Langsung ke konten utama

Buku dan Kehidupan - Guru Gembul

 

Baca Buku
.

Sebenarnya ada rumusan yang sangat sederhana. Kalau misalkan gak suka baca buku ya gak papa, gak usah dipaksain. Karena pada dasarnya kita melakukan aktivitas itu, melakukan kegiatan2 atau kebiasaan2 tertentu itu karena menurut otak kita, itu penting untuk kita lakukan. Jadi misal


Anak Cowok
.

Waktu kita kecil, cowok2 tu, pasti lari2, main bola, kucing2an sama temen2nya. Gak usah disuruh pun pasti melakukan itu, karena si otak mengidentifikasi bahwa kita sebagai laki2 nanti dewasa itu pasti akan bersaing, pasti akan kejar2an, pasti harus tahu kalau melakukan kecurangan disini, nanti dimarahin temen, kalau tidak... ikut peraturan berarti baik2 saja dan sebagainya. Karena waktu dewasanya, otak kita mengiranya kita itu akan bersaing, dan berkooperasi seperti itu maka kita didorong untuk melakukan itu. Kita gak tahu kenapa kita suka bermain. Karena otak kita itu sehat, kita tahu otak kita itu di masa depan membutuhkan itu. 


Anak Perempuan
.

Anak perempuan, tanpa dipaksa pun dia main masak2an, tanpa dipaksa pun dia main barbie2an, karena si otaknya sadar bahwa di masa depan ketrampilan2 itu dia butuhkan. Sehingga waktu kecil dia terlatih untuk itu, kalau masih sehat. Termasuk juga baca buku, itu ketika si otak sadar, di masa depan kita membutuhkan ilmu2 disitu. Kan ketika kita baca buku, sebenarnya kita itu mencoba meminimalisir, kesalahan2 yang mungkin kita lakukan ketika menjalani hidup. 


Cara Kerja Otak
.

Saya mau misalkan mau beternak lele, karena beternak lele menurut otak saya itu diasumsikan akan membuat saya kaya. Maka saya akan otomatis akan terdorong untuk membaca buku tentang cara beternak lele, bahkan ketika tidak ada orang yang merekomendasikan. Ketika otak kita masih baik2 saja, polanya seperti itu. 

Polanya (misalnya) di masa depan, saya ingin jadi presiden, maka di masa ini saya akan bergaul dengan orang yang dekat dengan presiden, saya akan dekat dengan universitas yang berhubungan dengan presiden, saya akan membaca buku yang berhubungan dengan presiden. Itu otak bekerja kan seperti itu. Jadi kita itu suka membaca karena dorongan otak yang masih baik2 saja. Ketika si otak memang mengira kita akan membutuhkan itu di masa depan. 


Seru dengan Sejarah
.

Saya baca al kitab itu seru malah, karena sejarah. Saya sekalian bisa ngebayangin apa yang terjadi di mesopotamia kuno, israel kuno, sebagian mesir kuno, wilayah levant kuno. Misalkan disitu saya membayangkan gunung2, lembah2, sungai2, apa segala rupa itu jadi penghiburan. Saya bisa membayangkan seandainya saya bisa di sana di zaman itu dan pada waktu itu. 

Kalau misalkan kita berwisata, tempat itu kita hanya menemukan tempatnya. Tapi kalau kita membaca tentang tempat itu, kita bisa menghidupkan imajinasi kita. Imajinasi kita itu lebih enak. Untuk kebanyakan orang, khayalan kita itu lebih enak daripada dunia realita. Nah misalkan di dalam kitab suci yang lain, misalkan di dalam purana2 hindu, kita terbawa masuk suasana, lokasi, dan waktu di daerah situ. Makanya salah satu fungsi dari sejarah itu adalah rekreasi. Dimana kita bisa berekrasi tentang masa lalu. Ada janji dari para pengembang AI bahwa nanti di masa depan, ketika kita membaca sejarah, itu tidak membaca sejarah seperti ini. Tapi kita masuk ke dunia tiga dimensi, dan kita hidup disitu. Kita melihat kanan kiri ternyata orangnya sudah dalam baju yang seperti itu, dan bangunan yang seperti itu, katanya seperti itu. 


Pinjam Otak Orang Lain
.

Informasi itu, kalau misalkan kita masuk ke dalamnya, kita itu ada potensi terjebak di dalam itu. Jadi kita hanya bisa keluar, setelah kita membaca lebih banyak buku. Jadi satu kelemahan, kalau itu bisa dianggap sebuah kelemahan, jadi ketika kita baca buku, sebenarnya ada potensi kita itu masuk terjerembab, karena membaca buku itu MINJEM OTAK ORANG LAIN. 

Jadi misalkan kita gak tahu sejarah propinsi banten, kita gak tahu. Nah ketika kita baca sejarah propinsi banten, kita akhirnya dibawa masuk kesitu. Nah kalau misalkan kita udah berhenti aja disitu, stag disitu, maka kita gak akan keluar selamanya, tetap akan disitu. Makanya ketika ada orang yang mengatakan bahwa SAYA TERCERAHKAN dengan buku2 TAN MALAKA, saya tercerahkan dengan buku2nya KARL MAX, saya tercerahkan dengan buku2nya misalnya satre, itu bukan tercerahkan,n itu tergelapkan. KARENA artinya dia tidak bisa keluar dari situ. 


Makna Tercerahkan
.

Jadi misalkan ketika akang saya tercerahkan dengan guru gembul, itu tergelapkan artinya. Berarti terkerangkeng di dalam dimensi itunya. Nah gimana caranya, agar akang bisa keluar dari situ? kalau akang mau tetap disitu tidak jadi masalah. Nah kebanyakan orang itu lebih memilih untuk terkerangkeng dalam satu ide2 besar, sebagian besar. Tetapi ketika saya ingin lepas dari situ, akang keluar, akang cari buku yang lain, cari ide gagasan yang lain, yang nanti pada akhirnya akang bisa secara mandiri dan secara independent, bisa memutuskan 

  • mana yang bagus dan mana yang tidak, 
  • pada bagian mana ini lebih bagus, 
  • pada bagian mana ini lebih bagus. 
  • Pada bagian mana ini bisa kita ambil untuk kehidupan sehari2, 
  • pada bagian mana ini saya gunakan untuk onani intelektual saja. 

Pada bagian mana? nah itu kita pilah2 seperti itu. Nah itu, hanya bisa kita ambil kalau kita punya buku2 pembanding, atau ide2 pembanding. Kalau misalkan kita yang tadi itu... 


Pembanding
.

Kalau saya baca buku disini nanti takut murtad, ya enggak... karena saya punya banyak pembanding untuk itu. Dan saya akhirnya secara independent, bisa memutuskan mana yang cocok dan relevan untuk otak saya dan kehidupan saya, dan mana yang tidak. Jadi saya baca al kitab, sampai total, sampai akhir. Purana 18 biji saya baca, termasuk yang paling kontroversial, seperti baktisa purana. Saya selesai semuanya.. Weda untuk sebagian kan dilarang untuk dibaca, dan memang di indonesia tidak tersedia, tetapi potongan2 itu, cuplikanya itu pasti saya baca juga. Dan nanti apakah saya bisa berbaur dengan... ya saya berbaur dengan masa lalu, dengan spiritualisme, dan apa sebagainya.  Saya ambil semua yang baik darinya, dan saya tidak khawatir tentang kondisi sesudahnya. 


Kawasan Utara
.

Orang2 yang tinggal di kawasan utara, kan sebagian besar membangun peradaban kita itu di kawasan utara. Jadi peradaban2 kita itu mesopotamia kuno, mesir kuno, rumawi kuno, china kuno, india kuno, itu ada di kawasan utara katulistiwa. Karena mereka di kawasan utara katulistiwa, maka mereka bener2 tergantung pada peredaran matahari. Dan mereka bener2 bisa mengamatinya, karena matahari itu kadang2 tepat dikepala kita, kadang2 di ujung, kadang2 jauh banget di ujung. Nah pas di ujung banget, itu dingin banget kita. Pas dekat, musim panas, akhirnya dihitunglah, pas ujung banget... itu dihitung pas jauh bikin pengeukurnya jamnya, mereka seneng, matahari sebentar lagi kesini. Makanya yang pas (mulai kembalinya  matahari dari jauh ) itu, satu januari. Karena itu titik balik terjauh matahari. Nah tanggal 25 itu yang paling ujung, paling akhir, dan januari berangkat mendekati. Itu berhubungan dengan pertanian. Karena mereka itu sangat tergantung pada musim, apalagi misalkan orang mesir kuno gitu, kan mereka harus bener2 bisa menghitung kapan akan terjadi banjir, dan kapan akan surut. Sebab kalau misalkan mereka gagal satu minggu aja meleset misal. Jadi mereka pas nanam, eh banjirnya belum habis.. kan jadi habis tanamanya. Jadi mereka itu harus bisa bener2 menghitung peredaran matahari itu. Nah peredaran matahari itu pada akhirnya menjadi sakral, menjadi sesuatu yang sangat penting. 

Oke, setelah dihitung matahari itu dari ujung sana ke atas kepala kita dan balik lagi kesana itu ternyata 365hari, lalu mereka hitung. Bulan purnama berapa kali tuh, selama satu tahun itu. Ternyata 12 Bulan. Jadi dihitunglah 12 bulan. Setelah itu, ternyata juga bulan itu mengalami siklus, dari tipis sekali makin menebal2 jadi bulan purnama, terus tipis lagi, dihitung lagi berapa lama itu? sekitar 29 hari. Bikinlah penanggalan berdasarkan bulan. Nah kalau di ROMAWI mereka fokusnya ke matahari, karena mengikuti matahari, karena bener2 penting untuk pertanian mereka. Nah kalau orang arab beda lagi, mereka tidak bertani, mereka tidak butuh dengan pertanian itu. Tetapi mereka melakukan perjalanan di malam hari, untuk perdagangan. Nah karena itu mereka melihat bulan, nah fokusnya itu pada bulan. Sedangkan di Romawi melihat pada peredaran matahari. Di china yang lebih unik lagi, dua2nya dipakai. Karena orang china melakukan perjalanan dagang juga iya. Orang china kan, dari dulu suka dagang. Mereka melakukan pertanian juga iya. 

Ada yang lebih unik lagi, orang nusantara, tiga sama bintang dihitungin. Oh ini posisinya sudah begini, ini posisinya sudah begini dan sebagainya, untuk apa? untuk melaut. Karena orang indonesia bukan hanya untuk bertani, bukan hanya untuk berdagang, tetapi juga untuk melaut. Di tengah luasnya samudera, mereka tidak mempunyai alat navigasi apapun, selain bintang2 itu. Jadi mereka harus menghitung bintang juga. Nah sayangnya penanggalan nusantara ini hampir punah, atau bisa dikatakan punah untuk sebagian besarnya. Karena memang kita tidak terbiasa untuk mencatatnya. Kita adalah bangsa penutur, sejak dulu itu adalah bangsa penutur. Makanya di medsos itu yang paling banyak komen kita. Yang paling banyak ngetweet, yang paling banyak update status itu kita. Yang paling banyak penutur itu ktia. Tapi bagian suruh nulis buku, nulis jurnal... walah.. nanti dulu. (Ada) sebagian besar orang yang komen yang baca judul tanpa nonton. Bahkan satu menit pun tidak nonton. Jadi ternyata terbuktilah bahwa kita itu bangsa penutur yang benar2, bahkan sebelum kita menonton kita sudah menyimpulkan duluan. Ini bahaya besar sebetulnya untuk bangsa ini. Akhirnya kita mudah terpecah belah, kita mudah diadu domba, kita mudah untuk menerima sumber2 hoax. Dan akhirnya ilmu  pengetahuan kita gagal berkembang, karena kita lebih suka hoax, daripada realita. Ya salah satunya adalah itu. 


Males Baca
.

Ya karena nenek moyang kita itu nenek moyang yang berhasil. Maksud dunia siklus itu,...kalau ada bapak2 kaya, kemungkinan besar anaknya tidak memiliki mentalitas kaya seperti bapaknya. Karena sejak kecil sudah mendapatkan fasilitas. Banyak orang2 kaya di Indonesia, misalnya 10 orang kaya di Indonesia, maka 5 diantaranya adalah dari fakir miskin, atau menengah gitu. 

Karena apa? karena kefakiran itu membuat orang bisa bermental kaya raya. Kan begitu ya.? jadi semacam ada siklus semacam itu. Walaupun tidak mesti seperti itu, tetapi ada siklus yang seperti itu. 

Nah nenek moyang kita itu selalu berhasil, dan karena bangsa yang selalu berhasil, maka dia tidak memiliki atau tidak terbiasa mengembangkan catatan2. Misal, kalau orang china pingin nangkap harimau, bagaimana caranya nangkap harimau? susah sekali. 

  • Sekali percobaan, gagal
  • Bikin jebakan yang kedua, gagal
  • Bikin jebakan yang ketiga malah dirinya yang dimakan sama harimau. 

Bikin keempat, kelima, ketujuh, pas kesepuluh mereka berhasil, mereka harus mencatatnya biar orang selanjutnya tidak melakukan kesalahan, tidak trial and error dari satu lagi, kedua ketiga kesepuluh. Jadi pas mereka berhasil, mereka langsung buru2 catet. 


Obat Sakit Perut
.

Jadi misalkan, ketika mereka mencoba menemukan obat mana? yang paling bagus untuk sakit perut. 

  • yang satu cobain, yang apa...
  • yang satu keracunan, atau yang apa..
  • pas kesepuluh (berhasil), mereka langsung catet itu. 

Dan akhirnya apa? Pengobatan tradisional china sampai sekarang masih sangat terkenal. Jadi orang tidak trial and error lagi, karena apa? karena mereka lebih sering gagalnya daripada berhasilnya. Nah bandingkan itu kepada realitas masyarakat Indonesia kuno, atau nusantara kuno. Saya pingin nangkap kijang.. eh gampang, karena ada dimana2 kijangnya. Terus nangkepnya juga gampang, karena kijang tidak bisa berlari di semak belukar seperti disini kan? Jadi gak usah bikin jembatan, tangkep aja. Tangan kosong juga banyak yang bisa ternyata. Populasi kijangnya banyak, tempatnya memadai dan akhirnya kita tidak usah menjadi bangsa pencatat karena jarang gagal. Keberhasilan itu  bukan sesuatu yang besar dan berharga, keberhasilan itu keseharian kita. Karena keberhasilan itu keseharian kita, untuk apa kita mencatat yang sehari2 kita sudah bisa lakukan dan kita alami. Dan karena itu, kenapa kita mencatat?


Ada kerusuhan di Prancis, yang mengemuka disana itu. Kan kerusuhan itu dimulai ada seorang anak imigran afrika utara yang ditembak mati oleh polisi padahal tidak melakukan kesalahan apapun. Kecuali tidak mau berhenti, ketika diminta berhenti. Dan akhirnya terjadi kerusuhan dimana2. Ini Prancis kenapa membunuh orang imigran, ini rasis atau apa dan sebagainya. Dari pihak kanan, atau sayap kanan itu, mereka kurang lebihnya berkata 
kami itu adalah bangsa yang sudah tercerahkan, sedangkan bangsa2 luar itu belum tercerahkan. Yang jadi masalah itu, yang bikin rusuhnya adalah kalian.   Yang bikin keributanya kalian. Kami itu sebelum kalian datang (para imigran) baik2 saja hidupnya. Karena apa? karena perang2 penghabisan kami itu sudah dilakukan sejak zaman dulu. Nah kenapa bangsa eropa itu bisa lebih maju dan lebih advance. Karena mereka mengatakan sendiri, dan orang amerika karena mereka sudah mengalami pencerahan. Dan pencerahan itu sendiri tidak pernah dialami oleh bangsa2 lain. 

Termasuk juga sekarang misalkan, china, jepang, korea, maju. Singapur juga maju. Bener gak? orang eropa itu menganggap mereka itu hanya mengejar sesuatu pengorbanan yang lebih sulit daripada yang dilakukan di eropa. Jadi misal, sekarang korea selatan itu satu negara di antara negara2 yang paling bersaing di seluruh dunia. Mereka mendapatkan posisi 15 misalkan. Tapi bagaimana itu dilakukan? anak2 disana itu dipaksa belajar jam 12 malam. Orang2 disana dipaksa bekerja jam 7 pagi, sampai jam 8 malem. Dan mereka akhirnya maju dan hanya bisa mengimbangi jerman yang bekerjanya tujuh jam sehari. Dan sekolah di kalangan anak2 mereka jauh lebih pendek. Jadi untuk mengejar jerman, korea melakukan upaya 2kali lipat empat kali lipat jauh lebih besar. Itu adalah bukti kalian belum dapat pencerahan, kalian cuma berusaha untuk mengejar ketertinggalan dari kami. Lalu apa yang menyebabkan kami bisa maju seperti ini? 

Ada dua hal yang harus kita garis bawahi dari kemajuan eropa ini. Yang pertama, mereka maju secara evolutif, dari dasar. Sama seperti negara2 di seluruh dunia, evolutif. Sebuah peradaban itu muncul adalah sebuah reaksi, atas tantangan alamnya. jadi muncullah kebudayaan itu. Kebudayaan orang2 barat, itu dari awal muncul dari sebuah reaksi terhadap tantangan alamnya meningkat2 kemudian hancur. Tetapi memang kita melihat dari perspektif orang eropa ya. Mereka hancur gara2 gereja. Sejak tahun 500an, itu bener2... jadi misalkan ada seorang kaisar justinianus. Kaisar Justinianus itu orang2 filusuf yunani itu ditendang semuanya, gak boleh ada di wilayah kekuasaan romawi. Akhirnya masuk di dunia gereja. Akhirnya mereka tersadar, gara2 perang salib akhirnya mereka tersadar, mereka berusaha kembali di zaman dulu. Mentalitasnya dikembalikan di zaman dulu. Jadi mereka jadi bangsa yang orisinil, tidak dicampur adukkan dengan yang lain. Jadi karakteristik bangsa, itu memang khas, kalau karakteristik ini dipindahkan ke wilayah yang lain, menjadi jelek... karena? budaya adalah reaksi masyarakat atas tantangan alam di satu kawasan. 

Orang Eropa itu awalnya bagus, terus masuk gereja. Dimana gereja itu masuk dari budaya dari latar yang berbeda itu (akhirnya) mereka kacau. Seribu tahun kemudian mereka sadar, baru seribu tahun kembali renaisance, yang mereka sebut mengorikan kembali gagasan2 eropa sebelum kekristenan. Kan begitu... Nah setelah mereka menjadi ori, ternyata mereka melakukan apa? setelah orisinil mengikuti evolusi, yang mereka lakukan kemudian adalah mencari sumber2 pengetahuan dan mentalitas dari bangsa2 lain di seluruh dunia. Setelah Renaisance, reformasi gereja. Di era reformasi gereja itu mereka melakukan pelayaran ke seluruh penjuru dunia, termasuk nusantara, ngambil seluruh ilmu pengetahuan termasuk dari bangsa2 itu. Jadi setelah mereka orisinil untuk dirinya sendiri, baru kemudian mereka mengambil budaya dari india, ngambil tradisi dari china, ngambil pengetahuan dari orang2 islam. Kemudian diramu jadi satu, kemudian menjadi satu gerakan yang namanya aufklarung - filsafat. Jadi awalnya seni, masuk ke seluruh, terus dobrak agama, kemudian masuk ke aufklarung - filsafat. Kemudian setelah filsafat masuk ke revolusi industri. Pengetahuan mereka dimasukkan ke dalam teknik. 

Kemudian setelah itu mereka bertengkar satu sama lain, berperang habis2an, dalam perang dunia satu perang dunia dua. Barulah setelah mendapatkan itu semua, mereka mendapatkan kejayaan seperti sekarang. 


Nah Bangsa Indonesia, apakah sempat untuk menjadi ori? Kita gak sempat untuk menjadi ori. Misalkan, bangsa kita adalah bangsa yang sebenarnya terpecah2 dari bangsa yang berbeda, suku yang berbeda. dan sebagainya. Kita itu orisinalnya itu apa? kita sebenarnya raja2 di nusantara kalau dia gede sedikit aja, dia dominan sedikit aja, dia pingin menakhlukkan seluruh wilayah nusantara. Misalkan orang nusantara, pasti tujuanya mempersatukan wilayah nusantara. Kalau yang dominanya adalah raja jawa, raja jawa itu pasti punya cita2 untuk menakhlukkan seluruh wilayah nusantara, kan begitu. Jadi sebenarnya wilayah nusantara itu memang sudah dipersatukan oleh ide dan gagasan. Dan sejak awal kita itu adalah bangsa yang berbeda beda. Kemudian kita itu bangsa yang apa? bangsa yang sangat toleran, bangsa yang sangat mudah beradaptasi dengan bangsa2 yang lain. 

Karena kita di wilayah kepulauan, kita meniscayakan untuk berdagang satu sama lain. Dan akhirnya kita selalu berinteraksi dan bekerja sama, saling tukar menukar dengan bangsa yang lain, itu kebudayaan lain. itu kebudayaan kita. 

  • Kebudayaan yang sangat toleran, 
  • Kebudayaan yang sangat terbuka,

Kebudayaan yang tidak takut dengan kebudayaan yang lain, karena mirip orang jawa lah. Orang jawa itu, dia ditempatkan di kalimantan dia bisa, ditempatkan dimanapun dia bisa. Tetapi ketika ketemu sesama orang jawa lagi, dia berbahasa jawa. Orang jawa itu, semuanya seperti itu. Mau orang jawa, mau orang sunda, mau orang sumatera, orang sulawesi itu gitu semuanya. Tetapi ketika orang sudah punya sistem ekonominya sendiri, sistem ekonomi gotongroyong. Sehingga kita itu kaya akan pertentangan2. Bukan kaya akan toleransi2. 





Transkrip Podcast Guru Gembul di Studio Kecil TV



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Masalah Pendidikan - Catatan Guru Gembul

  Guru Gembul . Berikan tepuk tangan untuk Bang guru gembul. Emang tinggal di Bandung?  Tinggal di Bandung, saya kan? orang Bandung.  Kirain sudah berkarir di Jakarta.. Saya itu dulu suka main PS. Jadi si avatarnya di dalam PS itu kalau bikin  orang gitu, buat diberantem2in, itu namanya GEMBUL apa gitu. Sedangkan  Gurunya karena guru?  Gurunya  karena saya profesinya  dalam tanda kutip ya, adalah  guru. Sampai sekarang masih mau ngajar?  MASIH..kemarin aja saya ngajar di sekolah.  Tapi itu tetap seperti guru-guru di SD Negeri atau apa? atau gimana? Guru honor  tidak tetap sih. Guru Honor, spill donk... gaji berapa sih? guru honor sekarang berapa?    Iya sekitar 900ribu sampai sejutaan, sebulan. K alau yang temen-temen saya itu bisa sampai 150.000  ada yang 200ribu. Ada juga yang bertahun2 gak dapat? jadi ikhlas aja makanya ya?  Sensasi . Makanya di sini tuh di negeri kita tuh.. Jadi ada orang-orang yang cari sensasi bikin kerusakan moral dan  lain-lain itu gajinya gede banget. Guru tu

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp