Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2023

Antara AGAMA dan Budaya | Catatan Ngaji Buya Syakur

Assalamu'alaikum warohmatullohi wa barokatuh.   Budaya dan Agama . Sebelum saya berbicara tentang heterogenitas dan pluralitas, ijinkan saya dulu ingin memberikan catatan kaki. Jadi persengketaan antara perbedaan budaya dan agama , itu sudah dimulai di dalam dunia islam itu 1200tahun yang lalu. Antara Ahli Sunnah dengan Muktazilah. Sejak dulu sudah mulai, mana agama dan mana budaya ini (bingung).  Pertama kita melihat Al Qur-an sebagai kalam ilahi. Sebagai wahyu yang diturunkan kepada Kanjeng Nabi Muhammad. TETAPI kan kita melihat, ketika Al Qur-an diturunkan, bahasa arab masih dalam pertumbuhanya. Hurufnya saja baru masih ada 15.  (Contohnya) gambar cekung itu bisa dibaca ba, bisa dibaca ta, bisa dibaca tsa, bisa dibaca na. Nanti gambar (orang yang rukuk) bisa dibaca ja, bisa dibaca ha, bisa dibaca kho. Kita dengan ejaan baru saja, ketika dihilangkan apostrof dari e menjadi ee.. itu sudah bingung. Sedangkan itu 15 huruf bisa mengkover semacam itu. Nah itu, huruf arab itu kan disem

Tentang Pendidikan dan Kurikulum | Catatan Rocky Gerung

  Dulu, sekolah itu didorong oleh ENERGI ETIS, yaitu untuk menghasilkan  keadilan  dan kebebasan Seperti para FOUNDING PARENTS kita itu. Kalau sekarang itu gak ada lagi kan? Karena sekarang orang menganggap bahwa sekolah itu langsung dikalkulasi dengan jumlah pendapatan setelah lulus. Karena memang gak ada pikiran lagi untuk membebaskan bangsa, untuk menghasilkan keadilan. Jadi kalau kita bandingkan misalnya, PRANCIS itu kan sekolahnya didesain berdasarkan ide revolusi PRANCIS.  SOLIDARITAS PERSAUDARAAN EGALITY FRATERNITY LIBERTY Jadi ada dimensi kesosialan manusia, karena revolusi Prancis. Amerika cara dia mendidik lain lagi, dia ingin manusia bisa sebebas-bebasnya, mencapai apa yang dia inginkan secara individu. Karena di Amerika tidak ada revolusi sosial, adanya revolusi kemerdekaan tu. Nah Indonesia pernah punya dimensi pendidikan seperti PRANCIS.  MERDEKA SETARA karena penjajahan tu. Lalu masuk di dalam sistem pengendalian orde baru. Nah sekarang tentu saja orde baru punya desain

Catatan Historis tentang WALISONGO | Catatan Guru Gembul 566

Apakah baraya termasuk orang yang percaya bahwa WALI SONGO itu adalah nyata? Mau baraya percaya atau tidak, SEBENERNYA ada sekelompok orang di dunia modern yang tidak mempercayai eksistensi mereka atau setidaknya meragukan keberadaan mereka di dunia nyata / di dunia historis. Bagaimana ceritanya misalkan ada orang digambarkan ngetem selama bertahun2 di pinggir sungai tanpa makan dan minum dan mereka bisa bertahan hidup disana. Bagaimana ceritanya ada orang yang bisa terbang melayang, ada orang yang berdiri di atas air, ada orang2 yang semacam itu ada orang yang melakukan pengobatan2 yang sangat luar biasa di zaman dulu dengan peralatan yang sangat sederhana. Itu adalah cerita2 yang tidak mungkin bisa diterima di dalam kajian ilmiah. Itu tidak mungkin diterima dengan nalar logika. KENAPA cerita2 seperti itu masih dianggap sebagai sesuatu yang nyata? BAHKAN ada satu buku ensiklopedi islam yang tidak mencantumkan walisongo, yang menunjukkan editornya jelas tidak percaya tentang keberada