Langsung ke konten utama

Menghidupkan Literasi - Guru Gembul



Dapat Duit
.
Saya tanyakan di antara baraya, siapa yang bisa menemukan solusi. 
Gimana caranya agar bulan depan dapat duit 30 juta? 

Pinjem Uang 
Itu namanya bukan punya duit 30 juta, tetapi punya utang 30juta.

Jual tanah 
Jual tanah, itu artinya dia kehilangan tanah 30 juta, bukan mendapatkan uang 30 juta. 

Bisnis Dimsum
Kalau dia bisa menjual dimsum 1000 sehari, maka dia akan dapat 1 juta sehari. Maka dia sebulan dapat 30 juta (tapi dia itu bercampur dengan biaya, tapi gak papa). Masuk akal.. 

Bagaimana cara biar dia bisa seperti itu adalah karena 

  • dia mengerti soal bisnis
  • dia ngerti soal bikin dimsum
  • dia ngerti jualnya dimana
  • dan dia ngerti orang2 yang bakal membeli produk2nya.


Pengetahuan dan Masalah
.

Semua pertanyaan2 itu, muncul darimana? Muncul dari kemampuan dia untuk berinteraksi. Jadi pikiran EPICURUS itu adalah semakin banyak yang kita baca, semakin banyak pengetahuan. Dan semakin banyak pengetahuan, semakin banyak masalah yang bisa kita selesaikan. Pada faktanya adalah ketika kita berhadapan dengan  dunia saat ini, ini penting lagi, ini bukti bahwa literasi kita kurang.

Saya minta langsung acungkan tangan lagi.
Siapa disini yang tahu apa masalah hidupnya? 

Signal
Lyn sering Macet
Kelasnya belum berfungsi semuanya. 

Orang2 yang punya semangat literasi yang rendah, itu adalah orang2 yang tidak sadar dengan masalah. Bagaimana kita bisa menemukan solusinya? bahkan dia tidak tahu masalahnya apa. 


Bakar Sampah
.
Saya sering lewat ANTAPANI, disiti sering ada kakek2 yang ngumpulin kayu untuk dibakar. ( Dan itu akan timbul masalah), misalnya bikin polusi. Kenapa tidak dikasih ke tukang surabi? itu lebih ekonomis, daripada dibuang percuma. KETIKA dia membakar kayu, berarti dia mengurangi stok oksigen disitu, berarti bisa saja menghasilkan kanker, dan lain sebagainya. Itu beragam masalah yang ditimbulkan hanya gara2 dia bakar sampah, disitu. Tetapi dia melakukan itu. Kenapa coba, tetapi dia tidak apa2, tetapi dia tidak peka, bahwa yang dia lakukan itu seharusnya adalah masalah besar. 


Macet di Tol
.

Kemarin saya pulang dari Jakarta, di Tol Cikampek Cipularang itu, ada kemacetan selama 15menit. Kemacetan itu hampir setiap saya lewat disitu, pasti ada macetnya disitu. Itu masalah besar, karena apa? Karena itu adalah Jalan TOL. Jalan tol itu dijudge, diklaim jalan bebas hambatan. Kita lewat jalan TOL, dan kita bayar, biar kita tidak menemui masalah2 yang kita temukan di jalan protokol. Begitu kan? Tapi ketika ada jalan tol yang macet, tidak ada seorang pun yang komplain, padahal itu adalah masalah. 

Ketika misalkan kita berhadapan dengan sebuah universitas (UNIVERSITAS MUHAMADIYAH BANDUNG). Kalau ternyata disana, hanya ada satu diantara 300 orang yang bisa baca buku sebulan, satu buku, itu adalah masalah besar. TETAPI tidak banyak orang yang mempedulikan itu, itu masalah besar. Tetapi tidak dipedulikan. 


Solusi dan Masalah
.
ARTINYA apa? 
Jangankan kita bisa menemukan solusi, bahkan masalahnya kita tidak tahu dimana. Kenapa? karena kita tidak peka dengan masalah2 itu. Kenapa? tidak peka pada masalah2 itu? karena kita tidak terbiasa untuk berliterasi. 

ITU kan? masalahnya

Coba bayangkan di Indonesia zaman kuno itu, atau bahkan di TIMUR TENGAH sekarang, kalau ada orang kaya, dia punya masalah. 
Misalkan dia punya anak, terus anaknya lewat terus, sehingga orangnya susah beres2. Maka apa yang mereka pikirkan? Cari pembantu. Betul ya? 

Sekarang kita pindah ke EROPA. 
Bapak Ibu orang Eropa, anaknya rewel, eek dimana2. Karena itu Bapak Ibu nya tidak mempunyai kesempatan untuk beres2.  Apa yang mereka pikirkan? mereka ciptakan alat2. 

  • Si Ibunya jadi susah masak, ciptakan rice cooker. Eh mereka tidak makan nasi ya? ciptakan pemanggang roti. 
  • Ibuknya gak bisa cuci baju, diciptakan mesin cuci.
  • Ibuknya gak bisa dandan, diciptakan alat yang hanya tiga langkah langsung cantik, gitu kan? 


Menghadapi Masalah
.
Jadi masalah2 itu dihadapi, karena mereka terbiasa dengan masalah, dan mereka tahu SOLUSInya. Dan karena itu mereka menjelma jadi negara2 besar, dan karena itu mereka menjadi negara2 maju. Dan pada akhirnya apa? menjadi negara2 yang menjajah kita. Kenapa? 
Karena mereka terbiasa melihat masalah, dan mereka terbiasa memecahkan masalah itu 
  • dengan solusi2. 
  • dengan inovasi2.
  • dengan gagasan2.
  • dengan ide2.

Sedangkan kita, atau misalkan orang timur tengah, ketika kita dapat masalah, tidak terbiasa menyelesaikan masalah2 ini. Akhirnya apa? terjadi perbudakan disana. Iya kan??


Minim Literasi
.
Gara2 literasi kita yang kurang, kita tidak bisa memahami realitas. Gara2 literasi kita yang kurang, kita tidak mengerti masalahnya dimana? Bahkan ketika saya tanya disini, gedung ini punya berapa masalah? hanya beberapa orang yang mampu mengangkat tangan, padahal kita baru sepakati, sebagai gedung baru, ada ratusan masalah disini. TAPI bahkan kita tidak tahu masalahnya dimana?  

Istri saya lulusan Muhammadiyah. Jadi sebelum Muhammadiyah ini ada di sini, adanya di sana, di tempat pojok disana. Jadi saya biasa antar pulang pergi istri saya ke kampusnya. Saya melihat apa? saya mohon maaf ya, kalau sekarang mungkin enggak. Kalau sekarang mungkin enggak. 


Memahami Realitas
.
Ketika saya mengantarkan istri saya sampai ke kelas itu, penuh sampah. Di papan tulis,  masih ada tulisan2, entah bekas kelas sebelumnya, atau ditulis oleh mahasiswa. 
Di Papan Tulis itu ada tulisan BAB THOHAROH, Syarat Suci dan mensucikan, Gimana wajibnya tempat ibadah itu harus bersih dari hadats dan dari najis. Di Papan Tulis ditulis begitu. Di salah satu kelas di Universitas Muhammadiyah, sampah bertebaran dimana2. 

Padahal kita sudah sepakati, semua orang muhammadiyah pasti tahu, menuntut ilmu itu mewajibkan tempatnya harus bersih, karena itu ibadah. 

Tapi kenapa ada sampah berserakan disitu? 

Dan saya lihat, temen2 istri saya disitu cuek, biasa2 aja. Ketika mereka melihat sampah, bahkan mereka tidak melirik, ada sampah disitu. 


Menyelesaikan Masalah
.
Artinya apa? 
Semangat literasi kita rendah, sedemikian sehingga, bahkan ketika ada MASALAH di depan mata pun, kita tidak bisa menyelesaikan masalah. Karena gak tahu bahwa itu sebuah masalah.  Bahkan kita adalah umat muslim itu adalah umat yang di doktrin tentang kebersihan. Bab Fiqih itu, pertama kali diciptakanya itu oleh ABU HANIFAH, itu BAB THOHAROH, tentang Kebersihan. Bagaimana membersihkan diri dan lingkungan agar ibadah kita tidak terkontaminasi oleh sesuatu yang NAJIS.  

Bagimana ceritanya bahwa agama yang didoktrin, tentang kebersihan itu, ternyata sampah masih ada dimana2. Gimana ceritanya sebuah agama yang didoktrin tentang kebersihan itu, ternyata sampah masih ada dimana2. Gimana ceritanya? kenapa? kok bisa seperti itu? apakah agama yang salah? BUKAN. karena orang2 yang disitu tidak terbiasa berliterasi. Dan karena tidak terbiasa berliterasi itulah maka, kita akhirnya tidak bisa menyelesaikan masalah2 ini. Di masa depan, dalam satu tahun ke depan akan ada pemilu, yang diprediksi, ricuh. ITU MASALAH. 

Bagaimana cara mengatasinya? Kita tidak berpikir itu, kita sekarang berpikir kubu2an. Di masa depan AI akan menguasai pendidikan kita. Dosen-dosen mohon maaf akan segera dipecat, saya mohon maaf. Karena sudah tidak dibutuhkan. Karena siswa sekarang lebih percaya google daripada dosenya. Bener? Lebih percaya google dan chatGPT daripada dosenya, itu masalah. Cung... siapa yang tahu apa solusinya?
Ketika menghadapi masalah2 besar, kita tidak berpikir bagaimana memecahkanya? karena kita tidak terbiasa untuk berliterasi. Berliterasi itu menghasilkan dorongan untuk berdialektika. Berdialektika itu menghasilkan kita untuk menemukan apa masalahnya dan apa solusinya. Dan karena kita sekarang tidak terbiasa untuk menemukan masalahnya apa? Kita sekarang (memang) tidak terbiasa untuk menemukan masalahnya apa? KETIKA kita hidup, bahkan kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan? KITA bahkan tidak tahu, VISI MISI kehidupan kita itu apa? Acungkan tangan, siapa yang tahu apa VISI MISI baraya hidup. 

Beribadah itu juga bukan VISI, beribadah itu Fitrah manusia. memang kewajibanya sejak awal. Kemudian yang ketiga, ini justru yang paling kacau. Kalau salah gak papa ya... Dan ketika kesalahannya disampaikan, gak papa ya... Kita sama2 berdialektika disini. Sepakat semua? Karena literasinya kurang, maka baraya disini, dimanfaatkan oleh orang2 kafir tanpa sengaja. Jadi gini, saya jelaskan begini.. DALAM ISLAM, dunia dan akhirat itu bukan dikotomis. BUKAN DUA HAL yang berbeda, sehingga harus diseimbangkan. Di dalam islam, dunia dan akhirat itu hubunganya adalah KAUSALITAS. Jadi apa yang kita perbuat di dunia, akan berdampak di akhirat. Kita berbuat baik di dunia, dampaknya di akhirat. Karena bentuknya kausalitas, maka tidak mungkin diseimbangkan. NGerti gak maksudnya? 

Saya jelasin begini, ini dengar baik2. Karena ini PENTING untuk kita semua. Dulu aceh itu adalah kesultanan yang hampir tidak bisa ditakhlukkan sama BELANDA. Dengan berbagai cara, dengan cara apapun. Seabad belanda perang dengan aceh, dan dia tidak menemukan bagaimana titik temu bagaimana mengalahkan kesultanan itu. BETAPAPUN kesultanan yang sudah lemah, sudah rapuh, udah ditinggal oleh SULTAN ISKANDAR MUDA. ACEH yang sudah lemah bahkan tidak bisa ditakhlukkan oleh BELANDA. Kuat sekali aceh pada waktu itu, karena itu belanda mengutus anthropolog terkemuka Snouck Hourgronje, dia adalah warga aceh, yang nyamar sebagai orang TURKI. Kemudian dia jadi ustadz, kemudian dia ceramah di sana sini. Terus dari hasil penelitianya itu, dia kasih rekomendasi ke pemerintah Belanda,  cara mengalahkan Aceh itu dua 

yang pertama pecah belah, Cebong Kadrun, buat mereka berantem. Orang nasionalis, dan orang agamis, buat mereka berantem. Kalau mereka sudah berantem, mereka akan saling mengalahkan sendiri, kita pilih salah satunya, untuk berperang melawan pihak lain.  tentu dan tubuh buat mereka bergantung orang nasionalis dan orang agama Islam kalau sudah mereka datang mereka akan datang sendiri kita pilih salah satunya untuk berperang melawan yang lain. Sesudah yang lain habis, yang kita manfaatkan untuk berperang dengan orang itu, kita hancurkan juga. Itu cara yang pertama. 

Kemudian cara yang kedua adalah ciptakan SEKULARISME di masyarakat ACEH.  Sekularisme itu bagaimana? Jadi Belanda itu pada waktu itu, ketika orang Aceh bikin Pesantren 
  • dibantu dananya 
  • dibantu perizinannya 
  • bahkan dikasih arsitek untuk bikin bangunannya

Ketika orang Aceh mau bikin masjid, dibangunkan masjidnya. Tapi kata orang belanda, udah urusan politik, urusan ekonomi, biar kami yang urus. Urusan pemerintah, itu urusan duniawi, kalian fokus urusan akhirat, biar kami urusan duniawi. Dan kurang dari 10 tahun sejak buku itu diterbitkan, Alhamdulillah, aceh ditundukkan. Gimana caranya? dengan cara sekularisme tadi. Jadi menganggap bahwa ilmu islam itu adalah ilmu hadits, Manajemen itu adalah ilmu duniawi. Matematika itu adalah ilmu duniawi, sedangkan balaghoh adalah ilmu akhirat. Jadi gimana caranya? agar kita sukses di dunia akhirat? adalah SEIMBANGKAN diantara keduanya. Kita harus belajar ilmu nahwu shorof, dan kita harus belajar ilmu manajemen. Makanya sekolah2 SDIT di Indonesia, sekolahnya jauh lebih lama, karena belajar ilmu dunia, matematika dan lain2, lalu belajar ilmu akhirat, nahwu shorof dan lain-lain. Itulah sekularisme itu. 

Di kampus sekular, ilmu dunia, ilmu akhirat, lalu di seimbangkan, maka hancurlah peradaban islam. Karena apa? karena semangat literasi kita kurang, oleh karena itu trik2 yang dilakukan untuk menghancurkan islam tidak pernah kita baca, tidak pernah kita ketahui, dan kita sampai sekarang kembangkan (sistem) sekularisme pendidikan itu. 

Ihya Ulumuddin, siapa yang membaca? di bab satu tentang ilmu al ghozali curhat, ilmu fiqih itu, ilmu dunia
ilmu hadits itu ilmu dunia, kalau dia digunakan untuk mencari... maisyah. Jadi ilmu hadits itu kalau kita gunakan untuk mencari duit, eh ketika itu untuk mendapatkan kemuliaan duniawi. Sedangkan belajar matematika itu ilmu akhirat, kalau kita gunakan untuk bikin masjid yang baik dan benar sesuai dengan fungsi2 dalam bidang matematis. Sekarang muhammadiyah menggunakan hisab, hisab itu darimana? dari MATEMATIKA. Jadi ilmu matematika itu yang menentukan ibadah kita. Karena yang menentukan ibadah kita, maka matematika itu adalah ilmu akhirat. Yang membedakan ilmu dunia dan ilmu akhirat, itu adalah MOTIFnya. 


Kalau belajar manajemen agar menajemen berguna untuk membuat perusahaan yang hebat, yang membuat lahan pekerjaan yang besar buat rakyat, agar mereka bisa mandiri secara finansial, niat itu membuat manajemen itu ilmu akhirat. Sedangkan kalau kita baca ilmu hadits, yang apa? agar kita jadi menteri agama, maka ilmu itu jadi ilmu duniawi. Jadi di dalam islam itu tidak ada dikotomi, ilmu dunia, ilmu akhirat, kemudian kita seimbangkan... akan capek kita. Oleh karena itu kita kalah sama negara2 lain, kenapa? karena untuk bisa mengalahkan mereka kita butuh dua kali lipat. 

Kitab Ar Risalah
.
PADAHAL IMAM ASY SYAFIi pernah bilang, di buku Ar Risalahnya. Siapa yang pegang buku ar risalah? Itu buku master piece nya IMam Asy Syafii. Siapa yang punya?? Dalam kitab ar risalah itu disampaikan gini. Kami sebagai ulama, harus bisa memberikan penjelasan kepada orang2 awam, tentang ilmu agama, agar mereka tidak harus meninggalkan pekerjaanya untuk mendalami ilmu agama. Catat baik2. Jadi di Pengantarnya kitab Ar Risalah itu, kami itu bikin kitap ini, untuk mempermudah orang2 awam belajar agama agar mereka yang bekerja, tidak harus meninggalkan pekerjaanya untuk belajar agama. Artinya apa disini? artinya amal jama'i. Artinya.. bekerja untuk mencari nafkah untuk keluarganya itu ibadah, silahkan disitu. Bagian kamu yang di bangunan, arsitek, yang bisa bikin perahu atau apa, silahkan buat itu agar kami juga bisa berdakwah. 

Bahkan Imam Asy Syafii bikin kitab itu, biar apa?  biar orang yang bekerja, gak usah mendalami ilmu agama, biar kami yang mempermudahkanya. Kenapa? karena bahkan bekerja pun, itu adalah urusanya akhirat. Bekerja itu kewajiban. Laki2 yang bekerja mencari nafkah untuk keluarganya, itu lebih mulia daripada jihad fi sabilillah. Lebih mulia daripada orang yang membebaskan budak. Itu jelas... artinya apa? bekerja itu adalah akhirat. Sekarang ada cerita, bekerja itu untuk urusan dunia, nanti malam2 tahajjud. Emang bekerja bukan urusan akhirat? Gara2 gak baca buku itu, gara2 semangat literasi kita yang kurang, kita dibohongin sama orang kafir, sampai sekarang kita (tidak bisa) jadi negara maju. Sampai sekarang kita tidak bisa menjadi agama yang rahmatan lil alamin. Bahkan sampai sekarang, gedung ini, siapa yang bisa menciptakan teknologi ini? ternyata bukan muslim. Siapa yang bikin ini? ternyata ini buatan jepang. Terus yang buatanya muslimin yang mana? gak ada, karena muslimin fokusnya akhirat. 

Kalau ada muslim yang fokusnya akhirat, fokus aja di dunia. Karena kalau dia fokus akhirat, dia harus bisa menyelesaikan masalah2 di dunia. Kan kita gak bisa jadi orang sholeh di akhirat, untuk bisa masuk surga di akhirat itu, kita sholehnya di dunia. Kalau misalkan kita disini bisa berkontribusi, misalkan adik tadi bikin DIMSUM, jadi perusahaan besar. kemudian punya 1000 karyawan, artinya apa? setiap satu karyawan itu berjihad fii sabilillah untuk keluarganya. Dia dapat pahala, yang bikin dimsum2 itu 1000 kali lipat pahalanya. BIKIN dimsum itu artinya apa? akhirat. iya kan? Karena literasi kita yang kurang, kita dibohongin sama orang. Ghozwul Fikri, kita gagal total di dalam itu. Kita dibohongin, kita dikalahkan satu sama lain, kadrun cebong, tembak2an, menjelek2 kan dan lain sebagainya. Ada gak? di antara kita yang sadar, itu masalahnya, itu yang kita selesaikan. Saya harus memberikan solusinya, ada yang berpikir ke arah sana? Enggak....Ketika ada cebong dan kampret, kita memilih satu diantara mereka. Ketika ada perang Ukraina dan Rusia, ghozwul fikri, apakah kita harus menggalang dana untuk orang yang mengungsi di sana. Kita gak berpikir tentang menampung pengungsi yang disana.. Kita hanya berpikir, kita dukung UKRAINA, kita hanya berpikir itu aja kan? Media kita banyak memberitakan masalah UKRAINA dan masalah RUSIA, bahkan kita tidak tahu masalahnya dimana? dan apa kontribusi kita atas konflik itu. Gara2 apa? kita gak ngerti masalah..  kenapa kita gak ngerti masalah? karena literasi kita kurang, dialektika kita kurang. Kenapa seperti itu? Semangat literasi kita rendah. 




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Masalah Pendidikan - Catatan Guru Gembul

  Guru Gembul . Berikan tepuk tangan untuk Bang guru gembul. Emang tinggal di Bandung?  Tinggal di Bandung, saya kan? orang Bandung.  Kirain sudah berkarir di Jakarta.. Saya itu dulu suka main PS. Jadi si avatarnya di dalam PS itu kalau bikin  orang gitu, buat diberantem2in, itu namanya GEMBUL apa gitu. Sedangkan  Gurunya karena guru?  Gurunya  karena saya profesinya  dalam tanda kutip ya, adalah  guru. Sampai sekarang masih mau ngajar?  MASIH..kemarin aja saya ngajar di sekolah.  Tapi itu tetap seperti guru-guru di SD Negeri atau apa? atau gimana? Guru honor  tidak tetap sih. Guru Honor, spill donk... gaji berapa sih? guru honor sekarang berapa?    Iya sekitar 900ribu sampai sejutaan, sebulan. K alau yang temen-temen saya itu bisa sampai 150.000  ada yang 200ribu. Ada juga yang bertahun2 gak dapat? jadi ikhlas aja makanya ya?  Sensasi . Makanya di sini tuh di negeri kita tuh.. Jadi ada orang-orang yang cari sensasi bikin kerusakan moral dan  lain-lain itu gajinya gede banget. Guru tu

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp