Langsung ke konten utama

Relevansi Pendidikan | Catatan Guru Gembul 624

 

Kemarin saya bertemu dengan seorang Profesor, Seorang pembesar di dunia pendidikan yang detailnya banyak banget 8 biji berjajar, MMMM semua Master filosofi, Master apa segala rupa. Dia curhat sama saya dia bilang kok pendidikan di Indonesia ngaconya nggak selesai-selesai ya? Dia bilang relevansi pendidikan di Indonesia itu kurang gitu. 


Peredaran Darah Katak
.

Jadi maksudnya, dulu waktu kecil waktu ya sekolah kita belajar BIOLOGI. Dalam pelajaran biologi itu kita diajarin,
Bagaimana peredaran darah katak
Itu relevansinya apa buat kehidupan sehari-hari Baraya kalau Baraya tukang dagang swike pun, baraya tidak akan membutuhkan ilmu peredaran darah Katak. Kalau misalkan jadi dokter hewan pun, baraya akan memeriksa kucing dan anjing. Enggak ada di dunia ini,
atau yang sejauh yang saya tahu mungkin saya masih belum banyak ilmunya
tapi sejauh yang saya tahu
nggak ada dokter katak gitu. Dokter yang mengobati katak, gitu.

Jadi relevansinya sangat sedikit, ngapain juga belajar biologi tapi peredaran darah katak. Di sisi lain pelajaran-pelajaran yang sangat berguna buat kita. Dalam hal ini misalkan biologi yang tadi itu ya...

  • ilmu tentang diabetes
  • ilmu tentang asam urat
  • ilmu tentang kegendutan

itu kan sebenarnya sangat relevan buat kehidupan kita kenapa nggak pernah dibahas? gitu.

Kan Indonesia itu adalah negara yang dia orang-orang yang terkena diabetesnya itu nomor 4 di seluruh dunia terbesar di seluruh dunia. Dengan realitas seperti itu kita nggak diajarkan tentang diabetes gitu. Di pelajaran biologi kita belajar tentang ilmu peredaran darah katak ya ini kan sebenarnya sangat tidak relevan. Begitupun dengan pelajaran-pelajaran yang lain apa yang penting buat kita ternyata tidak diajarkan. Dan apa yang nggak penting justru malah dijejalkan ke situ. Dan luar biasanya adalah kurikulum itu adalah kurikulum yang bertahan sejak puluhan tahun yang lalu sampai sekarang ada gitu kurikulum berganti itu ya itu kontennya enggak Berubah, itu2 aja gitu kan. Ini adalah sesuatu yang sangat mengherankan. 

Dan itulah pada akhirnya yang membuat misalkan lulusan-lulusan pendidikan di Indonesia itu tidak nyambung dengan pekerjaannya. 70% sarjana di Indonesia itu bekerja tidak sesuai bidang dimana dia dulu kuliah begitu. Dan orang-orang yang masuk ke SMK itu paling besar potensi untuk menganggur daripada kalau dia di SMA gitu. Atau dia di pesantren atau dia di MI dan sebagainya gitu. Jadi ini sangat-sangat luar biasa. Artinya kalau kita belajar di sini bukan berarti kita akan mendapatkan akses untuk menuju masa depan yang lebih baik. Justru malah mendapatkan tersesat gitu salah alamat gitu kan seperti itu ya.

Bahkan saya dalam hal ini kan saya adalah guru gitu. Saya belajar jurusan keguruan Tetapi

Apakah saya diajarin jadi guru? Oh tidak Ternyata
Apakah saya diajarin
Bagaimana bercakap-cakap di depan siswa Bagaimana psikologi anak
Bagaimana memahami bahasa anak
Bagaimana menyampaikan pesan yang baik
Bagaimana membuat media pembelajaran dan sebagainya.

Sangat sedikit bikin media pembelajaran cuma 2 SKS. Psikologi anak cuma 2 SKS, retorika 0 SKS. Sedangkan yang diajarin apa kebanyakan adalah ilmu tata usaha yang tidak berguna ketika saya mengajar gitu. Nah jadi nggak nyambung kok bisa seperti ini gitu. Tapi sebenarnya ini adalah tema yang sudah sering saya sampaikan. Ini hanya mengingat saja. Nah sekarang di episode ini kita akan menekankan tentang soalnya soal-soal ujian. Soal apa yang baraya sering dapatkan itu ternyata itu juga tidak relevan. Saya akan membawa tema ini lebih ke praktis lebih ke bukan hanya mengkritiknya. Tetapi bagaimana cara bikin soal yang baik dan benar. Dan bagaimana agar semua memahami tentang mana soal yang benar simak videonya sampai tuntas
Yuk kita mulai


---
Kita langsung review satu soal ya Kenapa kita bahas soalnya, karena ini adalah soal-soal yang kita hadapi di bangku sekolah. Dan di bangku kuliah dan kita akan Tunjukkan betapa tidak relevannya soal-soal itu saya ambil satu soal dari sebuah buku geografi di antah berantah tetapi yang digunakan oleh siswa-siswa kita. Ya soalnya sebagai berikut

KTT bumi kedua dilaksanakan di kota....?
New York
Johanesburg
atau  Rio De Janeiro Brazil

Oke itu apa faedahnya gitu apa? Apa kalau kalau misalkan kita tahu itu terus relevansinya apa buat kehidupan sehari-hari gitu. KTT bumi yang kedua gitu dilaksanakan di kota apa gitu, itu kan sebenarnya memori jangka pendek. Itu adalah ingatan-ingatan yang sebenarnya nggak berguna saya yakinkan kepada Baraya bahwa 

Pak Jokowi kemungkinan besar tidak tahu ini.
Pak Luhut binsar Panjaitan kemungkinan besar tidak tahu ini
Ibu Najwa Shihab kemungkinan besar tidak tahu soal ini, jawabannya

Dan kalaupun seandainya mereka tahu enggak ngaruh nggak ngaruh Buat apa, Buat kehidupan apa gitu. Kenapa soal-soal semacam ini selalu menjadi soal-soal yang dominan di sekolah gitu padahal ini sama sekali tidak bisa menjadikan sebagai asesment gitu tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk menilai Apakah siswa pintar atau tidak atau
menjadi tolok ukur Apakah Guru menyampaikan materi dengan baik atau enggak gitu kan seperti itu kenapa nggak diganti jadi seperti ini ini saya ganti soalnya jadi soal ala saya gitu ya ini soal alasannya
kereta salah satu issue yang diangkat dalam KTT bumi kedua di Rio genero Brazil adalah soal kelangkaan pasokan air Mengapa air bisa menjadi langka sedangkan siklus air di bumi tetap konstan dan jumlah air juga konstan nah ini kalau soal kayak gini itu bikin mikir a yang dimaksud kelangkaan air adalah kelangkaan air konsumsi yang semakin menyusut karena pencemaran air b siklus air tetap konstan tetapi karena pemanasan global terjadi air dalam bentuk uap gas semakin banyak dan air dalam bentuk cairan menyusut C kemungkinan yang c efek rumah kaca telah menaikkan suhu bumi yang turut memecah persenyawaan air menjadi atom-atom penyusunnya yaitu oksigen dan hidrogen sehingga air menyusut atau D jumlah air tetap sama tetapi kebanyakan air berubah menjadi air asin dan ketersediaan air tawar menyusut sebagai kompensasi atas naiknya permukaan laut atau z

e siklus air memang konstan tetapi bumi dalam kondisi alamiahnya sedangkan dewasa ini ada banyak rekayasa lingkungan yang telah menguapkan air menjadi persenyawaan lain yang tidak bisa dikonsumsi manusia secara langsung nah soal semacam ini ini adalah soal yang bikin puyeng bukan bikin puyeng bikin orang bernalar gitu kan ini dibenturkan satu realitas dengan realitas yang lain dibenturkan bahwa KTT bumi kedua itu salah satunya adalah membahas kelangkaan air padahal dalam buku pelajaran yang lain digambarkan bahwa air itu dalam kondisi konstan jumlahnya Nah kenapa bisa seperti ini kan mikir bahkan seandainya seandainya anak itu Googling untuk mencari jawabannya. Anak itu akan tersadarkan tentang betapa pentingnya air. Jadi ketika pun mereka nyontek mereka akan tersadarkan atau soal semacam ini. Itu membuat Nalar mereka itu berkembang dan imajinasi mereka itu berkembang. Kenapa nggak bikin soal-soal semacam ini saya kalau bikin soal di sekolah itu kayak
gini ya gak semua tentu saja dikombinasikan dengan yang simpel tapi
yang simpel juga harus bikin orang tuh. Nalar gitu kenapa nggak seperti ini.

Kemarin-kemarin juga saya berjumpa dengan salah seorang kepala sekolah di Bandung dia curhat Kepala Sekolahnya itu revolusioner saya pikir jadi dia itu adalah pemikir dia penulis buku-buku banyak sekali filosof juga kemudian dia juga pemain saham gitu dan lain-lain Nah dia tuh ngeluh ke saya tuh saya tuh pas datang ke sekolah ini satu marah-marah tapi ambek apa gung gitu kata dia istilahnya marah-marah tapi nggak bisa meluapkan emosinya gitu Kenapa karena pas dia lihat guru-guru itu bikin soal tuh yang kayak tadi itu satu ditambah
satu sama dengan titik-titik awan yang bentuknya seperti ini namanya
adalah awan titik-titik itu kan dia tuh kesel gitu. Makanya dia tuh bikin semacam inhouse training Gimana caranya bikin soal yang baik dan benar agar soal-soal itu bisa membuat siswa terbiasa untuk Nalar berpikir dengan baik. Ternyata guru-gurunya enggak bisa dikasih pelatihan sehari 2 hari nggak bisa jadi dia tuh bingung ya udah ginilah dia copas dari internet soal-soal dari visa soal-soal yang di bawah naungan PBB nih ini soal pg-nya turutin kayak gini diterjemahin sama dia tetap guru-gurunya juga enggak bisa Aduh kenapa enggak bisa kayak gini ya udah enggak usah diganti eh enggak usah di eee diturutin kayak gini copas aja cuman konteksnya ganti jadi konteks ke indonesiaan misalkan ada soal kemerdekaan Afrika dalam kurun waktunya itu relatif sama dengan kemerdekaan negara-negara di Asia tetapi ketika negara-negara di Asia relatif lebih bisa menemukan nasionalismenya negara-negara Afrika masih banyak dirundung oleh konflik karena ketidakpahaman mereka terhadap nasionalisme mengapa bisa demikian. Nah itu kan soal yang dari luar coba itu disamain aja semuanya tapi modifikasi itu berhubungan dengan ke indonesiaan gitu. Jadi misalkan di daerah anu dan di daerah anu tetap orang guru-guru di Indonesia guru-guru yang dia ayomi itu sebagai kepala sekolah itu enggak bisa makanya dia ngeluh gitu ngeluh tapi enggak bisa marah karena kan dia profesional dia kan kepala sekolah angin gede banget ya kan kepala sekolah kemudian dia ngomong sama guru-gurunya enggak boleh marah juga tapi dia tuh akhirnya toxic-nya ngomong toxic-nya itu ke saya gitu Kenapa guru-guru tuh lebih senang untuk bahas soal-soal yang kayak gitu gitu eee

misalkan eee lambang dari Metallica adalah titik-titik gitu ya yang kayak gitu. ya amandemen Indonesia yang kesekian itu membahas tentang titik-titik. kenapa seperti itu gitu Dan setelah dilihat-lihat ternyata soal-soal yang rusak seperti itu pun adalah soal yang dominan di CPNS bahkan penerimaan KPK anggota KPK atau pegawai KPK itu juga soal-soalnya adalah soal yang kayak gitu gitu coba ini saya baca lagi ya ini adalah soalnya luar biasa ya ini adalah soal CPNS lihat baik-baik soalnya begini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia melewati proses yang panjang hingga akhirnya sampai pada perumusan final yaitu pengesahan konstitusi pengesahan Pancasila sebagai dasar negara terjadi pada tanggal
A 1 Juni 45
B 22 Juni 45
C 17 Agustus 1945
D 18 Agustus 1945

ini nggak penting banget soalnya kalau misalkan calon PNS dikasih soal semacam ini
Apakah dia terukur kesetiaannya
Apakah dedikasinya terukur
Apakah ideologi terukur

ya enggak, enggak ada yang bisa diukur dari soal semacam ini kenapa soal-soal semacam ini mesti dipertahankan dari tahun ke tahun gitu kan bahkan ada pejabat di Indonesia menteri Kalau nggak salah menteri pendidikan itu minta kalau soal itu tapi koreksi jika saya salah ya tapi ada pejabat yang bilang soal itu gak boleh faktual karena faktual itu nggak ngaruh apapun gitu  tetapi nyatanya bahkan CPNS pun masih banyak soal-soal yang semacam ini gitu ya karena itu relevansinya nggak nyambung gitu atau ini ada soal UN sosiologi saya bacakan ya individu yang sabar senantiasa menunjukkan perilaku
dan tutur kata yang baik tidak mudah marah meskipun berhadapan dengan teman dan tetangga yang seringkali bertindak kasar dia berperilaku demikian karena mengedepankan nilai instrumental B material C estetika D logika etika please lah barangnya soal-soal semacam itu tuh jangan buat yang guru-guru Tolong jangan dibikin soal-soal semacam ini karena apa Karena soal ini tidak menghasilkan Nalar apapun tidak menghasilkan asesment apapun tidak menghasilkan takaran dan ukuran apapun kita tidak tahu anak itu pintar atau tidak kalau misalkan kita bacakan soal semacam ini gitu ya kan seperti itu dan yang lebih penting lagi guru-guru juga tidak tahu kualitas mengajarnya itu


apakah baik atau buruk penerangan penerimaan siswa atas materi-materi itu dapat atau nggak itu nggak bisa diuji dengan soal-soal semacam ini ini soal UN tahun sekian ya jadinya sekali lagi yang ingin selalu saya tekankan itu adalah bahwa pendidikan itu adalah sangat penting sangat urgent untuk keberlangsungan sebuah bangsa Bagaimana kita bisa mengubah sesuatu yang tidak bisa menjadi bisa sesuatu yang tidak ahli menjadi ahli sesuatu yang tidak paham menjadi paham dan sebagainya maka mengubah Indonesia dari yang tidak maju menjadi maju itu juga adalah dengan pendidikan Tetapi kalau misalkan pendidikannya tidak relevan seperti ini gak nyambung dengan realitas maka Bagaimana masa depan kita kan pada akhirnya kebanyakan di antara kita orang-orang sukses itu bukan gara-gara sekolah tapi gara-gara ya gara-gara Usaha apa gitu kan banyak sekali di Indonesia yang seperti itu bahkan dari kubuser itu sering sekali ngomong eh kok ngomongnya di buku besar sih biasanya ngomong Dedeku bisa dia bahkan Pak Dedi ku bisa itu kan sering kali bangga
dengan mengatakan bahwa dulu dia nggak naik kelas tapi dia Sekarang jadi salah seorang yang besar di dan terkenal di masyarakat dan sebagainya Kenapa gak seperti itu gitu ya jadi poinnya adalah Mari kita ubah pendidikan kita menjadi lebih baik Mari kita tergantung Peran kita apa ada yang menjadi murid ada yang menjadi guru ada yang menjadi orang tua yang menjadi apa ubah pendidikan menjadi relevan mungkin dengan kehidupan sehari-hari dan kehidupan di masa depan karena dengan itulah maka pendidikan menjadi bermakna Terima kasih karena sudah menyimak saya guru Gembul Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh peredaran darah ikan
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Masalah Pendidikan - Catatan Guru Gembul

  Guru Gembul . Berikan tepuk tangan untuk Bang guru gembul. Emang tinggal di Bandung?  Tinggal di Bandung, saya kan? orang Bandung.  Kirain sudah berkarir di Jakarta.. Saya itu dulu suka main PS. Jadi si avatarnya di dalam PS itu kalau bikin  orang gitu, buat diberantem2in, itu namanya GEMBUL apa gitu. Sedangkan  Gurunya karena guru?  Gurunya  karena saya profesinya  dalam tanda kutip ya, adalah  guru. Sampai sekarang masih mau ngajar?  MASIH..kemarin aja saya ngajar di sekolah.  Tapi itu tetap seperti guru-guru di SD Negeri atau apa? atau gimana? Guru honor  tidak tetap sih. Guru Honor, spill donk... gaji berapa sih? guru honor sekarang berapa?    Iya sekitar 900ribu sampai sejutaan, sebulan. K alau yang temen-temen saya itu bisa sampai 150.000  ada yang 200ribu. Ada juga yang bertahun2 gak dapat? jadi ikhlas aja makanya ya?  Sensasi . Makanya di sini tuh di negeri kita tuh.. Jadi ada orang-orang yang cari sensasi bikin kerusakan moral dan  lain-lain itu gajinya gede banget. Guru tu

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp