Langsung ke konten utama

Supranatural dan Fanatisme | Catatan Guru Gembul

 

Catatan:
Tulisan ini berdasarkan video guru gembul di ngaji ROSO. Selamat menikmati materinya, semoga bermanfaat. 


Fanatisme dan Rasa Takut
.

Pak guru kalau kemudian banyak orang yang belum tahu bagaimana caranya mengelola itu. Dan dia terjebak kepada fanatisme, otomatis orang yang melihat berita tentang Panji Gumilang itu ada juga yang fanatik terhadap alirannya itu. Kemudian ada juga orang yang tidak fanatik tetapi fanatik dengan yang lain. Nah fanatisme itu sebenarnya akarnya apa?

Fanatisme itu muncul dari rasa takut. Sama seperti beberapa teori tentang kemunculan agama, fanatisme itu muncul dari rasa takut. Jadi manusia itu adalah makhluk yang bersosial. Manusia itu hanya bisa hidup ketika ada manusia yang lain. Bahkan peradaban manusia itu muncul gara2 ada manusia yang lain. 

Bapak pakai baju itu, gara2 ada orang lain, kalau gak ada orang lain...  atau ada orang lain tapi istri sendiri. 

TAPI intinya, norma kita itu muncul gara2 ada orang lain, gara2 kita itu makhluk sosial. Kita bahkan bisa membangun peradaban itu karena ada akumulasi pengetahuan, ketika kita bermasyarakat, kan begitu ya? dasarnya ituNah karena itu masyarakat juga bisa kita gunakan sebagai alat untuk membela kepentingan pribadi kita. Kita bisa hidup karena orang lain, jadi kalau kitanya lepas dari orang lain, maka kitanya mati. Gitu kan...? Nah Fanatisme muncul, Fanatisme kelompok, kita takut sekali keluar dari kelompok itu sehingga kita itu akan 

  • kekurangan pangan, 
  • kekurangan pembelaan. 

Kita takut kalau kita keluar dari kelompok itu, kita akan mengalami nasib yang buruk, maka kita tetap berusaha untuk disana. Bagaimana caranya agar kita tetap harus disana? ya menjadi fanatik. 


Berarti bisa dikatakan kalau saya fanatik dengan agama saya, artinya saya tidak percaya? Artinya saya takut luar biasa

Artinya kalau saya fanatik terhadap kelompok saya, artinya saya takut keluar dari kelompok saya? Iya.

Atau bahkan mungkin bisa dikatakan gini nggak Pak guru saya fanatik Karena saya takut kelompok saya ternyata yang salah gitu 

Iya bisa juga seperti itu. Jadi misal seperti ini, kemarin itu di tik tok ada sesuatu yang viral, yaitu ketika ada seorang perempuan yang mengaku, beres umroh malah masuk kristen. Dia muslim gitu ya, kemudian masuk kristen. Kemudian penontonnya itu banyak sekali, (sampai) jutaan. Dan di kolom komentar yang teratas itu dituliskan, kami tidak butuh orang-orang seperti dia. Nah ini (contoh) fanatik. Jadi dia menganggap bahwa agama adalah identitas komunal, jadi kalau ada yang keluar, 

yasudah sono lu.. kita tetep ada disini

Sebenarnya agama itu adalah jembatan untuk kita memahami, dan meresapi karunia Tuhan. Sebenarnya agama itu seperti itu. Tapi ada orang2 yang kekuatan abstraksinya tidak memadai untuk menjadikan itu, sehingga menjadikan agama itu sebagai identitas komunal, dimana dia terasa nyaman ketika dia ada di tengah2nya.

Dan ketika ada orang yang keluar dari satu agama tertentu 

Ya udah nggak papa lah, lu aja (yang keluar).  Kan kita masih banyak. Sudut pandangnya itu adalah sudut pandang rasa takut, gitu.


 

Nah sekarang pak guru kalau kita tarik dengan fenomena yang sekarang ada di media sosial juga. Rasa takut ini kan berkembang kan pak guru ya. Kalau kita melihat rasa takut dulu pada zaman Yunani Kita takut dengan dewa-dewa, kemudian berkembang lagi ada takut dengan Tuhan. Kemudian sekarang nih pak guru itu kalau kita lihat mereka itu takut dengan alien mereka menganggap bahwa ada satu peradaban lain yang nanya pleidian dari gugusan bintang pleidies gitu. Nah kelompok ini mereka merasa diawasi oleh peradaban pledian ini.  Kalau kita melihat pergeseran itu bagus kalau dulu diawasi oleh Dewa kemudian diawasi oleh malaikat. Nah sekarang mereka itu merasa diawasi oleh Ratu Pleidian, gitu. Atau mereka peradaban dari peledaian yang kesadarannya diyakini lebih tinggi teknologinya lebih maju. Jadi kita merasa diawasi lagi nah kalau menurut pandangan pak guru keyakinan tentang Pleidian itu bagaimana?

Supranatural
.

Itu tidfak ada pergeseran, dari dulu sampai sekarang tuh sama aja. Sama dalam artian cuman istilahnya aja yang berbeda. Konsepnya aja yang berbeda, tapi secara dasar itu tidak ada bergeseran. Karena kita sama sama takut pada sesuatu yang supranatural. Jadi misalkan dewa dewi itu SUPRANATURAL. 

Natural itu maksudnya... air jatuh dari atas ke bawah. Ketika ada seseorang yang bisa melakukan hal yang sebaliknya, netesin dari air ke atas, itu SUPRANATURAL. Pada natural saja kita takut, apalagi terhadap supranatural. Nah ketika konsepsi berkembang, orang2 itu bikin agama2 lokal. Makanya namanya dewa, itu agama2 lokal. Nah ketika masyarakat satu sama lain bertemu.

Situ dewa nya begini, oh saya dewa nya begini. Ayo kita berantemin dewanya, Siapa yang lebih kuat, Gitu kan? itu muncul dalam Weda itu cerita-cerita semacam itu banyak sekali terjadi atau misalkan dalam epos gilgames gitu ada cerita-cerita yang semacam itu yang pada akhirnya juga menginspirasi penulisan kitab Yahudi, Saya mohon maaf ya. Tapi banyak sekali cerita-cerita (seperti itu). Itu sebenarnya adalah evolusi manusia dari awalnya punya tuhan2 lokal yang disebut Dewa itu ketika bertemu dengan yang lain 

Eh Tuhannya harus diberantemin, Nah pada akhirnya manusia memunculkan sebuah konklusi bahwa Tuhan yang utama itu yang sama sekali tidak bisa dikalahkan. Sama sekali tidak bisa dihancurkan dan melingkupi seluruh bangsa, begitu kan? Itu muncul Tuhan tapi tetap judulnya adalah supranatural. 


Positifistik
.

Kemudian ketika manusia meragukan. Emang ada sesuatu yang supranatural ini? kan semua ini bisa terjelaskan secara fisika gitu kan? Nah maka muncullah agama semacam scientologi, muncul lah agama2 UFOlogi.  Itu bahkan ada yang di Jerman itu, pendeta, Pastor bahkan ini masih putih ininya di sininya  tuh. Dia memuji alien dan menganggap bahwa Yesus itu adalah alien. Ya karena apa? Jadi sebenarnya rasa takut terhadap supranaturalnya tetap sama, cuman berkembang seiring dengan kepercayaan atau tidaknya. 

Dulu manusia sangat percaya pada supranatural. Sekarang zaman positifistik kata Comte itu. Karena sudah zaman positifistik Maka manusia harus percaya pada sesuatu yang realistis. Bahkan sesuatu yang supranatural pun harus realistis. 



Maka dari itu orang-orang yang percaya ada peradaban lain yang mengawasi kita itu itupun didasari atas rasa takut? Iya (Lalu) untuk mengatasi rasa takutnya itu kemudian dia menciptakan satu peradaban atau satu sosok yang mengawasi dia yang dia yakini sebagai pledian itu.? Iya. Nah Kalau Pak Guru secara objektif pledian itu apa sih Pak Guru? alien dari luar sana

Iya tentu saja Sebenarnya bukan pleidian itu, ada banyak. Kita tuhada 2500 agama di seluruh dunia. Dan agama-agama yang baru yang tumbuh berkembang itu yang khususnya di Amerika dan Eropa itu itu juga ada sekitar 600-an agama-agama yang baru itu termasuk agama bunuh diri agama alien yang menyembah alien itu dan lain-lain.


Alien
.

kalaupun misal alien itu ada, dia tidak akan kontak dengan kita dalam waktu dekat. Karena ngapain? urusannya apa?  Jadi gini, jarak antara kita dengan bintang terdekat yang berpotensi menghasilkan sebuah peradaban itu terlalu jauh. Jadi jaraknya 4,3 tahun cahaya untuk yang paling dekat saja. Artinya kalau memang ada alien yang mampu datang ke bumi, dia pasti sudah memiliki kemampuan melintasi ruang dan waktu. Artinya dia sudah merekayasa ruang dan waktu. Siapapun yang sudah bisa merekayasa ruang dan waktu sudah tidak lagi membutuhkan sumber daya yang ada di bumi. Jadi ngapain dia ngejajah? ngapain dia ngawasin kita? ngapain juga dia kesini. Secara logika sederhananya begitu.


Akal Sehat
.

Pak Guru,  artinya di dalam menyikapi tentang pleidian, kalau kita tahu akarnya bahwa itu adalah rasa takut manusia. Berarti kita mesti harus menggunakan akal sehat atau mengembangkan logika yang benar, baik itu dalam beragama, maupun dalam keyakinan2 yang lain. Nah porsinya itu berapa porsinya misalnya kalau saya beragama karena beragama saya harus dituntut percaya dengan sesuatu yang enggak pernah saya lihat. Nah porsinya berapa Ketika saya harus menggunakan akal sehat itu?


Tergantung orangnya. Jadi maksudnya akal sehat itu apa sih? Jadi kalau misalkan dalam dunia science kita nggak paham apa itu akal sehat? Jadi kalau misalkan Pak Rocky Gerung sering bikin kalimat akal sehat gitu. Ya akal sehat setiap orang itu sebenarnya juga berbeda-beda. Jadi maksudnya Akal Sehat dalam konteks filsafat itu berarti dia tidak cacat logika. Jadi cacat logika itu ada 200 biji, dan dia harus bisa terhindar dari 200 biji itu semuanya dan bisa berpikir secara logis dan rasional. Tapi


Kalaupun kita bisa berpikir secara rasional belum tentu kita bisa memecahkan masalah contoh ada satu ada masalah yang secara filosofis itu rasional tetapi secara sains itu salah contohnya adalah kalau kita ada di satu tempat kemudian dia bergerak lurus terus secara logis mungkin nggak kita bertemu di tempat yang sama kita lurus nggak belok nggak mungkin nggak mungkin mau logika kayak gimanapun secara sains itu balik lagi kita tuh bahkan ketika kita lurus 100% gak bergeser sederajat pun itu tetap kita akan kembali ke posisi semula 


Berpikir Kritis
.

Kalau kita kayak tadi Pak Guru, akal sehat mungkin definisinya bagi orang kan berbeda-beda. gitu kan? Nah kalau kemudian kita hubungkan akal sehat dengan berpikir kritis. Apakah setiap kita ketika kita melakukan berpikir kritis terhadap keyakinan sekalipun itu diperbolehkan. Ya diperbolehkan kritis itu artinya verifikatif. Bahasa lain dari kritis itu verifikatif. Verifikatif itu apa menguji. Jadi misalkan ini ini kopi, ini kopi bukan pak?

kopi 

dari mana bapak tahu kalau ini kopi?  

Mungkin aja salah Pak yang nulis ini kan orang Pak. Jadi mungkin ini namanya meja apa sebenarnya Pak. ini salah nih Ini aslinya meja Nah misalkan berpikir kritis itu seperti itu kita menguji. Misal Bapak namanya adalah agung? agung

Nama aslinya siapa Pak WB itu bukan nama asli bukan bukan nama asli jadi nama asli saya Siapa lah itu pertanyaan saya namanya siapa itu kan nama yang dikasih sama orang tua misalkan dia sama masyarakat Lha emang orang tua Bapak tahu nama asli bapak siapa ya kan enggak tahu juga nah itu berpikir kritis itu begitu bisa diverifikasi jadi ayo kita verifikasi jadi nama bapak aslinya itu seperti apa gitu berpikir kritis berpikir rasional itu nah berpikir kritis memverifikasi dengan cara rasional begitu.

Nah kalau kemudian pak guru kita tarik di dalam konteks beragama supaya kita menjadi cerdas itu boleh tidak kita berpikir kritis terhadap guru-guru agama kita. Ya boleh kan dia manusia juga

Jadi misalnya ketika saya menanyakan sama guru agama guru Tuhan itu ada tahu nggak sih kalau kemudian mereka tidak bisa menjelaskan secara logis misalnya dengan cara-cara logika yang yang rasional dan Udah kamu nggak usah mikir kayak gitu atau kemudian saya bertanya surga dan neraka itu ada nggak sih kamu nggak usah itu ditunggangi setan gitu ketika itu boleh saya tanyakan sebagai pikiran kritis saya terhadap keyakinan atau agama kalau ada guru-guru yang tidak bisa menjelaskan itu Itu termasuk apa bagus Apakah mereka nggak bisa berlogika itu sebenarnya bukan kritis terhadap agama itu kritis pada manusia kan Jadi sebenarnya keyakinan kita pada agama pada spiritual itu tidak tergantung pada manusia maksudnya jangan hanya gara-gara manusia tidak bisa menjelaskan secara definitif tentang sesuatu yang kita ertanyakan bukan berarti ajarannya salah kan begitu ya ya orang itunya aja yang salah orang itu tersesat itu gurunya tersesat saya mendapati guru yang seperti itu saya tinggalkan guru itu artinya adalah orang yang memberikan pencerahan atau memberikan jalan kepada kita untuk memberikan pencerahan kalau si guru itu malah memberikan kepada kita tembok agar kita tidak bisa melangkah yang namanya bukan guru itu nggak mau di debat gitu Iya itu kan artinya mentok di situ jadi itu ideologis kalau ideologis itu doktrin jadi semua yang namanya ideologis itu ya doktrin semua yang namanya doktrin itu boleh kita ikutin Iya boleh aja tapi itu sama sekali tidak memiliki tidak memiliki kesempatan untuk disakralkan gitu ya biasa-biasa aja artinya bagi bagi para guru-guru ini ketika dia tidak membuka ruang debat ketika mereka tidak membuat ruang-ruang kritis enggak usah jadi guru aja gitu Iya boleh itu cari nafkah kan aja kalau mereka memang mau seperti itu cuman cuman kalau ya kalau kita mencari orang yang bisa menuntun kita pada pencerahan orang yang bisa mengajak kita untuk bisa berpikir secara sehat berpikir secara benar sesuai dengan kemampuan kita ya kita jadikan itu guru Walaupun dia tidak berprofesi sebagai guru gitu Nah kalau kita tarik lagi tadi mundur tentang tentang Panji Gumilang tadi karena di media panjigumi itu mengajak untuk debat tetapi kelihatannya sampai sekarang kan belum ada yang yang mengajak untuk menentang kritisan itu itu padahal secara terbuka kalau saya pernah banyak di media Ayo debat dengan saya tentang ini karena saya bilang tadi itu bahwa zaitun dengan seluruh pengurusnya itu sebenarnya adalah laboratorium itu kalau misalkan Bapak analisis itu selalu muncul ke permukaan sebagai kontroversi itu menjelang penerimaan siswa baru Pak Oh ini Juli semua baru atau menjelang Pilpres itu jangan dijadikan itu sebagai contoh kita bisa tercerahkan atau enggak itu itu politis saja itu mainan aja itu pemasaran Pak


Saya akan bertanya yang agak personal bagi pak guru Tuhan itu wujud sebagai objek atau keyakinan saya gak akan menjelaskan tentang Tuhan nggak bisa saya Walaupun itu keyakinan Saya yakin tapi kan Keyakinan itu gak bisa didemonstrasikan Jadi kalau misalkan saya bisa mendefinisikan kopi yang tadi itu saya bisa definisikan kopi bagaimana saya mendefinisikan Tuhan itu kan saya nggak bisa jadi ya udah saya yakini Ya gimana saya menunjukkan bahwa saya yakin gitu saya yakinkan berarti tidak ada korelasinya ketika orang menanyakan bahwa Tuhan itu ada atau tidak saya berdebat saya bicara saya berorasi tentang hal-hal yang bisa saya buktikan dan saya wujudkan kalau misalkan saya berdebat dengan misalkan orang atheis Tuhan itu buktikan bahwa Tuhan itu ada misalkan keberadaan Tuhan itu sama mustahilnya dengan ketiadaannya secara logika jadi nah kalaupun misalkan saya bisamembuktikan misalkan saya bisamembuktikan Tuhan itu ada atau sayamembuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada ya sesuatu yang kita perdebatkan itu nggak berubah sama sekali ya kita mau bilang Tuhan itu ada ya begitu ya kita itu hanya yang intelektual saja

Saya pernah mendengar istilah gini Pak Guru

sesuatu yang tidak bisa kita berdebatkan adalah fakta. Tetapi sesuatu yang bisa kita perdebatkan adalah fiksi. setuju. Dalam hal itu tapi bukan berarti Tuhan itu fiksi Ya bisa aja kita sebut bahwa Tuhan itu fiksi bisa aja kita sebutkan karena istilah-istilah yang kita gunakan itu itu adalah istilah logis dan istilah wujud dari kebudayaan manusia wujud dari nilai-nilai sosial jadi yang kita bicarakan tentang Tuhan kita ngomong sama Tuhan misalkan ya yang bisa kita ngobrolkan tentang Tuhan kita definisikan kita berantem kan itu adalah konsepsi kita tentang Tuhan bukan Tuhannya itu konsepsi itu alam pikiran kita tentang saya mengatakan bahwa inilah Tuhan konsep saya dan orang lain mengatakan inilah Tuhan konsep saya ya Iya makanya ada ada buku menarik Tuh Di abad ke-13 tuh bilang ada Tuhan asli dan Tuhan palsu Tuhan palsu yang kita debat ini tuhan-tuhan palsu itu hasil dari pikiran manusia Ya Tuhan yang asli itu apa ya jangan-jangan kita sendiri tapi kan itu bikin sebuah pertanyaan atau jangan jangan makanya dalam konsep Buddhis itu pada akhirnya kita ketemu pada satu hal Oh Tuhan itu pada akhirnya Anata Tuhan itu Anata bukan pribadi Tuhan itu dan nggak usah kita jadikan itu sebagai bahan perdebatan kita berdebat padahal hal-hal yang bisa hasil dari konklusi perdebatan itu adalah bermanfaat solusi kalau misalkan kita memperdebatkan tentang Tuhan kita berantem dan menyakiti dalam tanda kutip menyakiti orang-orang yang meyakini Tuhan orang kita ngobrol aja sekarang Pasti ya Yang marah-marah tergantung cara marahnya bermanfaat atau tidak tentang cara manfaat langsung kalau kita lihat dari World population itu kan di dunia ini ada 4000 agama atau lebih gitu kan Nah di dalam perjalanannya kan ada agama yang punah ada agama yang sudah enggak dipakai atau agama itu sudah useless gitu kan kemudian ditinggalkan Nah kita bicara tentang kemungkinan pak guru tentang kemungkinan yang objektif gitu kalau ada agama-agama yang ternyata punah mungkin nggak agama-agama sekarang yang kita kenal sebagai agama besar ini nantinya dalam prosesnya itu akan menjadi sama kemudian berganti lagi ada beberapa teori bahwa ke depan memang kita akan bertransformasi dan agama-agama yang sekarang itu hilang tapi ada juga yang lebih optimistik yang menganggap bahwa agama itu enggak akan hilang tapi agama secara internal dia sendiri berubah beradaptasi terhadap lingkungan Nah jadi ndalam hal ini dalam pendekatan yang nkedua ini sebenarnya misalkan ya Kristen itu udah lama punah Kristen sudah lama punah yang sekarang aku ngaku Kristen itu Kristen baru generasi baru dengan tafsiran baru Islam itu udah punah Islam sudah punah yang ada sekarang itu adalah Islam generasi baru yang berbeda penafsirannya gagasan pemikiran dan lain-lain misalkan Islam yang generasi lampau itu itu adalah Islam yang saintis sekarang Islam yang dogmatis Misalkan seperti itu kalau pendekatannya adalah teori yang kedua tadi bahwa agama itu sebenarnya beradaptasi secara internal Amstrong itu mengatakan yang seperti itu ada juga yang mengatakan bahwa agama pada akhirnya akan punah akan hilang karena semua doktrin-doktrin semua cerita-cerita itu secara sains terbantah dan semuanya karena itu maka tidak akan diterima lagi tapi Karena manusia itu haus akan nilai-nilai spiritual Maka akan muncul agama-agama yang baru ada ada banyak sekali teori-teori dan hipotesis seputar hal itu tapi yang lebih esensial adalah bahwa sebenarnya kita bahkan tidak paham agama itu apa tidak paham agama itu apa tidak Tidak ada satupun ilmuwan yang bisa memberikan penjelasan secara demonstratif dan diakui secara aklamasi tentang apa yang dimaksud dengan agama jadi makanya kan saya pernah bilang ke Coki itu langsung saya bilang Iya saya bilang gini kamu tuh gak bisa atheis bapak-bapak ini ibu-ibu ini nggak bisa ateis karena kita tidak mungkin bisa mengingkari sesuatu yang tidak bisa kita definisikan kita mengingkari misalkan kita mengingkari gitu ya kita nggak tahu prod itu apa gitu ya mungkin aja kita ada di dalam perut itu tapi kita nggak memahaminya kan bisa aja seperti itu gitu jadi misalkan kalau agama itu didefinisikan sebagai sistem pemikiran manusia tentang hal-hal yang spiritual misalkan yang seperti itu ada agama yang non spiritual misalkan lihat tadi yang Bapak sebut yang agama-agama yang berkaitan dengan alien dan sebagainya gitu atau misalkan yang dimaksud dengan agama itu adalah bahwa sistem moral yang dikaitkan dengan nilai-nilai Ketuhanan gitu ya Bahkan Tuhan pun sampai sekarang kita tidak bisa mendefinisikan Ya Tuhan itu seperti apa masih diperdebatkan eee bukan di perdekatan orang enggak ada yang paham itu Tuhan itu apa gitu


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp

Ide dan Dialektika | Catatan Rocky Gerung

Kita disini untuk mengalami suatu peristiwa BERPIKIR. Ini gedung bukan tidak selesai. Ini gedung, tempat kita menyelesaikan PIKIRAN.  Dan sama ini, suasananya atau VIBESnya, sama seperti kita lagi di ATHENA, terus lihat gedung2 yang pernah dijejaki oleh para filusuf, mengajar disitu, tinggal pilar2.   Pilar Demokrasi . Tapi satu hal selalu saya menganggap bahwa Pilar Pertama dari DEMOKRASI adalah PIKIRAN.  Dan itu yang diuraikan oleh PLATO di 300 tahun sebelum masehi. Bahwa kita mesti anggap, setiap individu dibekali kemampuan berpikir, karena itu kita bisa berdemokrasi. Dan dalam evolusi yang 25 abad (2500tahun) ini, kita masih menganggap bahwa demokrasi adalah peralatan yang paling mungkin membuat kita setara . Kita tinggalkan  ide tentang kerajaan,  ide tentang kekhalifahan bahkan.  Walaupun ide itu mesti muncul, tapi kita mau agar supaya ada semacam evolusi di dalam hidup kita, dan kita mengalami itu sebagai upaya kita menemukan IDE.  Cuplikan video, bisa kalian saksikan disini , t