Balita
.
Saya tidak tahu apakah video ini akan menarik atau tidak. Tetapi saya yakinkan bahwa video ini sangat2 penting. Saya merasa sangat iba dan kasihan demikian pun dengan rasa sakit hati yang luar biasa ketika melihat atau mendengar ada begitu banyak balita2 di Indonesia yang diperlakukan dengan cara yang sangat tidak manusiawi. Dan yang melakukannya itu adalah orang tuanya sendiri. Dan ironisnya orang tua melakukan itu karena mengaku atau melabeli apa yang mereka lakukan itu sebagai wujud dari kasih sayang.
- Mereka melakukan tindakan kekerasan secara fisik,
- mereka menimpakan rasa sakit secara mental
- dan sebagainya
Sekolah Online
.
Beberapa waktu yang lalu ada seorang ibu yang tanpa sengaja membunuh putrinya. Ceritanya si putrinya itu lagi PJJ, atau lagi sekolah jarak jauh -online. Karena dia membutuhkan bantuan dari ibunya, maka si Ibunya malah datang ke sana. Tetapi ibunya malah menyadari si anaknya itu betapa susahnya untuk mengerti satu pelajaran tertentu. Maka mulailah dia menjiwit, menampar, memarahi, memaki-maki dan sebagainya. Pada saat-saat berikutnya memukul dan berikut berikutnya lagi memukulnya pakai gagang sapu. Dan gak selesai sampai disitu memukul pakai gagang sapu, memukulnya pun di belakang kepala.
Sesak Napas
.
Si anak mulai sesak nafas, mulai kejang-kejang seperti itu. Dan ayahnya yang sadar itu langsung membawanya bukan ke rumah sakit. Tetapi muter-muter menghirup udara segar, karena berpikir bahwa si anaknya hanya sesak nafas biasa.Tetapi ternyata di tengah jalan meninggal. Dalam penyelidikan yang dilakukan oleh POLISI, akhirnya terungkap bahwa si Ibu itu memang kerapkali melakukan kekerasan fisik dan mental terhadap anak-anaknya.
Dan kita harus akui bersama bahwa cara mendidik anak dengan cara kekerasan dan dengan cara yang salah itu adalah fenomena di Indonesia. Banyak sekali orang tua2 kita yang mencubit memarahi bahkan ketika si anak udah sakit sudah nangis, sudah meronta-ronta tetep aja dimarah-marahin dan seterusnya. Ketika ada anak jatuh bukannya ditolongin malah dimarahin dan itu katanya adalah wujud kasih sayang.
Fatal
.
Nah ini fatal sekali, Baraya dan saya sadar betapa fatalnya ini Ketika saya sudah mengajar menjadi seorang guru. Saya agak heran
Kenapa sih anak2 Indonesia itu betapa
susahnya untuk menyampaikan pendapat,
menyampaikan gagasan.?
Mereka siap melakukan apapun, asal jangan harus tampil ke depan. atau mereka mau melakukan apapun, Asal jangan disuruh berbicara Ketika saya tanya ada yang mau ditanyakan? Banyak sekali diantara. anak-anak kita
- yang memang tidak pernah mau berbicara
- tidak mau menyampaikan kata-katanya
Ketika bahkan anak2 sudah masuk ke Universitas, disuruh presentasi mereka gak bisa menyampaikan gagasan dan ide nya. Mereka baca anak kuliah di Indonesia itu kalau presentasi itu baca. Baca makalah kayak anak SD.
Berbuat Salah
.
Nah kenapa bisa seperti itu? karena anak-anak kita itu sejak balita memang dipaksa untuk tidak pernah berbuat salah. Jadi misalkan mereka berbuat salah maka mereka akan menerima konsekuensi yang buruk berupa perlakuan yang sangat kasar, atau kata-kata yang sangat toksix.
7 Efek Buruk Bersikap Kasar ke Anak
- Kurang bisa mengandalikan Emosi
- Menurunkan sikap Percaya Diri
- Lebih Sulit diatur
- Memiliki ketakutan untuk berekspresi
- Membentuk keluarga yang kurang harmonis
- Menurunkan prestasi anak di sekolah
- Rentan memiliki gangguan kejiwaan
Dimas Prasetyo
Popmama.com
Karena anak2 Indonesia terbiasa untuk mendapatkan ancaman, bahwa setiap melakukan kesalahan mereka akan mendapatkan hukuman, maka mereka lebih baik, tidak melakukan apapun. Bahkan orang jenius pun tidak akan menjadi apa-apa, kalau dia sudah dihancurkan mentalnya sejak masa balita.
Baraya tahu tentu saja bahwa orang-orang Indonesia itu dikenal sebagai orang-orang yang suka korupsi kalau dia memiliki jabatan tertentu, ya itu sudah menjadi rahasia umum ya?
Pembohong
.
Kenapa orang-orang Indonesia suka korupsi?
Korupsi itu pangkalnya itu adalah kebohongan. Dan kenapa orang-orang Indonesi suka berbohong. Karena orang-orang Indonesia sejak awal memang dididik untuk menjadi pembohong.
Kan kita misalkan mengetahui kemarin lalu ya?
Ada survei yang menyebut bahwa orang-orang indonesia adalah orang paling dermawan Hai nomor 1,
dan Nomor duanya itu adalah orang-orang di Indonesia itu paling murah senyum di seluruh dunia.
Kita tahu itu tetapi di sisi lain orang-orang Indonesia adalah orang yang paling tidak sopan, orang yang paling kasar di media sosial.
Apa kesimpulannya menurut Baraya?
Munafik
.
Di media sosial kita kasar luar biasa tapi kalau ketemu sama orang masih bisa senyum. Yang paling mungkin kita simpulkan itu adalah bahwa kita itu orang munafik, betul ya? Ya kurang lebih seperti itu, mungkin juga tidak. Tetapi kemungkinan ke arah sananya kuat.
Nah kenapa kita orang munafik? karena alasan yang sama karena sejak kecil kita memang dididik menjadi orang munafik sejak balita. Nah ini terjadi gara-gara orang tua. Makanya ini sebenarnya bukan menimpakan kesalahan semuanya kepada orangtua, tetapi ini adalah bagian dari introspeksi agar kita bisa belajar bersama-sama.
Baraya majunya sebuah bangsa itu dimulai dari,
Bagaimana anak2 kecil itu dididik?
Orang tua kita bisa saja salah, tapi itu karena zamanya demikian. Mari kita melangkah memperbaiki masa depan.
Burung di dalam Sangkar
.
Dan di Indonesia sekarang kita setidaknya menemukan tiga pembalikan yang dilakukan oleh orangtua.
Apa saja itu?
Yang pertama adalah kita gagal untuk mendefinisikan arti cinta. Baraya saya pernah punya cerita kan, ada seekor burung yang dikurung dalam sangkar yang terlalu kecil, terlalu kecil sampai dia tidak bisa mengepakkan sayapnya. Kemudian saya datang, karena iba sekali, saya datang kepada pemiliknya.
Saya bilang
Saya mau beli burungnya, boleh gak ?
Saya mau lepas di kebun binatang di kebun binatang. Itu sangkarnya jauh lebih luas dan teman-temannya banyak. Dia bisa terbang kemanapun yang dia mau, dalam radius yang sangat jauh.
Tetapi Apa yang dilakukan atau apa yang dikatakan sama si pemilik burung itu dia bilang saya nggak akan jual berapa pun harganya. Saya sayang sekali sama burung ini.
Ego
.
Jadi definisi sayang itu adalah pelampiasan daru ego. Jadi si burung ini harus memberikan
- kebahagiaan
- kesukaan
- keindahan
- kenikmatan
- kenyamanan
kepada saya. Itulah yang dimaksud dengan sayang.
Jadi si burung itu
- dibesarkan
- dikasih makan
- dibersihkan
- dan sebagainya
tetapi itu hanya sebagai property kita. Kita sama sekali tidak pernah peduli betapa menderitanya menjadi seekor burung yang bahkan tidak bisa mengepakkan sayap di dalam sangkar. dia melihat dunia luar dia melihat teman-temannya yang terbang kemanapun dia melihat orang-orang yang ada di sekelilingnya tetapi sejak lahir dia ada di situ. Dia tidak pernah mengenal bagaimana rasanya bebas.
Burung Bagus
.
Nah kita tidak pernah peduli dengan itu kita hanya peduli bahwa ini burungnya bagus. Karena si burungnya bagus, ini harus buat saya. Apapun yang terjadi, apapun yang dilakukan saya kepada dia, yang penting dia harus memberikan kenyamanan buat saya. Dan sadisnya bentuk kasih sayang seperti itulah yang kita berikan kepada anak-anak kita.
Anak-anak kita dipakein baju ini biar lucu skin baju itu biar lucu kita gak pernah peduli seenaknya nyaman atau enggak gatal-gatal atau enggak sempit atau enggak dan sebagainya kita nggak perlu itu kita hanya perlu Ih lucu banget kalau pakai baju ini kita cubitin kita gemes. Ada nangis nih gak apa2 lebih anak kecil bayi gemes dan sebagainya. Nah jadi apa yang kita lakukan itu hanya untuk memuaskan ego kita. Saya mohon maaf ya kalo ada yang tersinggung saya mohon maaf tetapi realitas dalam masyarakat.
Kebahagiaan Anak
.
Kita memang melihat hal yang seperti itu ketika si anak misalkan sudah beranjak dewasa. Bukan si anak yang disuruh untuk memilih mencapai kebahagiaannya, tetapi Si Anak dipaksa untuk mengikuti kebahagiaan versi kita.
Jadi PNS
.
Nah itu kan Si Bapa jadi tentara, kamu nanti juga kalau udah besar jadi tentara ya? Karena ada jatah disitu.
- Gak peduli bahwa si anak itu pinginya menggambar,
- Gak peduli bakat anaknya itu pengen fotografi
- Gak peduli bahwa si anaknya itu jago banget main game atau ngoprek ngoprek komputer
- dan sebagainya
Gak peduli itu semua itu harus mengikuti keinginan dari orang tuanya. Kalau kata orang tuanya
- harus jadi tentara
- Jadi PNS
- jadi matematikawan
- jadi apa
Anak-anak harus jadi. Si orang tua itu sama memperlakukan anaknya seperti ke baru burung tadi. Sayang tapi sayangnya ke si anak itu harus
- memberikan kepada saya sesuatu yang memuaskan.
- memberikan kepada saya kebanggaan
Si anak itu harus jadi. Ini ya itu dan sebagainya.
Unik Spesifik
.
Kita tidak menganggap bahwa si anak itu adalah anak yang unik spesifik dan otentik, yang Tuhan anugrahkan kepada dia itu. Satu hal yang berbeda dengan orang lain dan karena itu semestinya dia memang harus bisa bergerak sesuai dengan fitrahnya itu. Bahkan dengan kondisi seperti tubuh kita tidak sadar bahwa ini adalah cara berkasih sayang
- yang salah
- yang keliru
- yang akan menghancurkan masa depan anak
- dan menghancurkan kebahagiaannya sendiri.
Itu yang pertama.
Awas Banyak Anak
.
Sekarang kita masuk ke pembalikan yang kedua yaitu bahwa kita salah memberikan tuntutan atau kita salah menempatkan tuntutan.
Maksudnya begini baraya di sebuah gang kecil yang hanya bisa dilalui oleh
- motor
- sepeda
- dan pejalan kaki.
Sebuah plang pengumuman atau plang peringatan pengendara motor, hati-hati banyak anak-anak. begitu kan?
Gang Kecil
.
Kita banyak sekali menemukan di jalan-jalan yang seperti itu. Nah itu benar salah sih,
- Kenapa yang diperingatkan itu adalah pengendara motornya?
- Kenapa bukan yang diperingatkan itu adalah anak-anaknya hati-hati anak-anak banyak motor?
- Kenapa tidak seperti itu?
karena kita akan memperingatkan
atau memberikan tuntutan
atau memberikan beban kewajiban kepada orang yang berkesadaran. Orang yang tidak sadar itu tidak akan diberikan peringatan. Kan logika sederhananya adalah seperti itu. Maka plang itu menjadi benar, tetapi itu semua tidak terjadi ketika kita mengajar anak-anak. Kebanyakan yang kita lakukan adalah menuntut si anak-anak untuk taat patuh, dan berbakti kepada orang tua, begitu kan?
Bahkan ada sholawatnya bakti pada orang tua yang gitu ya. Di negara2 yang sudah maju itu fenomenanya terbalik. Dan memang kenyataannya memang harus dibalik di negara-negara yang sudah maju. Orang tua lah yang membaca banyak sekali buku tentang bagaimana cara mendidik anak. Jadi buku2nya itu adalah
baby Bop Kids books berapa jilid gitu
psikologi anak
dan sebagainya
Jadi orang tua yang dituntut bagaimana caranya untuk bisa mendidik dan membesarkan anak dengan sebaik-baiknya, karena yang mendapat tuntutan dan kewajiban itu adalah orang tua yang sudah berkesadaran. Sedangkan di Indonesia yang terjadi adalah si anak-anak ini, didoktrin atau dituntut supaya berbakti kepada orang tua. Tetapi tidak ada tuntutan kepada orang tuanya untuk menghargai anaknya. Dan bahkan banyak sekali orang tua yang menggantungkan pendapatnya yang salah ini pada dalil-dalil dan doktrin agama.
Bhakti kepada Orang Tua
.
Misalkan begini baraya, kan memang di dalam Alquran, di dalam sunnah, anak yang harus berbakti kepada orangtua. Begitu kan?
Salah baraya.... Enggak seperti itu, keliru itu. Di dalam Islam memang ada kewajiban anak untuk berbakti kepada orang tua, tetapi anak yang dimaksud adalah anak yang sudah dewasa bukan anak kecil. Kan jelas di dalam Doanya juga,
Allahummaghfirli waliwalidayya warhamhuma Kama robbayani soghiro
Ya Allah ampunilah orang tua saya dan kasihanilah mereka seperti mereka menyayangi saya waktu kecil.
Artinya doa itu siapa yang menyampaikannya?
Orang yang sudah dewasa yang bilang kasihanilah orangtua saya, seperti mereka mengasihi saya waktu kecil kan begitu. Maka di dalam Islam itu memang ada kewajiban untuk membentuk baik atau berbakti kepada orang tua. Tetapi tuntutan itu diajukan setelah si anaknya dewasa, karena di dalam Islam anak kecil itu tidak mendapatkan beban apapun.
- Mereka bukan mukallaf
- Mereka tidak memiliki taklif apapun baraya
Mau cari ulama Fiqih yang manapun, pasti akan bilang bahwa
- anak kecil,
- orang gila,
- orang lupa,
- orang yang tidak sadar
tidak akan mendapatkan pembebanan dari kewajiban dan berbagai tuntutan agama, kan begitu. Makanya kalau ada pernyataan bahwa kita harus berbakti kepada orang tua itu maksudnya adalah ketika kita sudah dewasa dan ketika kita sudah dewasa pula maka di dalam Islam itu dituntut
Bagaimana caranya untuk menyelamatkan anak-anak kita dan menciptakan generasi yang lebih baik di masa depan?
Kita harus mengalokasikan pikiran kita untuk menyadarkan orang-orang yang semestinya sudah sadar.
Bagaimana caranya mendidik anak? Bagaimana caranya membesarkan anak dengan cara yang sebaik-baiknya?
Perlu mengisi dibenak orang tua di Indonesia itu dengan ilmu dan pengetahuan tentang
Bagaimana cara membesarkan anak dengan sebaik-baiknya, mendidik anak dengan sebaik-baiknya.
- Pengetahuan atas Psikologi
- Pengetahuan atas ekonomi
- dan sebagainya.
Jadi nanti ketikan misal si anak harus masuk ke lingkungan yang buruk. Suatu saat nanti jangan sampai, tetapi kalau seandainya si anak misalkan masuk ke sekolah yang salah, dan sebagainya. Tidak usah khawatir, karena pondasi dari keluarga itu adalah yang paling kuat kan..?
Ingat Madrasah pertama itu adalah keluarga. Nah begitulah ya...
Kemudian pembalikan yang ketiga itu adalah bahwa anak-anak di Indonesia itu sejak kecil memang didoktrin oleh lingkungan sekitarnya untuk segera menemukan pasangan. Tetapi berhenti sampai situ, ketika kita berpikir soal pasangan, kita tidak berpikir buah berpasangan itu adalah berkonsekuensi wajar bereproduksi. Kita gak maju sampai situ ya kan?
Nah makanya kalau kita pacaran misalkan pacaran gitu apa faedahnya enggak ada selain hanya untuk menuntaskan hasrat seksual hanya untuk pemegang dan dipegang kita gak punya motif lain untuk pacaran Makanya kalau misalkan ditanya pacaran sampai kapan nikah umur berapa ya Nggak tau atuh itu Nah nanti ini mah ya kita jalani aja dulu artinya pacarnya gak serius hanya jalani aja dulu dia enggak tahu masa depan Seperti apa makanya ketika orang-orang di Indonesia sudah menikah misalkan si istri remisi suami langsung sadar ternyata pasangan saya tidak seperti tidak sama seperti yang dulu ya iyalah tidak sama seperti yang dulu orang pacaran selama ini memang tidak di orientasikan untuk saling mengenal tidak diorientasikan untuk menggapai masa depan tidak hanya untuk menuntaskan hasrat saja itu dan karena itu boro-boro mikirin soal anak kita ngomong ke pacar kita the mimipipie mami papi dan sebagainya gitu ya kemudian kita digelontorkan oleh novel-novel cinta novel-novel pacaran novel-novel percumbuan dan sebagainya dan banyak Diantara novel-novel itu atau
cerita-cerita itu atau buku-buku itu
yang best seller di Indonesia tetapi
Adakah pernah cara mendidik anak itu
best seller di Indonesia enggak Jaksel
karena memang tujuan kita untuk
berpasangannya sampai disitu aja karena
cabul kitanya sampai
tidak sampai jauh ke depan itu dan
karena itu maka ketika kita sudah
pacaran terus menikah terpaksa ataupun
tidak bisa pencet menikah Nah setelah
menikah kita sibuk untuk menghubungkan
antara dua hati karena ternyata banyak
yang tidak cocok dan ternyata kemudian
akhirnya bumbu-bumbu kamu harus mengerti
saya apa adanya sayapun harus mengerti
kamu apa adanya dan sebagainya hal-hal
konyol seperti itulah yang disampaikan
yang diceritakan yang menjadi jalinan
hubungan tetapi kemudian ketika
ditanyakan Nanti anaknya berapa nanti
Bagaimana cara mendidik anak dan
sebagainya Itu adalah hal yang diluar
topik betul ya Nah karena orientasi kita
memang sejak awal sudah seperti itu kita
hanya ada pada pasangan saja pada
percintaan saja tetapi kita tidak tidak
berpikir soal konsekuensi lah wajar
setelah itu maka kita akan mengabaikan
anak-anak kita dan akhirnya anak-anak
yang nanti terlahir akan lahir dan
dibesarkan dan dididik bukan
akan ilmu dan pengetahuan tapi
didasarkan pada hasrat pada ego dan
naluri itu saja tidak ada yang lain ini
bukan untuk menyalahkan siapapun ini
bukan untuk menyalahkan generasi sesudah
kita jadi Baraya call komennya Jangan
menyalahkan pihak yang lain ini adalah
bekal untuk masa depan saya tahu
diantara Baraya banyak sekali
orang-orang yang sudah punya anak atau
baru punya anak atau baru berencana
punya anak atau yang baru Berencana
untuk menikah dan sebagainya camkan ini
bahwa kemajuan sebuah bangsa itu dimulai
dari bagaimana anak-anak yang menjadi
sumber daya manusia di masa depannya itu
dididik di keluarganya kalau dididik di
keluarganya sudah salah maka di
kedepannya juga pasti salah Jadi kalau
barayo sekarang punya cita-cita yang
sangat besar sangat Luhur misalkan
membahagiakan diri sendiri membahagiakan
keluarga dan teman-teman terdekat
membahagiakan orang-orang yang ada
disekitar kemudian berkontribusi
terhadap peradaban lalu mati masuk sorga
dan sebagainya kita tahu
punya cita-cita semacam itu maka lakukan
itu dimulai dari hal yang paling mungkin
bisa kita jangkau sekarang ini detik ini
siapa yang paling mungkin bisa kita
jangkau sekarang itu adalah orang-orang
terdekat kita dan dalam hal ini adalah
anak-anak kita Jangan jadikan anak itu
sebagai pelampiasan ego kita tetapi
jadikan ia sebagai perwujudan dari bukti
dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang
ada di bumi yang tidak pantas kita
khianati Terima kasih karena sudah
menyimak hehehe seekor Gembul semua
alaikum warahmatullah barakatuh wa
Komentar
Posting Komentar