Langsung ke konten utama

Maksimalkan Potensi untuk berkarya, Catatan Guru Gembul


Generasi Terkutuk
.

Pada faktanya, kalian ini adalah generasi terpuruk sepanjang sejarah manusia. Generasi yang paling dikutuk, yang tidak pernah ada generasi sebelumnya yang seperti kalian. Kenapa coba? paling dikutuk, karena kalian mengalami disrupsi, lima tahun sekali. Orang zaman dulu, pelajaran dari kakek buyutnya itu masih relevan diterapkan pada kehidupanya. Misalnya, nak kalau mau jadi sukses, jadi PNS. Sampai sekian generasi masih relevan. Tapi generasi sekarang ini, itu dikutuk karena apa? apa yang kita pelajari sekarang, besok, sudah tidak relevan. Ilmu pariwisata yang dipelajari di bangku kuliah sekarang, lulus kuliah gak relevan. Karena dunia terlalu banyak berubah. Orang dulu bikin travel agent. Sekarang ada traveloka, sudah disrupsi. Orang zaman dulu main facebook bangga, orang sekarang masih main facebook? alah.... ketinggalan zaman. Dalam kehidupan kalian, berganti2 semuanya. Sehingga apa yang diajarkan nenek moyang, apa yang diajarkan orang tua bahkan apa yang diajarkan dosen, lima tahun kemudian tidak berlaku. Perubahanya terlalu dinamis, perubahan yang kalian lakukan harus mampu mengimbangi perkembangan zaman itu. Itulah yang kemudian kenapa generasi kalian disebut sebagai generasi terkutuk. 



Proses Potensi
.

Sebenarnya kita melihat potensi itu, yang tidak kita lakukan adalah memproses penglihatan itu. Jadi sebenarnya begini nih, siapa yang disini yang pernah lihat sampah organik? cung... satu orang. Siapa yang berpikir untuk mengolah sampah organik jadi pupuk? Jadi sebenarnya kita melihat potensi itu, cuman kita tidak memproses di dalam benak kita. Kita setiap sore melihat jalan yang macet, itu penglihatan kita, itu potensi besar. Kalau disitu setiap pagi dan sore macet, apa yang bisa kita jadikan sebagai peluang? Misal kalau kita memproses, misalkan yang bikin macet itu misalkan orang yang berangkat kerja, pulangnya dan datangnya selalu di tempat yang sama. Bandung itu, salah satu kota yang paling tidak tertata dengan baik, kenapa? tempat kerja itu ada di tengah, di pinggirnya pemukiman, tapi lihat di Bandung Timur, jalan yang menghubungkanya sampai ke tengah kota, cuma dua. Jalan Sukarno Hatta, dan terusan ciberung. Sedangkan yang dipinggir2 itu pemukiman. Terus yang bikin macetnya apa? jam kerjanya sama, jam tujuh. Maka disitu penuhnya jam tujua-an. Dan jam lima sore, atau jam pulang kerja. Sekarang apa yang bikin macet? mobilnya. Kan keunggulan mobil itu tidak kehujanan, tidak kepanasan. Tapi macet, dan gede, itu kekuranganya. Kelebihan motor, bisa selap selip, tapi hujan kehujanan, panas kepanasan. Kenapa gak kita gabungin? keunggulan motor tapi ada atapnya. Maksudnya setiap kelemahan, kejelekan, keburukan, yang tadi saya bilang itu. Bisnis itu, atau kita mau menarik perhatian orang itu, itu harus dimulai dari kita harus melihat masalahnya, melihat ketidakmampuan. Orang yang tidak mampu main bola, tapi pingin main bola, akan membayar mahal untuk nonton bola. RUMUSNYA disitu. ORang yang ada masalah kemacetan, tidak mampu mengurai kemacetan, kita bikin disitu setengah mobil, setengah motor. 


Jadi berpikir pariwisata itu terkait dengan hal2 yang integral (bukan parsial). Terkait dengan hal2 yang ada disekitarnya. Buat pariwisata itu juga menjadi pendukung peradaban, buat sebaik mungkin, maka dengan sendirinya akan menjadi tempat wisata. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp

Ide dan Dialektika | Catatan Rocky Gerung

Kita disini untuk mengalami suatu peristiwa BERPIKIR. Ini gedung bukan tidak selesai. Ini gedung, tempat kita menyelesaikan PIKIRAN.  Dan sama ini, suasananya atau VIBESnya, sama seperti kita lagi di ATHENA, terus lihat gedung2 yang pernah dijejaki oleh para filusuf, mengajar disitu, tinggal pilar2.   Pilar Demokrasi . Tapi satu hal selalu saya menganggap bahwa Pilar Pertama dari DEMOKRASI adalah PIKIRAN.  Dan itu yang diuraikan oleh PLATO di 300 tahun sebelum masehi. Bahwa kita mesti anggap, setiap individu dibekali kemampuan berpikir, karena itu kita bisa berdemokrasi. Dan dalam evolusi yang 25 abad (2500tahun) ini, kita masih menganggap bahwa demokrasi adalah peralatan yang paling mungkin membuat kita setara . Kita tinggalkan  ide tentang kerajaan,  ide tentang kekhalifahan bahkan.  Walaupun ide itu mesti muncul, tapi kita mau agar supaya ada semacam evolusi di dalam hidup kita, dan kita mengalami itu sebagai upaya kita menemukan IDE.  Cuplikan video, bisa kalian saksikan disini , t