Langsung ke konten utama

SPIRITUAL, RITUAL, dan TRADISI | Catatan Guru Gembul

 

(Pertanyaan tentang bagaimana) Tradisi bulan puasa di negara2 seluruh dunia, itu tentu saja (pertanyaan itu) tidak terlalu menarik, karena pertanyaanya faktual. Kalau kita bertanya misalkan bagaimana tradisi menyambut bulan ramadan di jawa barat. Dan jawabanya akan sangat simple, yaitu unggahan. Orang2 akan berkumpul, makan bareng, karena besuknya gak akan ada kesempatan makan di siang hari. Jadi sesederhana itu, di Jakarta ada tradisi semacam itu, tetapi dengan nama yang lain. Begitu juga di Jawa Tengah, di Jawa Timur, dan hal2 yang semacam itu adalah hal2 yang faktual. Kalau misalkan kita main ke libanon, kalian akan melihat lomba tembak2an meriam, untuk memulai bulan ramadhan. Atau misalnya ketemu di mesir akan ada lagi cerita2 yang lain, misalnya bagi2 lampion, atau nyalain lampu semalaman penuh dan lain sebagainya. Ada banyak sekali cerita2 tradisi seperti itu. Tapi kalau temanya seperti itu, faktanya seperti itu, terus apa masalahnya? kan kita tidak menemukan masalah (dari hal2 yang faktual) seperti itu. 


TAPI kemudian, kalau misalkan kita berpikir2 lebih dalam lagi, sebenarnya tradisi2 menyambut bulan ramadhan, sebenarnya adalah tradisi yang mengkhianati spiritualisme itu sendiri. Ini sebenarnya aturan yang umum terjadi. 

SPIRITUAL itu 

  • tidak bisa diukur, 
  • tidak bisa ditakar, 
  • tidak bisa dilihat. 
  • BENTUKnya sepenuhnya subjektif, 

kita tidak bisa memberikan atau mendemonstrasikan kepada orang lain, makna spiritual atau perasaan spiritual yang kita miliki itu seperti apa. Jadi misalkan gini, saya.. bener2 ingin menyampaikan saya sangat menikmati bulan ramadhan, saya sangat menikmati bulan puasa, bahkan ketika saya main game di bulan ramadhan itu rasanya bener2 berbeda daripada di bulan lain, misalkan seperti itu. Saya katakan jungkir balik, kepada baraya semua, baraya tetep tidak akan bisa memahami makna spiritual di dalam pikiran saya. Karena spiritualisme itu bener2 ngeblank, bener subjektif, dan saya sendiri yang merasakan tanpa saya mampu mendemonstrasikanya kepada pihak lain. Kalau misalkan saya menceritakan tentang nilai2 intelektualitas, saya bisa menceritakan kepada pihak lain. Ketika saya bisa menceritakan tentang moral atau tata nilai kelakuan sopan santun adat istiadat, hukum. Hal yang semacam itu bisa saya jelaskan, bisa saya demonstrasikan kepada orang. Bagaimana saya menjelaskan? betapa syahdunya saya ketika saya berada di bulan suci Ramadhan? Saya tidak mungkin bisa menceritakan tentang itu, karena itu bersifat spiritual. Spiritual itu tidak bisa dijelaskan, karena itu nilai setiap orang. JUSTRU ada ketika kesendirian itu. Nilai spiritual itu ada ketika secara unik adalah sesuatu yang tidak bisa kita jelaskan. 

Misalkan kadang2 orang2 arab menyebutkan sibghoh, celupan, dan semacam itu. Tetapi tetap, kita tidak bisa menceritakan kepada orang semacam itu. Nah disatu sisi, spiritual berbentuk seperti itu, tetapi di sisi lain, spiritual itu mendorong kita untuk melakukan sesuatu. Atau mengajarkanya kepada pihak lain. Bagaimana caranya? adalah ritual. Jadi ritual adalah tentang sesuatu yang spiritual yang ada di dalam diri kita. Jadi ada hubungan yang erat antara ritual dengan SPIRITUAL. Makanya di dalam konteks ini, ritual itu menjadi sangat penting. Ada beberapa kelompok di dunia islam, misalnya kelompok sufistik, udah.. sholat itu gak penting fiqihnya kayak gimana, yang penting itu hati kita terpaut sama TUHAN atau enggak. Kan banyak yang seperti itu. Yang penting itu maknanya, bukan perilakunya. 

UNTUK BEBERAPA MASALAH, itu benar... Bahwa spiritual itu harus ada jembatan, yaitu RITUAL untuk sampai ke DUNIA. Kalau tidak ada ritual, makanya hanya di PIKIRAN saja. Dalam konteks itu benar, tetapi tanpa ritual kita tidak bisa mewujudkan apa yang ada di dalam jiwa spiritual itu. Jadi spiritual untuk bisa sampai dikatakan, untuk bisa diucapkan itu membutuhkan ritual. Nah ritual itu, membutuhkan sesuatu juga untuk dilakukan kepada publik. JADI gini.. spiritual ada akal, pikiran, hati kita saja. RITUAL.. tindakan kita saja, karena bagaimanapun agama itu, berhubungan dengan masyarakat. Agama itu bagaimana pun adalah NASIHAT. Agama itu nasihat buat orang lain, jadi orang yang tidak memiliki spiritual, mendapatkan nilai2 spiritual, atau orang yang tidak berkelakuan baik, wajib ditularkan berkelakuan baik kepadanya. Nah karena itu, dari spiritual masuk ke ritual, itu sudah ada JEMBATANYA. Bagaimana dari ritual bisa masuk ke masyarakat? dengan menciptakan tradisi2. 

Nah jadi sebenarnya itu, tradisi itu adalah bahasa spiritual kita untuk disampaikan kepada publik, tetapi telah terdistorsi berulang ulang. Makanya yang saya katakan sebelumnya tradisi ramadhan itu hampir bertentangan dengan nilai2 spiritual bulan ramadhan. Dimana bertentanganya? Orang sunda, tradisinya itu adalah dengan munggahan, bersih2, maaf2an dengan orang lain, kemudian makan2 bareng, atau hal yang semacam itu. Padahal nilai spiritual yang mestinya diperjuangkan di bulan ramadhan adalah kita beraktifitas seperti sediakala, tetapi hati kita semuanya direfresh dalam semangat bulan suci ramadhan. 

Atau pas bulan ramadhan kita beli baju baru, 10 hari terakhir itu pasar baru itu pasti penuh padat. Sampai susah, menyerah, di pasar baru itu penuh. Beli bajunya gak sempet, berdesakanya kena, lihat orang yang pada menyerah. Dan besuknya orang2 itu justru malah merayakan hari kemenangan. Hari dimana mereka dikalahkan secara telak. Jadi bulan ramadhan, kita hitung2 ... misalkan.. ini nih tradisi, setiap sore penuh orang2 yang berburu takjil. Dan apakah kita bersepakat bahwa tradisi itu menyalahi? nilai2 spiritual di dalam bulan ramadhan? karena misalkan diantara sekian banyak pendapat, misalkan. Abu Hamid Al Ghozali, itu mengatakan justru ciri orang2 yang puasanya tidak bermakna, itu adalah orang2 yang mikir, nanti buka makanya apa? Nah ini bukan hanya mikir nanti makanya apa? tapi ini sudah beraktifitas nyari2 takjil di jalan. BUKAN berarti tradisi itu salah, cuman yang saya katakan karena spiritual itu tidak terbahasakan, karena ekslusif untuk diri kita sendiri, dan itu dari TUHAN. Ekslusif seperti itu, dan karena itu harus diritualkan, dan ritual tidak cukup, dan harus ditradisikan, maka itu seringkali bertentangan dengan kaidah asli tentang spiritual itu. 

Kalau misalkan lagi kita cari. Tradisi di Indonesia, kalau misalkan masuk di bulan ramadhan, ngabuburit, itu adalah tradisi untuk menghabiskan waktu sampai ke maghrib. Kan justru, di bulan ramadhan itu yang paling dicari itu adalah laparnya. Bukan cara untuk melupakan lapar sampai datang maghrib. SPIRITUALISME itu kita rasakan ketika kita merasa lapar, haus, dan ketika kita merasa lapar haus, kita beraktifitas seperti biasa, kita bersyukur kepada Tuhan, kita menikmati lapar dan haus itu, sambil kita introspeksi betapa besarnya, nikmat yang diberikan kepada kita selama ini, yang itu tidak diberikan kepada orang2 yang lain. TADI hujan gede di rumah saya, sampai hujan angin gitu. SAYA langsung kepikiran, betapa bahagianya saya, karena saya punya rumah yang membuat saya tidak kehujanan, dan membuat saya tidak kedinginan. Di Indonesia, ada 17 juta orang yang tidak memiliki itu. 17 Juta itu berkali2 lipat lebih banyak daripada subscriber saya. 17 Juta itu banyak sekali, artinya 17juta orang yang ada di situ, tidak mengalami apa yang kita alami. 

  • Kita punya tempat bernaung, 
  • kita masih bisa berpikir nanti buka makan apa? 
  • Saya masih berpikir, apakah nanti nakara akan mentraktir saya? dan dipikirin. 

Artinya sebenernya nilai2 semacam itulah yang harus kita pikirkan. Artinya bahwa tradisi itu, tradisi kalau kita ngabuburit itu, kita keliru. KARENA kita justru harus menikmati dan mensyukuri rasa lapar itu. Dimana rasa LAPAR itu, luar biasanya adalah direncakan sama kita. Banyak orang2 yang lapar dan haus itu tidak terencana, karena kondisinya seperti itu. Nah inilah yang harus kita perhatikan, inilah yang harus kita pikirkan. 

 

Kisah Guru Gembul
.

Jadi saya punya waktu dua tahun lagi, sebelum saya hilang dari youtube, dan dari dunia. Dulu di waktu SMA, itu pertama kali saya di bulan ramadan saya mendapatkan rasa dimana saya dekat dengan Tuhan. Bener2 bikin saya nangis pada waktu itu, karena ada perasaan yang saya gak tahu itu apa? Itu tadi yang saya bilang dengan spiritual. Saya menceritakanya jungkir balik, baraya tidak akan bisa merasakanya seperti yang saya rasakan. SAMPAI dengan perasaan yang sama sekali tidak bisa dikendalikan itu saya berdo'a kepada Tuhan, saya berharap mati di bulan itu saja. Karena saya bayangkanya adalah Bulan itu saja, itu luar biasa saya nikmati. Apalagi kalau saya mati sekarang, saya masuk surga. Itu tentu jauh lebih nikmat bagi saya. Jadi pada waktu itu saya berdoanya dimatikan pada bulan ramadhan itu saja. Tapi saya kok gak sakit2? kok gak ada indikasi saya bakal mati sekarang ya? bagaimana? Saya cari2 cara mati kok gak mati2? Itu di akhir umur dua puluh.  Di akhir ramadhan yang sangat menggembirakan itu, baru saya kepikiran bahwa muslim itu tidak boleh mati sekarang sebelum visi misinya tercapai. JADI tujuan dari muslim hidup itu adalah memberikan kemanfaatan kepada orang lain. Egois banget kalau ada seorang muslim itu mau mati kapan, sebelum visi misinya itu terwujud. Sebelum visi misi terwujud, artinya kemungkinan masuk nerakanya lebih besar. Kan visi misi muslim itu adalah bermanfaat buat orang lain. Menjadi rahmatan lil alamin. Itu misi dunianya,  sedangkan misi untuk akhiratnya adalah menyelamatkan dirinya dengan beribadah. Visinya adalah dengan cara beribadah, misinya adalah memberikan kemanfaatan kepada orang lain.  Nah ini unik  ya.. yang tadi itu waktu saya SMA kelas 3. Waktu saya kuliah, semester akhir saya mengalami perasaan yang lebih  dahsyat, sampai saya secara literal gila. Waktu itu belum ada wa belum ada blackberry, saya itu kalau beli pulsa 10ribu itu biasanya habis dalam sehari karena sms ke teman saya. ... 17

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Masalah Pendidikan - Catatan Guru Gembul

  Guru Gembul . Berikan tepuk tangan untuk Bang guru gembul. Emang tinggal di Bandung?  Tinggal di Bandung, saya kan? orang Bandung.  Kirain sudah berkarir di Jakarta.. Saya itu dulu suka main PS. Jadi si avatarnya di dalam PS itu kalau bikin  orang gitu, buat diberantem2in, itu namanya GEMBUL apa gitu. Sedangkan  Gurunya karena guru?  Gurunya  karena saya profesinya  dalam tanda kutip ya, adalah  guru. Sampai sekarang masih mau ngajar?  MASIH..kemarin aja saya ngajar di sekolah.  Tapi itu tetap seperti guru-guru di SD Negeri atau apa? atau gimana? Guru honor  tidak tetap sih. Guru Honor, spill donk... gaji berapa sih? guru honor sekarang berapa?    Iya sekitar 900ribu sampai sejutaan, sebulan. K alau yang temen-temen saya itu bisa sampai 150.000  ada yang 200ribu. Ada juga yang bertahun2 gak dapat? jadi ikhlas aja makanya ya?  Sensasi . Makanya di sini tuh di negeri kita tuh.. Jadi ada orang-orang yang cari sensasi bikin kerusakan moral dan  lain-lain itu gajinya gede banget. Guru tu

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp