, "Hangi itu kemana ya? hangi itu..?"
Lalu orang2 di rumah "hangi sopo?" Siapa itu hangi?
Waduh... Kaget aku, jangan2...? (itu teman imaginaryku?). Nah ini ini....
Nah padahal sejak kecil itu aku sudah dianggap bisa ngomong2 sama jin, bisa lihat jin. Bayangin aja, betapa tidak kebingunan.. pada waktu itu. Aku itu berhalusinasi, ngomong sama halusinasiku, tapi orang2 menganggap, aku bisa melihat jin. Mbulet kan? kayak gini ini ceritanya..
"Doctor, have you ever seen a ghost?"
After reading some books, then asked my family at home
"Where is HANGI?"
They were confused because they didn't know who or what HANGI was..?
You could imagine it, How confused I was at that time, I was thought to have the ability to communicate with spirits and see them. Just imagine, just imagine how confusing it was. I was hallucinating, talking to my hallucinations, and people thought I could see ghosts. Isn't it confusing? This is how the story goes...
Cuplikan Video bisa kalian saksikan disini, temen2
Komentar
Posting Komentar