Langsung ke konten utama

Kontroversi dan Intelektual | Catatan Guru Gembul

 

Majalah Bobo
.

Kalau saya itu saya pertama kali kenal 
kata Gembul itu dari majalah Bobo. Ya itu pertama kali pada saat saya belum bisa bahasa Indonesia dan bahasa Jawa itu. Jadi kata-kata Gembul itu dari Paman Gembul itu jadi Saya membayangkan memang guru Gembul itu Paman Gembul yang kemana-mana bawa wortel. 


Guru Gembul ini kalau guru ini sering kata2nya kontroversial sekali gitu. Kenapa? ada pemikiran-pemikiran apa gitu? dari awal sampai sekarang, guru kayaknya Saya harus mengeluarkan statement dari dalam hati saya bahwa ini adalah saya gitu. 


Kontroversi

.

Kontroversial itu sesuatu yang wajar selama kontroversial dalam konteks intelektual. Nah sering jadi masalah itu, kalau kita memperturutkan HAWA NAFSU dengan mengendarai kontroversi itu. SAINS itu penuh kontroversi, apa2 itu penuh kontroversi, apalagi masih dalam tahap penelitian, masih dalam tahap apa itu kan masih banyak kontroversi di situ. Kontroversi itu kan, ada banyak versi kemudian bentur-benturan. Dialektika lah istilahnya, kalau misalkan dalam istilah itu. Karena itu maka wajar-wajar saja selama itu dalam ranah intelektual. 


Otak Berbeda
.

Nah berhubung dengan kok saya harus mengeluarkan seperti itu.  Kita tuh punya OTAK yang walaupun secara garis besar, secara kerjanya sama. Tetapi kan pada detail2 kecilnya itu berbeda satu sama lain.  Jadi sebenarnya semua orang itu pada dasarnya memiliki gagasan berbeda-beda. Jadi kalau misalkan kita di sini ada orang satu agama misalkan. Misalkan Kristen di sini gitu. Walaupun semuanya Kristen Tetapi kalau misalkan mereka ada dalam pikiran, otaknya masing-masing, benaknya masing-masing CARA PANDANG mereka tentang Tuhan, cara pandang mereka tentang takdir, dan sebagainya, Itu sebenarnya beda-beda. Nggak ada yang bener-bener satu gitu. 

Nah maka ketika ada orang yang menyampaikan gagasannya, kok saya beda, kok ini beda ya? Pada dasarnya Sebenarnya manusia juga susah sih seluruh hal sama. Itu kayaknya sih gak mungkin gitu. Otak kita tuh detail-detailnya, detail kecilnya itu BERBEDA. Wajah kita aja beda-beda kalau misalkan wajahnya beda-beda, bentuk tubuhnya berbeda-beda, dan bahkan orang kembar pun berbeda. Ya kenapa kita tidak berpikir bahwa otak kita juga sebenarnya.


Melacak Perbedaan
.dokdes

Pernyataan tadi itu ada benarnya bahwa tiap individu itu berbeda. Ya jelas itu. Jelas individu itu berbeda cara kerja otak orang itu tidak ada yang sama persis, tidak ada. Hanya saja memang kita juga otak kita itu, berkembang untuk melacak perbedaan.


identifikasi itu kan mencari PERBEDAAN 


Otak kita itu otak otak kita itu perkembangan dari saraf binatang-binatang yang lebih purba. Sistem saraf sistem saraf kita berkembang pada yang namanya binatang itu merespon alam lingkungan dan dirinya sendiri dengan cepat. Jadi binatang itu bisa merespon lebih cepat ketimbang tumbuh-tumbuhan juga merespon alam. 


Misalnya tumbuhan terus kemudian ditaruh di jendela. Dia terus kemudian merespon apa dia tumbuh ke arah jendela loh ini kan respon juga respon dari tumbuhan mencari cahaya yang lebih banyak gitu tapi lambat jadi tumbuh-tumbuhan itu tidak bisa jengkol itu ketemu kamu jengkolnya lari kan nggak bisa. Tapi kalau ada bebek, ketemu kamu, lari... itu responya cepet. Itu artinya aku mau dimakan.


Jadi otak kita itu otak kita dari perkembangan saraf awal itu melacak perbedaan untuk menentukan 

Mana yang bisa dimakan, 

Mana yang mau memakan kita,


Itu memang dalam kehidupan kita itu, menentukan Dalam rantai makanan. Kita ada di mana mana yang bisa kita makan mana yang berpotensi makan kita. Nah itu berkembang otak kita itu sedikit perbedaan. itu bisa melihat Bob Sebetulnya saya kamu sama Mas guru. Ini lebih banyak perbedaan, lebih banyak persamaannya ketimbang perbedaannya 

mata kita sama dua kanan dan kiri alisnya sama hidungnya juga sama tetapi dalam waktu 50 nano detik. Dengan sekali lihat aku tahu perbedaannya hip hop sama sedikit itu ada detailnya tadi gitu ya

Jadi kalau pertanyaannya Mas guru tadi hasilnya itu berbeda Iya detail meskipun secara rancangan umumnya sama 

kakinya tangannya dua 

kakinya dua

kukunya juga sama  



karena persamaan itu mudah ditemukan kayak saya jadi nggak berpikir lagi kalau misalkan pak guru ini matanya dua tidak akan pernah saya perhatikan lagi karena itu mungkin sudah menjadi pengumuman sebuah keumuman


otakmu dirancang melacak perbedaan jadi persamaan kamu abaikan. Itu cara kerja otak kita jadi pernyataan tadi bahwa detail-detail otak setiap individu itu berbeda Iya tidak sama persis sekedar kamu suka manis dia suka asem misalnya itu karena otaknya yang berbeda

kamu suka rujak mas gembul suka batagor buka gitu misalkan dibuka otaknya itu ya hampir sama Bentuknya itu ya tapi detail otaknya cara kerja otak konstelasi otak hormonal di otak apa namanya menurut transmisi individu berbeda ini 


kan Kalau Pak Guru mungkin lebih ke arah pendidikan dan pengajaran Bagaimana supaya anak-anak gini gini Pak Guru jujur aja lah gini kalau kita berbicara mengenai Kenapa harus pakai kata Jujur karena kamu sering gak jujur apa pelajaran-pelajaran moral ya pelajaran moral contohnya dulu PMP saya dulu suka ada pertanyaan 

Apabila ada nenek menyebrang apakah yang akan kamu lakukan 

A membantu nenek menyebrang 

B bla bla bla ya pasti dengan otomatis langsung menjawab. 


Tapi tidak pernah ada dari zaman dulu saya ada simulasi gitu begini caranya membantu dan itu kayaknya nggak ada simulasi apa simulasi itu perlu untuk (pembelajaran)



saya gini, Saya pernah dulu waktu sekolah saya membantu nenek menyebrang malah dimarahin. Jadi ceritanya gini saya datang ke sekolah terlambat Kenapa saya membantu nenek nyebrang. Lho kok sampai bikin terlambat gitu soalnya neneknya nggak mau nyebrang jadi setiap saya sampaikan kan itu kan teorinya gitu tapi tidak disampaikan simulasinya jadi saya kan nggak salah-salah amat ketika seperti itu ketika


Pernyataan iBox tadi Mas guru ya memang kalau dianggap jadi persoalan ya persoalan tapi puluhan tahun ya belum 100 tahun ya kita merdeka puluhan tahun kita pendidikan itu tidak dianggap penting memberikan simulasi kepada anak-anak itu tidak dianggap penting jadi sampai akhirnya ya kita diberitahu bahwa yang namanya membuang sampah itu harus di bak sampah tapi nggak pernah simulasi ya sampai tua nggak bisa disuruh antri itu ya orang harus tertib tapi karena tidak pernah di apa namanya dilatih disimulasi juga nggak bisa misalnya patuhi rambu-rambu lalu lintas Tapi sejak kecil kita tidak diajari mematuhi tanda gitu ya padahal itu adalah salah satu dari 6 hukum dasar yang ditekankan


Pada anak-anak di Jepang dan di Eropa 1

saya akan mengikuti tanda dengan cepat Saya akan mengikuti petunjuk dengan

cepat. itu doktrin pertama yang diajarkan. Jadi kalau ada tanda panah ke kiri ya dingin ke kiri, panas ke kanan ya ke kanan. gitu dan itu mereka simulasi. Seminggu tiga kali ngikuti simulasi itu.

Jadi ya sampai sekarang ya jangan heran

kalau di Indonesia itu terus kemudian dilarang masuk ya



GG

dan bahkan saya pernah ngajar Saya pernah ngajar mata pelajaran geografi dalam pelajaran geografi itu ada pelajaran mitigasi bencana alam oke disitu Kalau gempa kita ngapain kalau banjir kita ngapain 

Indonesia itu kan salah satu negara yang paling sering kena gempa tapi setiap gempa kita menghadapi jumlah korban yang sangat banyak Ternyata bukan gara-gara bencananya tetapi juga gara-gara kita bahkan tidak paham tentang mitigasi 


Jadi pas saya misalkan ngadain praktek mitigasi bencana di sekolah itu guru-guru pada kaget Loh kenapa ini Kenapa pada di luar ya kalau misalkan ceritanya nanti ada gempa bumi kan kita harus nanti gimana caranya keluar dengan selamat 

Bagaimana cara menunda kemungkinan dalam tanda kutip ya kematian kena runtuhan apa segala rupa kan sebenarnya sudah ada pelajarannya. Tapi siapa sih diantara kita nih siapa diantara kita yang pernah sama gurunya belajar pas menghadapi gempa kayak gimana waktu di sekolah dan kita jarang ya yang seperti itu wah apalagi padahal itu kan urgen gitu maksudnyaIndonesia itu adalah kawasan bencana kawasan bencana alam bagaimanapun 


yang paling enak tuh Malaysia kan Malaysia enggak kena gempa enggak lempengnya dihalangin sama kita gunung api kenanya sama kita ya semuanya kita yang ini. Nah kalau Malaysia agak di itu ya enggak apa-apa Tapi kalau di Indonesia itu masuk kategorinya urgen gitu untuk belajar hal-hal yang semacam itu akhirnya Kalau misalkan Kemarin saya mohon maaf ya bukan berarti eee mengendarai duka cita.  korban tapi kan di Aceh itu ada sekitar 200 ee ada 200-an lah hampir 200-an jiwa yang meninggal di sana Aceh dan Sumatera Utara seandainya mitigasi bencana sudah disampaikan sejak awal Ada kemungkinan bahwa jumlah korbannya tidak sampai setengahnya dari itu 



Jepang dengan bencana yang kurang lebih sama dengan itu meninggalnya hanya sekitar 23.000 orang gitu dengan tingkat kepadatan yang bahkan lebih padatnya Jepang. Kenapa kita tidak bisa seperti itu karena kita memang tidak diajarkan pada hal-hal yang praktek gitu kita tuh diajarkan pada gagasan-gagasan ide-ide dalam bentuk wacana gitu makanya kalau misalkan dalam beragama kita tuh bukan praktek kita tuh bukan bertengkar dalam hal tindakan kita bertengkar dalam hal Ide ini dalam beragama Jadi kalau misalkan hati-hati itu pemikirannya gini hati-hati itu pemikirannya gitu yang dihakimi itu adalah dalam konteks wacana dan pemikiran kalau misalkan ada nggak sih kalangan beragama yang hati-hati orang itu nggak buang sampah sembarangan gitu kan nggak bahas itu jadi fiqih membuang sampah nggak ada...


Bah itu Karena kita tuh berhenti dalam berpikir berhenti dalam beristirahat jadi ide-ide kita tentang fiqih itu kan di zaman Nabi tidak ada baru ada zaman kemudian karena apa Karena ulama pada waktu itu berpikir bahwa implementasi atau gagasan-gagasan yang dibawa oleh nabi itu harus dibawa di zaman ini makanya muncullah fiqih nah di zaman sekarang implementasi gagasan nabi itu enggak mau dibawa di zaman ini sehingga kalau 

misalkan ada kontroversi soal riba

misalkan soal narkoba 

dan sebagainya pendapat yang diambil itu adalah pendapat ulama abad ke-8 abad ke-9 abad ke-10 gitu. Nah criticalting kita kemampuan Dan keberanian kita untuk berpikir berijtihad itu dihalangi bahkan ketika saya ngomong seperti ini banyak yang komplain ini ijtihad

Siapa dulu tergantung orangnya. Oh bisa atau enggak jadi akhirnya siapa nih 



Pernyataan atau yang disampaikan Mas guru tadi itu banyak hal yang perlu dicermati, kenapa? kita itu perlu latihan gitu ya menghadapi suasana situasi kritis itu perlu Kenapa?  

Ini manusia ya dalam sejarah evolusinya itu tidak dirancang untuk bekerjasama dalam jumlah yang besar. Manusia itu paling banter bergerombol itu 50 itu cenderung pecah. Manusia manusia itu di angka 50 itu Mereka cenderung pecah itu seperti tanpa bahasa, ya tanpa bahasa

 seperti serigala. srigala itu kalau sudah di angka 15 gerombolan Serigala itu dia cenderung pecah menjadi dua gerombolan.

Itu adalah yang namanya suar intelligent atau kecerdasan bergerombol, kecerdasan bergerombol tiap spesies itu berbeda gitu. Manusia itu secara evolusioner tidak dirancang untuk bekerjasama dalam jumlah yang besar.

 Manusia bisa bekerjasama dalam jumlah yang besar tanpa saling mengenal itu gara-gara bahasa, gara-gara narasi maka itu kecerdasan bergerombol manusia ini sangat fragil gampang rusak. Yang seperti disampaikan tadi mitigasi bencana itu dalam artian kecerdasan bergerombol pada saat terjadi titik kritis itu tidak kemudian pecah gitu. 


Kalau semut, kita lihat semut semut itu memang secara evolusioner memang dirancang untuk bergerombol dalam jumlah yang besar makin banyak semut itu berkerumun dia makin cerdas, makin bisa menghancurkan lawan-lawannya, gitu.


Manusia itu tidak itu semut baris itu kita acak-acak itu sebentar lagi dia menyusun barisan lagi karena itu kecerdasan mereka manusia tidak dirancang untuk itu makanya manusia itu kalau dalam jumlah yang besar ada sesuatu mereka misalkan gempa tadi itu kebakaran mereka itu bukan mati karena kebakarannya mereka saling bunuh saling menginjak gitu makanya. Kemudian pada saat seperti itu dilatih itu jadi ya misalkan di pesawat itu ada kalau ada apa namanya apa situasi darurat itu ada petunjuknya gitu Tapi kalau kita tidak pernah latihan ya nggak bisa contohnya di Jepang ya ini


di Jepang itu Meskipun tidak ada gempa Adakalanya mereka membuat gempa palsu latihan latihan Jadi mereka ada sirine itu terus kemudian ini ini ada apa bahaya tsunami mereka meninggalkan tempat kerjanya menuju bangunan yang tahan tsunami dia di situ terus kemudian 5 menit kemudian dikasih tahu ini latihan 


Ya silakan kembali ke tempatnya masing-masinghal itu adalah dalam rangka latihan. Kalau ada gempa beneran sudah terbiasa gitu.

Nah di sini kalau ada gempa yang dilakukan pertama kali adalah Buset gempa gitu ya jadi tidak mencari keselamatan itu adalah mitigasi tadi adalah bagaimana dalam suasana kritis itu kita otomatis ngikuti dan itu latihan gitu sama Tadi latihan buang sampah latihan nyebrangi orang itu dengan dengan simulasi kalau nggak simulasi nggak bisa betul kamu betul-betul tapi 


dan ini kang, yang tadi itu mentalitas kawanan itu atau gerombolan itu Itulah yang pada akhirnya menghasilkan banyak sekali karakteristik-karakteristik kehidupan kita termasuk juga ada kaitannya dengan kemunculan-kemunculan kepercayaan-kepercayaan jadi misalkan yang yang mentalitas kawanan itu bahkan kita tuh harus ada dalam satu gerombolan satu kelompok sebab naluri kita memang berpikir untuk bisa bertahan hidup dan bagaimana cara kita bisa bertahan hidup adalah dengan berkelompok semakin besar

kita bukan semakin besar ketika kita berkelompok maka kesempatan kita untuk dimangsa sama hewan lain menjadi semakin

kecil jadi kan rumusannya kalau misalkan kita satu orang ketemu sama singa maka

kemungkinannya adalah 100% kita dimakan sama singa kalau satu singa dan kita ada

10 orang kemungkinannya hanya satu berbanding 10 kita bahkan singa tapi kalau misalkan kemudian kita bahas satu

sama lain ketika kita berbahasa satu sama lain kemungkinannya kita bisa mengalahkan singa lebih besar lagi

karena bekerja sama itu. Nah tetapi kerjasama itu hanya bisa terbentuk dengan adanya otoritas jadi Ternyata bukan hanya bahasa saja tapi otoritas jadi mau otoritas itu mau kemudian nanti kepercayaan kemudian kepatuhan kemudian nanti muncul nasionalisme dalam versi yang nanti ya belakangan yang jauh sekali dan sebagainya Itu juga sebenarnya adalah dalam hal yang sangat sederhana bahwa kita sebenarnya adalah ingin untuk bertahan hidup gitu dan ingin bertahan hidup akhirnya memunculkan bahasa memunculkan atas segala rupa gitu kan 

Otak kita tuh sebenarnya juga pintar-pintar amat kalau enggak ada bahasa sih yaa. Jadi otak kita tuh otak kita tuh cerdas tuh gara-gara kita akumulatif gitu Jadi kalau misalkan kita disimpan di hutan belantara sendirian gitu terus kita disuruh bikin Palu sendiri kan kita nggak punya kemampuan untuk bikin Palu nyari logamnya Gimana caranya melebur logamnya kita nggak tahu kita baru bisa tahu seperti itu ya setelah kita otak kita berakumulasi jadi baju akang itu yang dipakai itu. Jadi baju yang akan gunakan itu kan sebenarnya adalah baju yang ditemukan oleh Ribuan Orang sepanjang sejarah jadi ada orang yang berpikir tentang bagaimana menemukan kapas ada orang yang berpikir kemudian Bagaimana cara mengeksploitasi orang untuk bekerja di

bidang tekstil ada orang yang berpikir tentang bagaimana caranya mengubah listrik menjadi energi mesin tenun apa segala rupa ada jutaan orang yang


terlibat hanya untuk bikin kaos seperti itu gitu dan otak manusia secara individu kayaknya enggak mungkin bisa bikin kayak gitu gitu kan


kita tuh otak biologis aja ini kalau yang namanya kecerdasan yang


namanya kecerdasan kita mengacu kecerdasan kehidupan ya yang namanya kecerdasan Apakah kecoa punya kecerdasan

punya punya cerdas untuk bisa terbang 


Jangankan gitu apakah pohon cemara punya kecerdasan punya

apakah pohon belimbing punya kecer dan punya gitu kecerdasan individual itu

adalah bagaimana satu individu itu bisa mempertahankan kehidupannya selama yang dimungkinkan itu kecerdasan individu ini kehidupan ya gitu


Nah yang disebut yang disebutkan Mas guru tadi pengetahuan kognitif kita pengetahuan kognitif dan

kecerdasan kognitif kita itu adalah kecerdasan akumulatif. Memang iya gitu Jadi kalau secara individual sangat mungkin hampir pasti bahwa individu manusia per manusia sekarang homo sapiens ini kalah jauh iq-nya dengan nenek moyang kita pemburu pengumpul kalah jauh gitu ya kalau misalkan kan sekarang kalah jauh.



misalkan bicara pendidikan anak-anak sekarang itu punya banyak sekali sumber kebenaran di luar dari omongan gurunya

atau orang tuanya nyari nyari-nyari sendiri gitu nah gimana caranya supaya

anak-anak ini tahu gitu dong Maksudnya merespon seperti memang

seharusnya dia merespon dengan baik gitu loh karena bisa aja dia banyak nggak sih

kayak gitu pak guru sekarang belum tentu bener semua kan tapi

banyak-banyak sekali suggestion mengenai apa yang harus kebenaran gimana ya yang harus diketahui Sama anak-anak



Saya juga kemarin dikritik sama seseorang pak guru Saya tahu Anda bacanya dari Google anda itu ternyata guru Google kelihatan aja sok pintar padahal bacanya dari Google gitu nah harus dipahami bersama bahwa 

Google itu bukan sumber pengetahuan Google itu adalah Ai untuk

mencari sumber jadi itu heristik 

Jadi heuristik dipermudah dengan menggunakan Google jadi di dalamnya itu ada jurnal di dalamnya itu ada media ada tulisan wartawan ada penulis novel Ada apa segala rupa adanya di situ nah jadi ketika kita misalkan membaca Google kita tuh bukan membaca Google kita tuh membaca informasi yang bisa kita temukan di Google itu pencarian itu 


Nah karena sekarang anak-anak itu dibanjiri oleh pengetahuan sekarang itu pengetahuan itu udah terlalu lebay bahkan pengetahuan yang tidak kita butuhkan secara komunal misalkan itu tersedia di situ nah jadi yang paling penting sekarang itu bukan menjadi orang pintar kalau misalkan yang dimaksud dengan pintar itu adalah banyaknya informasi dalam benak kita tuh sekarang udah nggak istimewa lagi dalam konteks itu karena yaitu kecerdasan akumulatif jadi ini

sebenarnya sudah pernah disampaikan juga sama, Ibnu Rush jadi Ibnu Rush itu dulu pernah mengumpulkan jadi dia dia bikin komentar tentang kritik terhadap komentar dari bukunya


Aristoteles di anime yang kata Pak ini dikomentari sama Ibnu Rush kemudian Ibnu Rus Itu menjelaskan bahwa di masa depan otak akumulatif manusia itu sudah

benar-benar menyatu gitu 


Nah penyatuan itu otak akumulatif itu adalah dari internet nah internet itu menyimpan segala informasi-informasi bahkan yang tidak kita inginkan bahkan yang tidak kita kehendaki dan tidak kita tidak sadari orang dari belahan dunia yang mana pun menyimpannya di situ 

Nah jadi yang paling penting Sebenarnya bukan menjadi pintar dengan banyaknya informasi dalam otak tetapi Bagaimana cara kita memverifikasi data itu Apakah benar atau salah dan kemudian menggunakannya secara bermakna Jadi kalau misalkan kita menemukan informasi yang berbeda dengan guru belum tentu gurunya salah belum tentu gurunya benar yang paling penting itu apa 


guru tolong sampaikan kepada guru-guru di seluruh alam semesta 


ajari atau latihan anak-anak itu untuk melakukan verifikasi kalau informasi itu


banyak tahu dari mana bahwa ini itu benar atau salah gitu Tahu dari mana bahwa penampakan alien itu di sini itu

memang bisa terbukti atau tidak tahu dari mana bahwa hantu yang ada di sini itu memang benar-benar penampakan atau cuma tetangga lewat dan sebagainya itu kita harus belajar verifikasi jadi dalam metodologi ilmu itu 


Nah ini kan di dalam metodologi ilmu itu kita tuh bukan hanya tahu gitu. Kita tuh harus bener-bener masuk dalam kategori bahwa kita bisa memilah 

mana yang benar mana yang salah 

mana yang akurat mana yang tidak 

mana yang valid mana yang tidak 

dan lain sebagainya gitu


Jadi karena guru-guru sekarang itu juga jangan egois dalam artian, Banyak guru-guru yang bilang jangan belajar dari Google itu kan belum tentu salah ya. Memang belum eh belum tentu benar ya belum tentu benar tapi belum tentu belum tentu salah juga. Karena itu bukan bukan ditolak atau diterima. Google itu tetap diajarkan kepada anak-anak, karena sekarang itu post-ruth gitu.


Kita bahkan bahkan Pak Mahfud MD Kemarin kena prank kena hoax dan itu langsung di-share di medianya di Twitter. Itu sekelas Pak Mahfud MD, bukan berarti merendahkan beliau tetapi betapa post -truth nya, betapa sekarang informasi-informasi yang berkembang itu sulit sekali untuk bisa dikendalikan. Karena itu ajari dan latih itu setiap anak-anak untuk 

Bagaimana cara memilah

mana yang benar dan mana yang salah 

sedikit lagi Pak.


Jadi kemarin juga kan dikomplain, ketika saya menyampaikan berita tentang satu wilayah belahan di bumi. Saya dikritik Kenapa itu sumbernya dari Kristen Kenapa sumbernya dari Yahudi itu saya cantumkan di situ.

Ini sumbernya kalau dari misionaris itu. Iya saya bilang bahwa kalau misalkan kita mau mengetahui segala sesuatu salah satu dalam metodelogi ilmu itu adalah bahwa kita harus mengkonfirmasi setiap pernyataan dan klaim dan konfirmasi itu artinya minimal dua pihak kan begitu nah tapi kan kita pengennya kalau kita pengen berpengetahuan itu adalah bahwa kita tuh pengennya priori gitu Saya punya pendapat seperti ini lalu seluruh buku yang saya cari semua artikel yang saya cari harus yang sesuai dengan apa yang saya yakini sebelumnya juga tidak menyalahkan Sebagian besar orang atas hal ini cuman maksudnya kalau mau beradu argumentasi dalam konteks ilmiah maka kita harus hilangkan apriori itu kan


kita di desain untuk membedakan yang benar dan salah tadi Ya

memang tidak dirancang untuk melacak atau membedakan antara benar dan



salah otak kita itu lebih mencari pembenaran ketimbang kebenaran karena cara kerja otak rasional kita cara kerja otak rasional kita itu memberi alasan kenapa otak emosi kita seperti itu misalnya ya Jadi kita itu kamu senang lukisan itu senang dulu baru alasannya belakangan


Jadi otak kita otak rasional kita pada umumnya lho ya itu lebih bekerja seperti pengacara ketimbang sebagai Hakim kalau Hakim itu mempertimbangkan kejadian-kejadian-kejadian-kejadian memutuskan yang benar mana yang salah kalau pengacara itu membela kliennya. Otakmu juga gitu otakmu itu membela otak rasionalmu membela keyakinanmu Bagaimana supaya keyakinanmu itu rasional meskipun keyakinannya ngawur-ngawur nggak apa-apa yang penting siap mempunyai alasan-alasan logis itu logis itu belum tentu rasional yang disampaikan oleh Mas guru tadi adalah sekarang ini di era yang namanya pengetahuan ilmiah itu sudah jauh di atas itu ada komunitas-komunitas yang mengabaikan Bagaimana memahami itu apa adanya itu makanya sudah lama sih gitu sejak zamannya platu kita ini kan sudah keracunan kita itu keracunan epistemologis melihat itu tidak melihat apa adanya melihat bagaimana seharusnya nah saya sendiri saya sendiri itu mencoba lebih ontologis ketimbang epistemologis


Saya tidak menyalahkan misalnya guru-guru Indonesia itu terus tidak ngajari apa namanya critical thinking gitu karena bagi seluruh orang Indonesia ini bahaya bukan hanya gitu mempertanyakan keyakinannya.

Sementara kekuatan keluargamu itu kamu bangun atas dasar keyakinan kalau kemudian seseorang anak itu mempertanyakan Keyakinan itu itu bahaya sementara di komunitas yang lain hal-hal yang seperti itu memang diterima sekedar mempertanyakan kamu itu bener bapakku apa ndak itu nggak marah kamu bener bapakku apa ndak bapaknya ya bilang ya belum tentu sih tapi ini ya kamu sebagai anaknya Bapak itu levelnya iman kalau saya mau membuktikan bahwa lebih baik lagi pula ya Kalau seandainya kamu terbukti bukan anak biologisnya bapak nggak ada yang berubah orang kamu dari kecilku gendong-gendong gitu itu adalah bagaimana saya memahaminya itu ontologis kalau saya itu melihat guru-guru di Indonesia itu tidak mengajarkan critical thinking bahkan critical thinking itu pelajaran atau subjek yang perlu dihindari di Indonesia bukan berarti bukan berarti Orang Indonesia itu lebih jelek enggak ya enggak kritis aja pikirannya gitu nggak kritis nah yang disoroti oleh Mas guru Gembul ini adalah verifikasi verifikasi itu memerlukan

Bagaimana anak itu dilatih untuk memverifikasi kalau dia tidak diajari dari kecil untuk itu adalah poin tapi sekali lagi ya saya itu berpegang pada konsekuensi karena kita itu tidak diajari critical thinking sebagai subjek pelajar Ya sudahlah terima aja hasilnya seperti ini gitu 


Kenapa ya kurang maksudnya gini sering dulu dok apalagi bukannya apa-apa. Ya pelajaran agama lah hampir-hampir ketika kita sudah menyentuh kepada Kenapa ada 

Kenapa 

banyak kenapanya 


percaya aja dulu sebelum kita melihat dari sisi kesehatan mental dari ilmu kesehatan mental health yang namanya spiritualisme itu sehat Kalau kamu nggak share tentang spiritualisme ke orang lain jadi dari tadi saya menahan ini ngomong soal agama ini kenapa karena ini ruang publik pada saat kita berbicara tentang spiritualitas kita pandangan atau konsep spiritualitas saya ke ruang publik itu tidak sehat Jadi yang namanya sepanjang spiritualitasmu itu kamu jaga untuk dirimu sendiri itu sehat dalam tataran ilmu kesehatan kalau ilmu yang lain

kita bisa nanya lagi 20 kayak gitu karena hampir semua agama ya kalau ada

udah share terus yang lainnya ngikut keagama dia itu punya

kebanggaan tersendiri kayak aku membawa satu lagi mental gerombolan

ini ya ada perilaku-perilaku yang lebih sehat gini salah satu contoh gini



kemampuan gerombolan kemampuan gerombolan ini sejak Wilson juga sudah

sudah melihat gerombolan itu memang dilatih untuk menyerang gerombolan lain

kalau dia itu kekurangan. gitu ya, ini relevan pada saat Sumber daya itu terbatas. Sekarang sejak paruh kedua abad ke-20 Sumber daya itu sudah melimpah jadi tidak relevan lagi kita menyerang gerombolan lain gitu


Makanya sekarang itu bagaimana kita itu bekerja sama masing-masing komunitas

makin besar kita bekerja sama makin efektif dan makin efisien kita bekerja 


nah sehingga ajaran-ajaran atau kebiasaan-kebiasaan menyerang itu sekarang sudah tidak relevan lagi gitu nah sekarang bahkan kemarin ya pada saat pertemuan j220 kita sekarang tidak berkompetisi ya kita berkolaborasi jadi antar negara itu sekarang kita sudah tidak lagi bersaing tapi bekerja sama Kenapa itu yang kita anggap untuk bersama-sama bisa memperpanjang masa hidup manusia di permukaan bumi ini cepat atau lambat manusia itu akan punah.


Tapi bagaimana kita itu bisa bertahan

lebih lama gitu menurunkan entropi itu lebih rendah itu entropi lebih rendah itu bisa kita capai kalau kita kerjasama dalam jumlah yang lebih besar gitu sehingga sekarang isunya adalah

kolaborasi alih-alih tapi saya ada ini jadi ngomongin karena Bapak ini jadi serem juga nih


---

jadi ya terkait dengan tadi itu jadi ada orang-orang di belahan dunia yang sumber

dayanya sangat terbatas airnya sedikit tanah yang bisa bercocok tanam disitu jumlahnya sangat sedikit Katakanlah

mereka adalah orang-orang yang hidup di gurun orang-orang yang hidup di gurun itu gampang sekali untuk menumpahkan darah dan gampang sekali untuk berpecah belah karena sumber daya mereka itu sangat sedikit Jadi mereka itu terbiasa untuk berkelompok dengan ikatan yang sangat kuat untuk dibenturkan dengan kelompok yang lain karena sumber daya yang bisa menopang kehidupan mereka itu sangat sedikit.

Dan waktu itu itu dianggap nilai yang bagus 

kesatriaan itu adalah masalah karena sumber dayanya sedikit dan ininya, banyak gitu jadi orang yang ingin hidup di sana dan mempertahankan hidupnya di sana banyak sedangkan sumber dayanya sedikit setidaknya yang bisa dieksploitasi di zaman dulu gitu kalau zaman sekarang ya sudah tidak nah itu kalau misalkan beratus tahun beribu-ribu tahun mereka berpikir dengan cara yang sama seperti itu maka mereka di masa depan juga susah untuk bersatu yang lebih parahnya lagi adalah ketika mentalitas seperti itu masuk ke wilayah Indonesia yang sebaliknya masyarakatIndonesia itu adalah masyarakat yang sangat tidak suka konflik karena mereka tidak punya alasan yang kuat untuk

berkonflik jadi kamu Kamu jahat kamu pergi dari sini lah kalau pergi di sana

tetap dapat air tetap dapat makanan tetap dapat hewan buruan 

Nah jadi orang Indonesia tuh nggak takut karena dari itu maka salah satu sastrawan besar di Indonesia itu menyebut bahwa orang-orang Indonesia itu hipokrit munafik ber lidah dua gitu karena apa Karena takut konflik kita tuh sangat takut untuk konflik takutnya jadi kita tuh gak enakan nggak mau nyebut sejujurnya kepada orang lain nggak mau berterus terang 


Nah jadi mentalitas seperti ini di Indonesia dan mentalitas seperti itu di gurun itu yang tadi Pak bilang gak ada yang baik nggak ada yang buruk ini hanya masalah kita berbeda gitu Dan kalau misalkan yang dari sana pindahin ke sini yang dari sini pindahin ke sana itu akan memunculkan

memunculkan Chaos sosial gitu yang cukup kuat karena memang secara mentalitasnya

yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan biologis itu ya sudah berbeda kita itu challenge and response itu ada ada tantangan alam yang kemudian kita harus hadapi tantangan alam setiap kawasan setiap wilayah itu berbeda-beda dan karena itu budaya masyarakat yang merupakan respon itu juga pada akhirnya berbeda-beda


nah ini untuk untuk standpoint

langkah awal itu langkah awal untuk menurunkan entropi jadi di bukunya

Steven pingker mengenai bab 1 itu mengenai entropi

intropi itu bagaimana kita menurunkan kekacauan dalam satu yang namanya sistem 


semakin besar sistem kekacauan itu

kecenderungannya makin gede gitu memerlukan energi yang besar untuk menurunkan entropi menggambarkan dengan bagus 

Bagaimana menurunkan entropi itu membuat kita jadi lebih sehat kita menjadi lebih kaya kita menjadi lebih sejahtera gitu ya pada saat membayangkan tadi ada satu gerombolan yang kacau Kenapa karena sumber energinya sedikit 


supaya dia mendapatkan sumber energi dia ngambil dari kelompok lain itu dalam artian dia menurunkan entropi dikelompoknya mengambil energi yang lain.


Agenda manusia di abad ke-21 itu sudah berbeda hanya saja tidak menghalau tidak memberikan penekanan pada menurunkan entropi itu dengan menambahkan jadi bagaimanapun karena memang atom-atomnya makin mengacak gitu jadi dan ketidakteraturan itu bisa menurun kalau kita menyerap energi itu adalah satuan ketidakteraturan satuan jadi ini ini Hukum Termodinamika kedua 


Kalau kita belajar Hukum dinamikanya Newton itu entropi itu ada istilahnya. Nah persoalannya adalah banyak nilai-nilai moral yang menekankan kita harus berkompetisi

zaman dulu ketika masyarakat masih ketika masyarakat berhadapan dengan tantangan yang berbeda moral itu terbentuk dan karakteristik dari moral itu kan antar generasi jadi ketika zaman berubah belum tentu moral ikut berubah sesuai dengan ini pernah


ndak usah jauh2, ndak kamu mendengar jangan ditemenin itu itu nanti tempatnya di sonono gitu mereka bukan termasuk golongan kita lho itu sudah membuat garis persaingan sekali lagi pada saat kita dalam ruang publik terus kita membicarakan keyakinan kita spiritualitas kita itu tidak sehat Jadi spiritualitas itu akan sehat kalau itu keep it for yourself itu itu adalah menurut ilmu kesehatan mental sekarang jadi kalau kita mencari relevansi dalam kehidupan yang kita temukan PARADOKS tadi kesimpulan


Nih ya kesimpulan tidak banyak orang Indonesia yang mempunyai stand point atau point office atau sudut pandang seperti Mas guru ini tetapi bukan berarti dia gila bukan cuman beda aja dalam dalam masyarakat masyarakat

tertentu ini yang waras

saya menganggap bahwa konsekuensi yang saya terima dengan saya berperilaku

seperti ini ya nggak papa saya terima jadi Kesimpulannya adalah dalam satu komunitas dengan komunitas lain sangat

mungkin nilai yang diambil itu berbeda gitu nilai loh ya nilai dan kalau kita

berpegang pada nilai yang kita temukan adalah paradoks 



Salam sehat salam sejahtera salam

bahagia jangan lupa subscribe inside over Brain Terima kasih Mas guru atas

kedatangannya keren-keren


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Masalah Pendidikan - Catatan Guru Gembul

  Guru Gembul . Berikan tepuk tangan untuk Bang guru gembul. Emang tinggal di Bandung?  Tinggal di Bandung, saya kan? orang Bandung.  Kirain sudah berkarir di Jakarta.. Saya itu dulu suka main PS. Jadi si avatarnya di dalam PS itu kalau bikin  orang gitu, buat diberantem2in, itu namanya GEMBUL apa gitu. Sedangkan  Gurunya karena guru?  Gurunya  karena saya profesinya  dalam tanda kutip ya, adalah  guru. Sampai sekarang masih mau ngajar?  MASIH..kemarin aja saya ngajar di sekolah.  Tapi itu tetap seperti guru-guru di SD Negeri atau apa? atau gimana? Guru honor  tidak tetap sih. Guru Honor, spill donk... gaji berapa sih? guru honor sekarang berapa?    Iya sekitar 900ribu sampai sejutaan, sebulan. K alau yang temen-temen saya itu bisa sampai 150.000  ada yang 200ribu. Ada juga yang bertahun2 gak dapat? jadi ikhlas aja makanya ya?  Sensasi . Makanya di sini tuh di negeri kita tuh.. Jadi ada orang-orang yang cari sensasi bikin kerusakan moral dan  lain-lain itu gajinya gede banget. Guru tu

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp