Langsung ke konten utama

Gender dan Pemasaran | Catatan Guru Gembul 268

 

Sekitar 20tahun yang lalu,  Naomi Wolf seorang feminis, menulis di dalam sebuah buku, mitos kecantikan. Apa isinya? bahwa perempuan2 sekarang dirundung oleh citra perempuan2 ideal yang tidak sesuai dengan karakter dan kriteria yang dia miliki. Bahwa misalkan cantik itu harus tirus, harus kurus, harus putih, harus tinggi langsing dan lain sebagainya. Yang citra2 seperti itu sesungguhnya demi kepentingan para pria. 

Selama ini perempuan2 hidup dengan kewajiban menjadi perempuan bertubuh tinggi, langsing, putih, dan berambut indah. Kulit wajah mereka harus mulus, dan lingkaran pinggang mereka harus kecil. Setiap pagi perempuan bangun dengan perasaan rendah diri tentang tubuh mereka. Fenomena eating disorder atau pembesaran payudara hanyalah salah satu upaya mereka untuk memenuhi mitos kecantikan. 


Lalu bagaimana jika si perempuan tidak dilahirkan tidak tampil cantik sesuai dengan kriteria yang dimaksudkan itu? Misalnya pipinya tembem, atau alisnya empat, misalkan seperti itu. Kalau ada perempuan2 yang dilahirkan tidak seperti itu, yang tidak sesuai dengan trend perempuan (cantik). Maka dia harus dipaksa untuk mengikuti trend kecantikan yang ada. Bagaimana caranya? dengan membeli produk2 kosmetik atau produk2 untuk mengubah dirinya, misalkan operasi plastik, yang disediakan oleh para kapitalis. Dalam hal ini si perempuan harus tampil dengan keinginan si laki2, dengan menguntungkan para kapitalis. Maka perempuan itu ada di level yang paling dasar. 

Nah setelah si perempuan itu tampil cantik, kalau sudah dia tampil cantik maka dia akan jadi selebgram, atau artis, atau dia akan terkenal karena tubuhnya atau karena kecantikanya. Dan ini akan turut melanggengkan citra atau versi cantik menurut orang lain. Sehingga perempuan2 yang tidak seperti itu akan minder, akan rendah diri, akan merasa dirinya tidak diperlakukan dengan baik, karena memang tidak cantik sesuai dengan pangsa pasar atau karakteristik yang diminta oleh pangsa pasar. Kan begitu... bahkan untuk menjadi cantik pun, perempuan itu menghabiskan banyak sekali waktu. Menghabiskan banyak sekali pikiran, menghabiskan sumber daya yang mereka miliki. Tetapi setelah menjadi cantik pun, yang diuntungkan adalah para pria, yang fantasinya terlampiaskan dan para kapitalis yang mendapatkan uang, dalam jumlah yang sangat besar. 2.19

 

Dandanan Perempuan
.

Bahwa perempuan dandan itu, bukan untuk pria.  Nah perempuan berdandan itu untuk memanifestasikan dirinya. Nah kekacauan logika, kekacauan logika ini ada dimana2 hanya untuk perempuan saja. Entah bagaiman caranya memang seperti itu, misalkan kalau baraya melihat di tayangan2 artikel, ada berita misalkan perempuan tidak harus tampil cantik secara fisik, tampil cantik itu karakter misalkan seperti itu. Tetapi, model2.. ditampilkanya model2 yang cantik. Kegalauan masal ini terjadi bukan gara2 naluri wanita, dengan idealisme modern zaman sekarang. Tetapi juga karena ada campur tangan kapitalis, untuk mendapatkan uang sebanyak2nya dengan cara mengeksploitasi perempuan.

Misalkan Judulnya inner beauty, tetapi yang ditampilkan wanita yang cantik. 

Ini biasa kita sebut dengan filosofi adam-hawa. Misalkan ada perbedaan adam dan hawa versi al quran dan versi al kitab. Tetapi kita ngambil yang al kitabnya, misalnya disini.. setan itu tidak bisa membujuk adam. Tetapi setan bisa membujuk hawa, dan akhirnya hawa membujuk adam. Dan filosofi seperti inilah yang digunakan, untuk dunia saat ini. 

Wanita cantik jadi selebritis, agar pria senang. Dan agar wanita lain terobsesi mengikuti kecantikanya. Dan membeli berbagai produk kecantikan. 

Lalu media bilang, cantik itu bukan fisik. What...?

Misalkan kita ambil ke dunia cinema (perfilman) dulu ya. Nanti Baraya pasti akan paham.

 

Sinetron dan Kapitalisme
.

Banyak perbedaan pandangan tentang Sinetron di Indonesia. Banyak sinetron di Indonesia itu buruk. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa sinetron2 di Indonesia itu sangat buruk. Dan disisi lain, banyak orang yang mengatakan bahwa sinetron di Indonesia itu sangat tidak baik. Nah dari berbagai macam perbedaan pendapat itu, pada kenyataanya para penulis skrip sinetron itu mengatakan bahwa karya nya itu sangat jelek. Kenapa karya nya sangat jelek? dan dia mengakuinya sendiri? KARENA dia dikejar waktu. Kenapa dikejar waktu? KARENA setiap sinetron itu tayangnya setiap hari. Sehingga skripnya, penulisanya juga harus ditulis setiap hari. Dan karena penayanganya itu harus disesuaikan dengan rating penonton, penulisan skrip itu tidak bisa dibuat jauh2 hari sebelumnya. Tetapi harus dibuat 24jam atau 48jam sebelum take dimulai. 

Kejar tayang yang gak mungkin membuat sinetron jadi bagus. nggak mungkin akting pemain optimal, nggak mungkin sutradara arahanya optimal, enggak mungkin editing sinematographynya optimal.
Deddy Mizwar

Ya iya, masalahnya kenapa harus setiap hari? KENAPA mesti mengorbankan kreativitas demi kecepatan bikin sinetron yang secepat itu. Ya alasanya sangat sederhana baraya, sinetron itu untuk sekali tayang, masang iklanya itu bisa sampai 85juta rupiah per tiga puluh detik. Artinya kalau dalam satu sinetron itu bisa menghasilkan untung 5 Milyar, atau bahkan lebih, hanya untuk sinetron beberapa jam saja. Atau mungkin satu jam saja, katakanlah seperti itu. Nah si pihak kapitalis itu, si pihak pemilik televisi itu tahu persis bahwa dia hanya dalam waktu satu jam bisa mendapatkan untung 5Milyar rupiah. Maka apa yang harus dia lakukan, dia harus bikin sinetron terus2an walaupun dia mengorbankan krativitas, karena untungnya 5Milyar per satu jam.  Dan si Pihak kapitalis itu pingin agar keuntunganya masih lebih besar lagi. Udah merusak kreativitas, gak papa setiap hari yang penting mendapatkan uang. Dan si pihak kapitalis itu belum cukup, dia bikin lagi peraturan bahwa sinetron itu harus dibuat sejelek mungkin. Dengan properti yang sangat jelek, dengan alur cerita yang sangat jelek. Dengan CGI yang sangat jelek, atau dengan apapun yang sangat jelek, yang penting murah, karena betapapun murahnya sinetron itu, dia tetap akan mendapatkan keuntungan milyaran rupiah per satu jam, per harinya. Bayangkan kalau satu tahun. Kan begitu...

Nah walaupun sinetronya sejelek apapun, tetapi tetap harus mendapatkan peminat yang sangat banyak, maka sinetron itu harus diarahkan untuk pangsa pasar perempuan. Maka si perempuan itu akan didoktrin, akan dipaksa akan diarahkan sedemikian rupa, sampai dia se irasional mungkin, sampai dia seemosional mungkin, sampai dia jauh dari intelektual sejauh2nya. Biar apa?? biar dia tetap melihat sinetron paling buruk, agar dia (si kapitalis) mendapatkan keuntungan dengan margin yang paling besar. 

 

Produk Perempuan
.

Seorang kapitalis pernah menasihati anak2 muda yang pingin jadi kapitalis yang lain. Dia bilang, anak2 kalau kalian mau bisnis, maka mulailah berbisnis dengan sasaran pangsa pasar perempuan. Karena pangsa pasar perempuan itu menguntungkan sekali. Misalnya kalau pangsa pasar laki2, Mobil Sport,  merupakan barang yang sangat mahal, tetapi ongkos produksinya memang sangat2 mahal. Jadi wajar seperti itu. TETAPI kalau kita jual produk ke perempuan, maka hal itu tidak usah terjadi. Kita bisa membuat tas cantik, yang biaya produksinya 1juta, dijualnya 4 Milyar. Dan kalau si Perempuan sudah beli, maka tanpa ada yang mempromosikan pun, si perempuan akan bilang, ngegosip kesana kesini, bahwa produk ini sangat baik. Maka si orang yang kapitalis itu tinggal guling2 mendapatkan uang yang sebanyak2nya. 

Konsumen wanita menjadi figur pelaku yang berpeluang besar untuk melakukan pembelian impulsif. Jika dibandingkan dengan pria, wanita cenderung lebih banyak dipengaruhi oleh sisi emosionalitas dibandingkan rasionalitas. Wanita juga cenderung memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam mengontrol diri dibandingkan konsumen pria sehingga lebih besar kemungkinan melakukan impulse buying.

Ni Putu Laksmitha Widya Astari dan I Gusti Ngurah laya Agung Widagda

Dan agar si perempuan itu tetapi membeli tas yang harganya sangat murah itu, bisa dibeli dengan sangat mahal itu. Agar si Perempuan tetap beli laptop, gak akan nanya spesifikasinya, tapi hanya nanya warna laptopnya apa? maka si Perempuan itu harus diupayakan sedemikian rupa agar dia tetap menjadi emosional, agar dia tetapi menjadi irasional. Agar dia tetap nonton sinetron, dan tidak bertanya tentang bagaimana dia dieksploitasi dalam hal itu. Dan bagaimana cara si Perempuan itu tetap EMOSIONAL dan tetap IRASIONAL? Seluruh media2 itu harus tetap mempropagandakan bahwa perempuan itu harus tampil cantik, seksi, lembut, lucu. Perempuan akan tetapi dipropagandakan bahwa ketika dia jalan kena sinar matahari, dia harus ketakutan, bahwa ketika dia makan di jalan, dia harus takut gendut. Biar apa? biar dia tetap menjadi standar dari si laki2 dan dia tetapi irasional. Maka bisnis kapitalis itu keuntunganya tidak akan ada habis2nya. 

Jadi walaupun perempuan2 feminis, pakai toa kemana2, demonstrasi menunjukkan bahwa perempuan itu harus mandiri, harus independent, perempuan itu misalkan harus lepas dari dunia patriarki dan sebagainya, tetapi di sisi lain, perempuan itu dipropagandakan dengan yang jauh lebih besar lagi bahwa si perempuan itu harus cantik, lembut imut, dan lain sebagainya yang semua kriteria kecantikan itu adalah yang diinginkan. Dan setelah si perempuan itu cantik sesuai dengan karakter laki2, dan membeli produk2 si Kapitalis, maka si perempuan2 itu akan menjadi emosional, menjadi irasional, dan akan nonton sinetron dengan budget yang ringan tetapi mendapatkan keuntungan yang sangat besar untuk para kapitalisnya. Ceritanya selalu mengarah ke arah sana. 

 

Media Sosial dan Perempuan
.

Kita juga bisa melihat tentang media sosial, media sosial itu misalkan tik tok ataukah IG. Apakah laki2 menyukainya? tidak terlalu. Biasanya laki2 gampang bosen terhadap hal2 yang semacam itu. Sedangkan perempuan, perempuan itu suka sekali dengan media sosial. Dan darisitu dia berusaha untuk memanifestasikan dirinya. TETAPI lihatlah baik2 filosofi nya. Lihatlah baik2 ADAM-HAWA tadi itu. Kalau setan gagal untuk membujuk adam, maka bujuklah si HAWA. Karena hawa gampang dibujuk, dan adam juga bisa dibujuk, oleh HAWA. 

Kalau si Cowok males masuk MEDSOS, maka bujuklah lah si CEWEK masuk, maka si Cowok nanti akan NYUSUL. Jadi media sosial itu bisnisnya sederhana, si laki2 tidak suka. Sedangkan si Perempuan sangat suka, maka si perempuan itu akan dipaksa dengan challenge2, akan dipaksa dengan sedemikian rupa, sehingga dia tampil cantik, eksotis, dan erotis. Kalau si Perempuan sudah terbujuk menjadi cantik, erotis itu, maka si laki2 akan berbondong2 untuk bikin media sosial juga, hanya untuk mencari2 pemenuhan hasrat seksualnya. Dari perempuan2 yang cantik disitu. 

Cewek tampil EROTIS di medsos, maka si Cowok pasti ikutan bikin akun. 

Kan ceritanya selalu seperti itu kan? perempuan2 yang telah mempercantik dirinya dengan berbagai kosmetik dengan standar laki2 itu, dia tampil di IG, dia tampil di TIKTOK. Dan karena dia tampil, maka para laki2 akan datang, berbondong2 untuk menyampaikan pujian. Maka ketika dipuji, dia akan tenggelam dengan standar kecantikan para laki2. Bagaimana dengan perempuan2 yang tidak cantik dan sebagainya? perempuan2 itu akan diabaikan. Kan seperti itu, dia akan rendah diri dan si perempuan ini akan terus2an di eksploitasi. 

Instagram adalah media sosial paling berbahaya bagi mental karena orang akan dinilai berdasarkan fisiknya, para pemilik akun akan tampilan fisiknya, medapatkan tekanan, pelecehan dan tuntutan agar secara fisik sesuai dengan keinginan orang lain.

Royal Society for Public Health

Coba misalkan baraya perhatikan kasus yang kemarin, kasus Yuni Sara (YS). Maaf, dia tampil pakai kemben, bagian atasnya dia terlihat. Nah yang menghujat itu, yang membuli itu para ibu2. Ibu2 mengatakan, ih itu pakai kemben gak malu, padahal udah keriput, dan sebagainya. Nah Kenapa dia dapat body shamming seperti itu? itu kan tubuhnya dia, tubuhnya .... dia mau ngapa2in aja ya tubuhnya dia. Tetapi kenapa? harus orang lain yang menilainya? oh karena itu di media sosial. Ya masalahnya adalah, emang kalau ada perempuan yang sudah keriput, tidak boleh tampil di media sosial?
Kenapa si Perempuan itu harus dinilai fisiknya doang? Kenapa Unisara itu harus dikritik habis2an, karena dia tidak sesuai dengan standar kecantikan para laki2. Dan kenapa juga, harus si ibu2 yang membulinya itu? Karena si ibu2 itu sudah termakan sama gagasan bahwa perempuan itu harus cantik. Tetapi cantik itu harus sesuai dengan pangsa pasar Laki2. Bisakah perempuan tampil adanya dengan gagasan pikiran sendiri dan keinginan untuk memanifestasikan dirinya di media sosial? bisakah seperti itu? ya bisa. Tetapi, kalau dia tidak sesuai dengan standar laki2, dia gak akan laku. Dan kalau mau sesuai dengan standar kecantikan laki2, dia akan laku. TAPI dia semakin lama akan semakin dieksploitasi.

Makin tua makin menarik.

Percayalah ini hanya untuk pria, Tak kan ada artikel yang menyebut, wanita makin tua, makin cantik. 

Wanita di mata para kapitalis

Cantik dieksploitasi, Jelek dikucilkan. Cantik jelek perkara apakah dia mau beli produk kecantikan atau tidak. 

Perempuan itu adalah produknya, perempuan itu adalah distributornya, karena dia yang dagang kemana2 yang menunjukkan karakter cantiknya itu. Dan kemudian si perempuan sendiri yang akan jadi konsumenya. Bagi kapitalis, perempuan itu adalah tambang uang yang sangat luar biasa. Karena seluruh kegiatan ekonomi, produksi, konsumsi, distribusi itu dilakukan oleh perempuan, tetapi yang paling mendapatkan keuntungan adalah para kapitalis. Iya kan? 

Ini mah untuk bahan pikiran aja, kalau laki2 tentu saja tidak akan mengubah pakem ini, karena menguntungkan mereka, pihak kapitalis tidak mengubah pakem ini karena sesuai dengan kepentingan mereka. Nah perempuan? perempuan terserah mau mengubahnya atau enggak, tetapi yang jelas, dengan kondisi seperti ini, inilah yang membuat kita jadi blunder. Manusia itu sekarang sudah blunder, disatu sisi manusia sudah berangkat ke bulan berkali kali, kita bahkan masih ribut, mendefinisikan perempuan itu apa? Kita masih berdebat apa yang dimaksud dengan perempuan sampai detik dimana kita sudah menciptakan berbagai AI yang sangat luar biasa.  Silahkan tanggapi, terimakasih karena sudah menyimak. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Masalah Pendidikan - Catatan Guru Gembul

  Guru Gembul . Berikan tepuk tangan untuk Bang guru gembul. Emang tinggal di Bandung?  Tinggal di Bandung, saya kan? orang Bandung.  Kirain sudah berkarir di Jakarta.. Saya itu dulu suka main PS. Jadi si avatarnya di dalam PS itu kalau bikin  orang gitu, buat diberantem2in, itu namanya GEMBUL apa gitu. Sedangkan  Gurunya karena guru?  Gurunya  karena saya profesinya  dalam tanda kutip ya, adalah  guru. Sampai sekarang masih mau ngajar?  MASIH..kemarin aja saya ngajar di sekolah.  Tapi itu tetap seperti guru-guru di SD Negeri atau apa? atau gimana? Guru honor  tidak tetap sih. Guru Honor, spill donk... gaji berapa sih? guru honor sekarang berapa?    Iya sekitar 900ribu sampai sejutaan, sebulan. K alau yang temen-temen saya itu bisa sampai 150.000  ada yang 200ribu. Ada juga yang bertahun2 gak dapat? jadi ikhlas aja makanya ya?  Sensasi . Makanya di sini tuh di negeri kita tuh.. Jadi ada orang-orang yang cari sensasi bikin kerusakan moral dan  lain-lain itu gajinya gede banget. Guru tu

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp