Semakin Religius
.
Ada sebuah penelitian yang menyebut bahwa semakin sebuah bangsa mengaku religius maka
- semakin rendah sumber daya manusianya
- semakin miskin inovasi teknologinya
- dan semakin rendah perputaran ekonominya
Benarkah seperti itu? ya memang benar.
Search: Wealther nations tend to be less religious, But U.S a Prominent Exception.
Pada faktanya memang seperti itu. Kita melihat bahwa negara2 yang mengaku religius pada umumnya memang bukan sebuah negara maju. Memang ada beberapa negara2 yang mengaku religius atau menggunakan simbol2 agama yang sangat signifikan dan kentara tetapi mereka kaya. Tapi kekayaan itu didapatkan dari pengelolaan sumber daya alam yang mereka miliki, yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak religius.
Kan seperti itu ya?
Kita anggap misalkan ada sebuah negara yang sangat kaya raya tapi religius misalkan Qatar gitu ya, atau Uni Emirat Arab ya secara demonstratif secara deklaratif mereka mengakui yang seperti itu gitu. Tetapi kan kekayaan mereka itu bertumpu pada sumber daya alam yang mereka miliki yang dikelola oleh orang-orang non-religius, kan seperti itu.
Religius dan Kemakmuran
.
Dan ini menjadi sebuah pertanyaan karena walaupun ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan atau yang mencoba untuk menjawab,
Kenapa negara-negara yang religius itu tidak makmur?
Faktanya sudah ketemu bahwa memang fenomenanya seperti itu, Tetapi hubungan kausalitasnya belum ketemu,
Kenapa bisa seperti itu?
Temuan kami menunjukkan bahwa sekularisasi mendahului pembangunan ekonomi, tetapi bagaimana itu terhubung menjadi sebab akibat langsung belum kami yakini sepenuhnya.
Peradaban dan Kemajuan
.
Dan ini juga ternyata bertentangan atau berkebalikan dengan fenomena sejarah, bahwa dalam sejarah kita mengetahui bahwa peradaban itu muncul. Bahwa sebuah bangsa dan sebuah negara itu bisa maju ketika mereka menjadi semakin religius gitu kan?
Dalam sejarahnya karena peradaban itu muncul bersamaan dengan majunya agama2. Jadi misalkan kalau kita mengenal peradaban Mesir Kuno gitu, Kenapa mereka sampai bikin piramida yang sangat ruet itu? yang sangat ngejelimet itu? Tekniknya ya. Gara2 mereka percaya bahwa bangunan itu akan mengantarkan rajanya ke surga, kan seperti itu ya?
Puncak Arsitektur
.
Kemudian Kenapa misalkan orang-orang
- Inka
- Maya
- Aztek
bikin candi2 yang sangat besar, bikin bangunan bangunan yang sangat kolosal? Ya selalu berhubungan dengan sistem agama mereka.
Atau misalkan orang-orang orang India Puncak arsitektur mereka itu adalah ketika Taj Mahal dibangun dengan sebegitu megah dan sebegitu indahnya. Kan Taj Mahal itu sebenarnya adalah representasi kepercayaan mereka terhadap alam kehidupan setelah kematian. Kan seperti itu ya?
Realitas hari ini
.
Nah jadi kenapa misalkan dalam sejarah agama itu selalu berhubungan dengan kemajuan sebuah bangsa, tetapi realitas hari ini justru menunjukkan semakin religius sebuah bangsa justru semakin tidak majulah dia
- dalam ekonomi,
- dalam inovasi teknologi,
- dan dalam sumber daya manusia.
Nah ternyata ada beberapa oknum, bukan oknum sih ada banyak sekali oknum agamawan yang telah memelintir ajaran agama demi kepentingan mereka sendiri. Sedemikian sehingga mereka merusak peradaban sebuah bangsa.
Bagaimana? Saya sampaikan beberapa di antaranya simak videonya.
Yuk kita mulai
---
Ketika saya mengupload video ini Eps.658. Saya sebenarnya ingin memberikan kesadaran kepada masyarakat, bahwa umur bumi ini tidak sampai 100 tahun ke depan. Maksudnya adalah bahwa bumi tidak lagi layak huni untuk manusia sampai 100 tahun ke depan. Gara2 kerusakan lingkungan yang sangat masif dan perubahan iklim yang sangat dramatis kan seperti itu.
Maka di mana-mana sekarang orang itu mengalami kepanasan. Orang2 dimana-mana sekarang mengeluh karena suhunya semakin lama semakin tinggi.
- Orang Bandung mengeluh kepanasan
- Orang Jakarta kepanasan
- Orang New York juga mengaku kepanasan
- dan sebagainya
Nah kenapa bisa seperti itu? Ya karena perubahan iklim yang sangat drastis. Dan perubahan iklim itu dipicu oleh aktivitas manusia yang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dan keinginannya. Kan seperti itu?
Komentar
.
Nah ketika saya sampaikan video itu ada satu kalimat yang kemudian membuat saya tertarik. Satu kalimat di kolom komentar. Dia katakan seperti ini kurang lebihnya
Bul jangan menyesatkan manusia karena kiamat itu tidak akan terjadi selama ada manusia yang sholat.
Jadi kerusakan lingkungan itu tidak akan terjadi dan tidak akan berkelanjutan selama Manusia masih mengingat Tuhan. Begitulah pikirannya, begitu kolom komentarnya. Saya kan jadi ah tepat di sinilah Ini alasan, atau ini salah satu alasan.
Kenapa orang-orang beragama pada akhirnya tidak bisa maju?
Karena mereka gagal untuk menciptakan hubungan kausalitas. Atau mereka gagal untuk memahami kausalitas. Jadi mereka tuh sebab akibat tuh enggak paham gitu.
Misalkan begini ya Dan ini juga diajarkan secara masif oleh kalangan agamawan. Saya pernah dengar ceramahnya salah satu Dai paling kondang di Indonesia. Kondang banget, dia tuh udah benar-benar Kondang. Dia cerita dalam sebuah ceramahnya kepada para jemaah di situ, dia katakan dia pernah bertemu dengan seorang pengusaha yang tajir melintir kaya raya luar biasa duitnya banyak di mana-mana. Kemudian dia tanya
Kenapa kamu bisa jadi sekaya ini? kemudian si orang kaya itu menjawab ini karena berkah karena saya berbakti kepada ibu saya. Inilah lah yang akhirnya menyesatkan kita gitu. Jadi hubungan2 yang tidak ada sebab akibatnya itu kita kait-kaitkan sehingga apa? yang terjadi kita memang tidak bisa paham tentang sebab akibat gitu.
Kan sebenarnya, idealnya sederhananya gini, baraya kalau misalkan bumi ini mengalami kerusakan, maka yang harusnya kita lakukan apa? ya memperbaiki bumi itu, BUKAN kemudian kita mendirikan sholat. Sholat itu adalah ibadah kita, ekspresi kita bagaimana caranya untuk bisa menunjukkan kepatuhan kepada Tuhan, kan seperti itu. Tetapi itu tidak ada kaitannya itu tidak ada kausalitasnya dengan kalau misalkan kita sholat terus-terusan maka bumi tidak akan menjadi kiamat, kan seperti itu.
Atau kalau misalkan kerusakan lingkungan bisa dihentikan kalau misalkan kita banyak sedekah, kan tidak ada seperti itu. Tidak ada hubungan kausalitasnya. Termasuk si Pak ustaz yang tadi, Pak Dai tadi itu, dia wawancara dengan orang.
Kenapa dia bisa tajir melintir? Ya karena berbakti kepada orang tua. Berbakti kepada orang tua itu adalah ekspresi Moral seseorang. Tetapi tapi enggak ada hubungannya dengan akhirnya dia menjadi kaya. Saya menjadi kaya karena keberkahan didoakan sama ibu bapak saya. Ya bukan seperti itu juga. Sederhananya adalah kalau Baraya misalkan mau kaya
- ya kerja keras
- dan kerja cerdas
begitu saja.
Kalaupun misalkan baraya mau berbakti kepada orang tua, itu baik. Tetapi itu adalah ibadah, itu adalah hal yang lain. Jangan sampai menghubungkannya, mencampur adukannya. Akhirnya apa?
- Ya di satu sisi menjadi musyrik, gitu
- dan di sisi lain baraya enggak bisa jadi kaya tajir melintir gitu kan?
Cacat - Logika
.
Tapi kan ada orang yang seperti itu? Ya orang seperti itu
- dia maju
- dia kaya itu
bukan karena berbakti kepada orang tuanya. Dia kaya karena dia cerdas dalam mengatur finansial dia, kan seperti itu. Tapi karena kita itu sering diajarkan cacat-logika di mana kita tidak bisa menghubungkan kausalitas yang sederhana itu, maka akhirnya negara2 yang masyarakatnya itu adalah masyarakat yang religius akhirnya gagal
- untuk bisa berinovasi dalam teknologi,
- gagal untuk maju secara ekonomi,
- dan memiliki sumber daya manusia yang sangat rendah
Habib Alex
.
Kemarin2 ada kas kasus, saya pingin mobil. Bagaimana caranya? Ya udah pasang PP Habib Alex, maka
- Saya akan dapat mobil.
- Saya akan dapat keberkahan
- Saya akan dapat kaya
kan seperti itu jawabannya.
Gimana caranya, supaya saya dapat cari jodoh? Ya saya harus melakukan wirid 1000 kali, ini ini ini ini. Maka nanti akan dapat jodoh. Kan gak nyambung baraya. Kalau misalkan baraya ingin dapat jodoh, ingin dapat pasangan yang baik, perbaiki diri sendiri
- baik kelakuan
- maupun rupanya
- kemudian baraya mengeksplorasi
- dan sampaikan kepada orang lain
- bahwa saya Ya karakteristiknya seperti ini, seperti ini (contohnya)
Ya pasti akan ada yang nyantol, kan seperti itu? Bukan kemudian wirid begini-begini nanti dapat jodoh dan sebagainya. Ya enggak ada hubungan kausalitasnya, gitu. Dan kan hubungan kausalitas atau sebab akibat itu
- tidak disampaikan
- tidak diajarkan
- tidak disosialisasikan
maka akhirnya banyak sekali orang2 yang jadi ngacau, gitu.
Cara memikat wanita dengan do'a. Solusi jitu untuk meluluhkan hatinya
Dream.co.id
Bakar Sampah
.
Kemarin saya ngobrol sama driver ojol gitu. Saya ngobrol ke sana ke sini. Dia juga ngeluh
- Aduh ini panas ya
- Aduh ini iklim sekarang menjadi semakin buruk ya
- gini gini gini gini
Tapi dia bakar sampah di pekalangan rumahnya gitu. Kenapa? karena dia enggak ngerti sebab akibat. Dia enggak ngerti bahwa panasnya atmosfer bumi sekarang itu gara-gara peningkatan konsentrasi karbon. Dan itu disebabkan salah satunya adalah masyarakat yang suka bakar sampah sembarangan, kan seperti itu kan? Tetapi gara-gara dia enggak ngerti kausalitasnya, karena yang diajarin itu adalah hal yang lain.
Kalau misalkan kenapa bumi sekarang semakin panas ya? ya kan menjelang kiamat ini mah akhir zaman gimana lagi. Ya udah selesai di situ gitu.
Nah ini yang kacau, itu yang pertama yang membuat orang-orang beragama itu ternyata memiliki sumber daya manusia yang rendah.
Lemah
.
Yang keduanya itu adalah kalangan agamawan banyak di antaranya yang menyebarkan paham bahwa
- manusia itu lemah
- manusia itu rendah
- manusia itu bodoh.
Dan itulah doktrinnya, itulah ajarannya. Sehingga misalkan gini kalau misalkan kita berbicara tentang sesuatu misalkan kita harus mendarat ke bulan, misalkan yang seperti itu ya. Ya otak manusia terbatas atuh, kita tidak mungkin bisa mencapainya, ini dan begitu. Jadi manusia itu diajarin untuk bisa ditipu dengan hal-hal yang gaib. Bagaimana caranya? yaitulah dengan melancarkan propaganda bahwa manusia tidak bisa menalar dengan otak yang bagus.
Ingin Kaya
.
Jadi misalkan gini ada Ustaz ada pak haji ada Dukun ada pendeta yang menjelaskan seperti ini,
Kalau misalkan kamu pengin kaya, kamu datang ke Ajengan yang seperti itu. Terus ada orang yang kritis, kenapa kalau datang ke ajengan itu saya bisa kaya?
- kamu ilmunya belum seberapa
- kamu logikanya itu belum sampai ke sana
- Jadi jangan macam-macam enggak usah pakai logika
- ilmu ini adalah ilmu kasyaf
- tidak bisa dicerna dengan logika kamu
- karena logika kamu pada dasarnya terbatas
Doktrin Kelemahan
.
Nah dengan doktrin2 semacam itulah bahwa
- manusia itu lemah
- manusia itu logikanya terbatas
- dan sebagainya.
Akhirnya manusia benar-benar terdoktrin. Dan akhirnya ketika berusaha untuk memecahkan masalah, mereka tidak menggunakan akal dan logikanya. Karena apa? ya karena logikanya terbatas gitu.
Tidak Religius
.
Ini berbeda dengan negara2 yang misalkan tidak mengaku religius. Ketika mereka berhadapan dengan sebuah masalah mereka didoktrin ditekankan bahwa kamu bisa kok. Ayo kamu kan punya ide2 cemerlang kamu kemarin juga bisa bikin itu ...
- kan otak manusia itu sangat hebat
- otak manusia itu sangat kuat
Maka ayolah optimalkan kekuatan otak itu biar bisa memecahkan masalah-masalahnya. Bahkan di negara-negara barat itu yang katanya
- tidak religius yang
- katanya sekuler
itu banyak sekali cerita2 detektif, banyak sekali cerita2 yang benar2 plot twist gitu. Ya karena apa karena permainan logika, permainan kekuatan nalar itu, benar2 dihargai gitu.
- Kamu jenius itu dihargai
- Kamu hebat itu dihargai
Diperlemah
.
Sedangkan yang di sini,
- ngapain jenius?
- ngapain cerdas?
- ngapain apa, emang bisa logika manusia itu menggapai Tuhan? kan enggak bisa.
Nah yang diajarinnya seperti itu biar apa? Biar si kalangan agamawan itu kalau misalkan nipu umat manusia dia bisa melakukannya dengan sangat mudah, gitu.
Jadi bikin ajaran begini begini begini dikritisi,
kamu tahu apa? Logika kamu kan sangat sederhana, sangat rendah. Emang kamu bisa menjelaskan yang begini dan begitu? Orang tentang pencernaan semut saja kamu enggak ngerti...
Kan gitu ya?
Sugesti Kuat
.
Bayangkan aja Baraya. Coba ya kalau misalkan ini sudah ada penelitiannya dan sudah menjadi sebuah pengetahuan umum saya enggak usah pasang referensi pun Baraya pasti sudah tahu bahwa kalau misalkan kita mensugesti
- kepada anak kita
- kepada teman-teman
kita bahwa kamu hebat loh, kamu cerdas loh, kamu kuat loh itu akan mendorong dia untuk bisa mewujudkan kecerdasannya gitu. Jadi didoktrin dan akhirnya tersugesti bahwa saya itu cerdas.
Sebaliknya ketika ada anak misalkan waktu kecil dikatakan
- bodoh lu
- tulul lu
- kurang ajar lu
- bangsat lu
- bajingan apa segala rupa
yang seperti itu maka dia akan mengidentifikasi diri bahwa dirinya memang bodoh tolol bangsat bajingan dan sebagainya, kan seperti itu?
Logika Berpikir
.
Nah sekarang Coba jelaskan orang-orang di Indonesia sejak kecil diajarkan otak manusia itu terbatas kamu enggak akan bisa begini dan begitu dan sebagainya. Ya akhirnya apa? ketika dia dewasa ketika dia besar dia tidak percaya lagi pada logikanya. Ketika dia misalkan berhadapan dengan sebuah masalah dia berpikir untuk minta bantuan pada hal-hal yang lain.
Dan akhirnya apa?
Kalau kalau terjadi bencana alam mereka berpikirnya, ya semoga pemerintah bisa segera memberi bantuan dan sebagainya.
Berpikir Solusi
.
Kenapa enggak pakai logika berpikirnya?, kalau misalkan sekarang di sini banjir Itu penyebabnya adalah curah hujan yang terlalu tinggi ditambah daerah resapan air yang semakin sedikit.
Maka solusinya apa?
ketahuan kan solusinya di situ tapi gara2 sebab akibatnya enggak ngerti kemudian Nalar-logikanya juga tidak dipakai karena sejak kecil didoktrin bahwa dirinya itu logikanya lemah dan rendah dan sebagainya.
Akhirnya apa? akhirnya dia menghadapi masalah dia menghadapi musibah dia tidak berpikir secara logika. Dia mengandalkan orang lain, bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah dirinya sendiri.
Dan akhirnya apa?
- kualitas sumber daya manusianya rendah
- perputaran ekonominya rendah
- inovasi teknologinya rendah
- penghargaan terhadap manusianya juga rendah
dan akhirnya apa?
- kriminalitasnya tinggi
- begalnya banyak
- pemerkosanya bertebaran di mana-mana.
Gitu kan? ya gitu... Tapi silakan kalau misalkan punya pendapat lain sampaikan aja di kolom komentar. Itu yang kedua.
Punya Pelarian
.
Kemudian yang ketiga. Kenapa masyarakat yang mengaku religius itu biasanya
- tidak maju
- tidak inovatif
- tidak berkembang ekonominya
- dan seterusnya dan seterusnya?
Ya karena mereka itu punya pelarian. Jadi gini baraya, saya ada pernah ketemu sama sebuah perusahaan yang enggak maju2. Nah kenapa perusahaan itu enggak maju2 ya kemudian saya ikut salah satu rapatnya di situ. Ketika rapat itu, salah satu anggota yang seharusnya hadir kemudian tidak bisa hadir karena terlambat. Terlambat karena apa? karena macet. Kemudian si pimpinan perusahaan itu ngomong
ya mohon maaf ya sudah ini qadarullah teman kita sahabat kita tidak bisa datang ke sini gara-gara macet. Nah itu masalahnya di situ, jadi pelarian.
Menyalahkan yang lain
.
Jadi ketika ada masalah yang disebabkan oleh manusia,
- dia menyalahkannya pada Tuhan
- atau pada entitas yang lain,
- atau pada sesuatu yang gaib, gitu.
Jadi kalau misalkan datang terlambat gara-gara macet kesalahannya Apa kesalahannya?
- gara-gara dia tidak prepare soal kemacetan
- gara-gara jalan yang terlalu sempit
- mobil yang terlalu banyak
itu masalahnya.
Menyalahkan Tuhan
.
Tapi kemudian langsung aja masalahnya bukan di situ. Masalahnya adalah sudah qadarullah sekarang di mana-mana orang itu mengucapkan Qodarullah dan Insyaallah hanya untuk menyalahkan Tuhan atas kesalahan2 yang dilakukan oleh manusia.
Kenapa untung perdusahaan kita turun ya sekarang? ya ini sudah qadarullah, Bagaimanapun sudah takdir. Kan seperti itu.
Saya ngobrol sama tukang batagor yang ada di satu tempat Mang kenapa ini Teh tukang batagor dari 20 tahun yang lalu begini-gini aja?
- roda nya masih sama
- resepnya masih sama
- pelanggannya masih sama
- tempat jongkoknya juga sama
kenapa bisa seperti itu? Ya Enggak apa2 atuh, uang mah, rezeki mah sudah ada yang ngatur, dan kita mah tinggal usaha aja. Yang paling penting
- kita bersyukur
- kita bertawakal
karena rezeki mah tidak akan tertukar. Bukan gitu ceritanya baraya.
Jadi kalau misalkan baraya kalah, atau baraya salah, Jangan menyalahkan kepada pihak lain. Kalau misalkan baraya jadi tukang batagor kemudian enggak maju-maju ya gara-gara
- enggak ada inovasi di situ
- enggak ada kreativitas di situ
- enggak ada usaha ekstra
untuk bisa memajukan batagornya.
Cacat Logika he Appeal to Heaven:
Merasa tahu pikiran dan perbuatan Tuhan sehingga ia gunakan untuk menjelaskan sebuah kejadian.
Contoh Kenapa kamu jadi PSK? Ya gimana lagi? Tuhan sudah takdirkan saya begini.
Bukan gara2 Tuhan memberikan takdir yang buruk kepada kita. Bukan gara-gara Tuhan menguji kita dengan hal yang seperti itu kan begitu. Jadi dan akhirnya apa? pejabat2 di Indonesia apa kalau misalkan ketangkap korupsi
ya ini adalah ujian bagi kami karena Tuhan telah begini. Setiap kesalahan manusia itu ditimpakan kepada Tuhan. Jadi
- saya kena musibah ya ini ujian
- saya korupsi ya itu mah karena ujian
- saya terlambat datang ke rapat ya itu mah qadarullah
- dan sebagainya gitu.
Akhirnya apa? Akhirnya bangsa itu banyak beralasan untuk pelarian.
Negara Maju
.
Kalau seandainya ya, baraya hidup di sebuah negara yang sekuler, atau bahkan ateis sekalipun gitu ya dan bangsa itu maju misalkan. Dan kemudian baraya terlambat datang ke kantor kemudian dimarahin kan?
Kenapa kamu datang terlambat? ya pak saya nyeberangin nenek-nenek yang mau nyeberang. Pokoknya kamu enggak boleh seperti itu begitu-begitu. Akhirnya apa? akhirnya si pegawai itu karena tidak mau dimarahin lagi pada masa berikutnya
- dia datang lebih awal
- dia prepare terhadap kemungkinan keterlambatan
- dan seterusnya dan seterusnya
Akhirnya apa? ada perbaikan di situ.
Sedangkan kalau misalkan orang yang beragama yang tadi itu. Kenapa kamu terlambat? Qadarullah pak. Ya sudah qadarullah sudah takdir Allah aja. Saya seperti ini takdir Tuhan saja sudah seperti ini. Ya sudah karena yang salahnya itu adalah Tuhan yang menciptakan keterlambatan untuk dirinya. Ya sudah tidak ada perbaikan. Akhirnya apa?
- perusahaan itu enggak maju-maju
- orang itu enggak maju-maju
- sumber daya manusia yang ada di sana juga enggak maju-maju
kan begitu ya?
Jadi please lah berhenti untuk menyalahkan Tuhan. Tetapi pada faktanya kita ini karena ngakunya beragama, jadi setiap kesalahan, kelalaian yang kita lakukan akhirnya Tuhanlah yang bersalah. Ini sudah qadarullah. Kamu datang ke sana ya? ya insyaallah insyaallah gitu padahal enggak gitu. Kitanya gak mau tapi sebutin Insyaallah gitu. Ya sudah selesai semuanya.
Nah kalau misalkan pertanyaannya adalah kenapa negara-negara yang religius itu relatif tidak maju. Ya karena negara-negara yang tidak religius maju itu karena dia tidak pernah menyalahkan sesuatu yang gaib atas setiap kesalahannya. Dan karena itu apa karena itu mereka selalu memperbaiki diri. Sedangkan orang2 yang religius, ya (beralasan) ini mah bukan salah saya. Saya terlambat kan gara2 qadarullah. Ya selesai semua. Video ini juga selesai.
Terima kasih karena sudah menyimak, saya guru Gembul asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Komentar
Posting Komentar