Langsung ke konten utama

Masalah2 di dalam Pendidikan Anak | Catatan Guru Gembul


Bakat seorang anak
.
Saya lebih mudah untuk menyebutkan apa yang benar,
daripada apa yang salah, karena terlalu banyak, apa yang salahnya. Kalau misalkan saya menyebut apa yang benar, itu gampang. Dalam bidang pendidikan misalkan, sekolah2 kita itu tidak mengajarkan anak2 kita itu untuk menjadi PINTAR, tetapi mengajarkan mereka itu untuk menjadi BODOH. Kenapa? karena mereka itu dijauhkan dari bakat alamiahnya. Dia dijauhkan dari TAKDIR yang diajukan Tuhan. Bukan berarti melanggar takdir, tetapi misalkan begini. 

SETIAP orang itu spesifik, unique, berbeda satu sama lain. Karena itu kalau sebenarnya dia mampu untuk mencerap apa yang jadi bakat minatnya, di masa depan, dia akan bekerja di satu bidang, dimana dia sangat bahagia, dan dia dapat untung darisitu. Seharusnya seperti itu, kan pekerjaan yang paling bagus itu bukan pekerjaan yang menghasilkan banyak uang, tetapi yang paling menghasilkan kebahagiaan. Saya harap disetujui.

 

 

Pendidikan untuk masa depan
.

Karena itu, sekolah2 di Indonesia itu, mengajarkan untuk DUDUK, DENGAR, DIAM, untuk pelajaran yang tidak berguna di masa depan. Jadi kalau misalkan ada anak di Indonesia, atau saya misalkan kita bikin Imajinasi. Messi, lahir di Indonesia, dia bakat luar biasa di bidang bola. KEMUDIAN karena dia dibesarkan di Indonesia, pas dia lagi latihan futsal dimarahin, dijewer dibawa pulang sama mamanya. Nanti kamu harus belajar matematika dulu. (Kemudian belajar) matematika. Main bola lagi, kemudian ditarik lagi, kamu harus belajar bahasa Indonesia dulu, dan sebagainya. AKHIRNYA apa? karena matematika dia tidak terlalu bakat disitu, dia tidak terlalu minat disitu, akhirnya dia tidak menguasainya. Dan main bola, bakatnya memang disitu, itu juga tidak akan terasah, karena memang tidak ada latihan. 


Akhirnya apa? masa depan dia tidak akan jadi apa2. Dan orang tuanya akan memberikan penghiburan kepadanya, Nak... nanti kalau kamu lulus ini, lulus ini, kamu jadi PNS. Pendidikan ini, justru malah menghancurkan masa depan, karena si Anak yang sebenarnya UNIK, SPESIFIK, tetapi setiap anak itu harus dibesarkan sesuai dengan minatnya, sesuai dengan kebahagiaanya. Karena itu dia akan mencapai sesuatu yang puncak di masa depan. Orang2 yang sangat berbeda itu, semuanya harus dibatasi di dalam kelas, pengajaran, kemudian dapat nilai yang juga di standarisasikan, yang itu namanya adalah KKN. Saya harus bilang bahwa itu melanggar hak asasi manusia, tetapi itu terjadi. Saya juga tidak menentukan bahwa sekolah2 itu salah, sekolah2 itu korban. KORBAN dari ketidaktahuan orang2, korban dari ketidaktahuan para pemimpin besar. PSIKOLOGI paling dasar di dalam dunia pendidikan misalnya, saya mohon maaf.... Anak2 kecil, ketika dia punya otak itu, semestinya otaknya ditarik2 dulu, dibuat berkembang dulu, baru diisi. Jadi anggaplah otak anak itu sebuah wadah gitu, wadah karet yang dikembangkan dulu, baru setelah cukup besar, isi dengan sesuatu yang berfaedah, bermanfaat untuk dirinya sendiri. 


Nah siswa2 di Indonesia, waktu otaknya masih kecil, gak ditarik2 dulu, gak dilatih untuk berfikir dulu, gak dilatih untuk memiliki kemandirian intelektual dan lain sebagainya, tapi langsung diisi dengan materi2 yang ketika dia lulus sekolah, mereka akan lupakan itu, karena gak penting. Dijejalin, sehingga sampai pecah. Makanya siswa di SMA, SMP mereka sudah trauma belajar. Makanya yang mereka rindukan ketika sekolah itu adalah....

  • jam kosong, 
  • jam libur

 

Itu menunjukkan bahwa mereka sangat tidak minat pada pendidikan. Sangat tidak minat pada belajar. Kalau siswa sudah tidak minat dengan pendidikan dan belajar? lalu apa yang diharapkan? Mereka gak bisa berharap apa2 lagi, karena tujuan mereka itu ternyata tidak diharapkan. Ya karena apa? karena mereka itu sejak kecil, sudah dihancurkan. Makanya saya sering bilang. Kalau kita nonton liga2 top eropa, penontonya itu kebanyakan Bapak2 dan orang2 yang tua. TAPI kalau kita nonton liga2 di Indonesia, yang nonton itu kebanyakan remaja dan anak2. KENAPA seperti itu? karena orang yang sangat nyandu pada bola, itu orang yang stress. 

 

Laki2 itu punya hormon testosteron yang 10kali lipat daripada PEREMPUAN. Dan salah satu konsekuensi dari adanya testosteron itu adalah adanya keinginan, kehendak untuk BERSAING. Ketika kehendak untuk bersaing itu gagal, ketika mereka ada di dalam suatu kelompok kemudian kelompok itu dikalahkan, atau disisihkan. Sebagai laki2 yang punya testosteron, itu ngedrop, itu stress, itu tertekan. NAH ketika nonton bola, kalau nonton bola, suka bola itu tidak jadi masalah, itu bagian dari testosteron itu, tuntutan. TAPI kalau kecanduan bola, sampai ngebela2in datang ke stadion, ini apa.... dan itu kan udah nyandu kan? Nah kalau kecanduan, berarti dia itu stress, tingkat stressnya itu tinggi. Gara2 apa? gara2 main bola itu memberikan imaginasi pada dirinya, bahwa dirinya itu ikut berkompetisi, dia ikut riuh di dalam sorak sorai kemenangan dan derai air mata kesedihan. Dia bergabung disitu. Itu yang dibutuhkan oleh orang yang memiliki testosteron tinggi kan? Nah, kalau ada orang yang sangat kecanduan bola, itu berarti dia mengharapkan persaingan, mengaharapkan benturan2, yang di dunia nyata tidak dia hadapi. 

Nah di dunia barat, yang banyak nonton bola itu bapak2, karena yang bikin stress itu kerja. Di Indonesia yang suka nonton bola itu remaja, karena yang bikin stress itu adalah sekolah.  


Saya dulu tour leader, jadi saya sering ngajak tamu2 untuk pergi ke sepang, nonton Formula 1. Saya penasaran, saya gak terlalu. Ya... seneng lah melihat, tapi apa gunanya melihat, weng..... beberapa detik saja sudah hilang. Saya tanya, tempat duduk yang paling mahal, itu adalah tempat duduk di Tikungan. KENAPA? karena ditikungan itu paling sering terjadi tabrakan. Terus kalau saya tanya ke tamu2, lho kalau datang kesini mau ngapain? Mau lihat shownya kah? atau mau lihat...? Enggak.. saya mau lihat, siapa tahu ada yang nabrak. Ternyata itu suatu hasrat untuk melihat suatu drama, yang mengangkat, atau yang memuaskan testosteron dia ya.?

Kita didorong untuk melakukan itu. 

Visi besarnya itu adalah mengubah indonesia, dan mengubah masyarakat yang seagama dengan saya, itu menjadi lebih baik. Itu visi saya itu seperti itu. Hidup mati saya itu untuk itu. Salah satu yang menjadi tantangan terbesar saya itu adalah gara2 sebagian masyarakat itu memilih untuk tidak tahu. Karena untuk menjadi tahu, menjadi berkesadaran, itu membutuhkan keberanian, membutuhkan pertarungan yang sangat luar biasa. Saya bikin video, misalkan terupload misalkan siang ini. Bahwa sebagian besar manusia itu, memutuskan untuk menjadi bodoh, karena untuk menjadi pintar itu berat. MEMUTUSKAN untuk menjadi bodoh itu, misal.. saya mohon maaf ya..


Mental Kawanan
.

Kebanyakan dari kita itu, sebenarnya mampu mengakses informasi, kemudian mampu mengolahnya, kemudian mensintesiskanya sekaligus. Otak kita itu adalah otak yang sangat luar biasa. Tetapi, kalau misalkan kita menjadi seperti itu, maka akan ada lebih banyak pertaruhan. Misalkan begini, kalau saya berbeda dari pihak lain, maka saya akan dicap di luar kelompok. Kalau saya dicap di luar kelompok, maka itu akan berbenturan dengan naluri kawanan saya atau itu istilahnya (mental kawanan). Mamalia yang lemah itu, biasanya berkelompok. Dan mereka sebisa mungkin akan berada di tengah, tidak di depan tidak di belakang, tetapi harus ditengah-tengah. Karena disitulah mereka paling nyaman, dan paling jauh dari predator. Nah, kalau misalkan di posisi paling belakang, dan susah untuk mereka naik ke depan, maka mereka narik orang yang ada di depan untuk disimpan di belakangnya. SUPAYA mereka tetep di tengah. Itulah mekanisme munculnya gosip. Gosip itu munculnya (dengan) menghancurkan reputasi orang lain. Karena kita harus tetap di tengah, karena kita susah untuk menyalipnya, maka yaudah, 

  • simpan orang lain di belakang kita. 
  • hancurkan reputasinya
  • perburuk citranya
  • jelek2kan dia di muka publik, dsb. 
 
 
 

Identitas Palsu
.

Nah konteks gosip di dalam hal ini, itu adalah alat pertahanan diri, mekanisme pertahanan diri. Nah, jadi kalau kita di belakang saja harus bergosip, apalagi kalau kita di luar (kawanan). Pihak2 yang ada di luar itu adalah pihak yang harus super duper berani. Makanya, kebanyakan kita itu menolak untuk di luar kelompok, kita akhirnya menciptakan identitas2 palsu agar kita bisa bersama dengan orang2. Misal begini...

Ada sekelompok masyarakat, misalkan kelompok.... Sebenarnya sebagai manusia itu, dia sebagai orang yang..... itu 

  • gagasan berpikirnya beda dengan orang lain, 
  • cara dia memahami orang, dia berbeda
  • cara memahami agama berbeda
  • cara menghadapi kehidupan berbeda
  • cara menghadapi apapun dia berbeda sama pihak lain.

Tapi dia mendeklarasikan, dia itu sama misalkan dengan kelompok yang lebih besar. Jadi susah sekali untuk kita itu 

  • untuk mengaku ada di luar kelompok
  • menjadi mandiri, 
  • atau independent secara intelektual, 

karena itu berbenturan dengan mentalitas kita, untuk tetap ada di dalam sebuah kawanan.

 

Orang kalah yang bergosip itu sangat2 berbahaya, karena 

  1. dia bisa mengolah kebodohan menjadi kebencian, 
  2. secara hirarki manusia, pecundang itu jauh lebih banyak daripada pemenang. 

Jadi, lebih banyak orang yang berpotensi menjadi pembenci, daripada yang tidak. Jadi orang yang pecundang itu bisa saja mengompori temenya yang lain, (misalnya).. Eh tahu gak? kita tuh kalah kemarin dalam persaingan bisnis ini, itu bukan gara2 kita, tetapi gara2 si.... itu yang gini gini gini. Mereka itu main curang,.....kan kayak gitu ya? Kalau diri kita kalah, kita frustasi, kita stress. Dan salah satu cara untuk 

  • meredakan emosi kita, 
  • meredakan kemarahan kita,
  • menyusutkan kekecewaan kita, 

adalah dengan menunjukkan bahwa kita tidak salah. Bahwa kesalahanya tu bukan ada di dalam diri kita. Misalkan kalau ada dua pebisnis, misalkan. Yang satu mengalahkan yang lain. Katakanlah yang kalah itu si C misalnya. Nah.. kalau misalkan dia pintar sedikit, dia mengevaluasi diri, 

  • saya salahnya apa? 
  • dia benernya apa?
  • dia metodenya apa? karena dia jago.
  • saya metodenya apa? kok sampai kalah gini? 

Ketika dia melakukan evaluasi itu, dia bisa saja mengimbangi atau bahkan mengalahkan kelompok yang menang sebelumnya, kalau pakai logika. Tetapi, logika kita itu terhambat.. kalau misalkan kita melakukan seperti itu, maka disitu ada tiga frustasi..

  • kita memang kalah dari dia, itu frustasi yg pertama
  • kita mengakui bahwa kita kalah, itu frustasi yg kedua
  • kita mengevaluasi diri kita, kita salahnya dimana? 

Jadi mungkin walaupun secara logika kita bisa mengalahkan orang yang ada disini, contohnya analisis SWAT, kita bisa mengungguli atau bahkan mengalahkan kompetitor kita. Tapi kita kalah lebih mending.... kita kalah memang karena dia ada orang dalem dll. Atau misalkan kita limpahkan pada sesuatu yang tidak bisa ditakar. Misalkan, ini sudah takdir ilahi, itu kan gak bisa ditakar. 

Orang2 yang kalah, dan membenci itu lebih besar bahayanya karena dia bisa menularkan kepada orang yang lain, yang tentu saja populasinya jauh lebih banyak. 



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Masalah Pendidikan - Catatan Guru Gembul

  Guru Gembul . Berikan tepuk tangan untuk Bang guru gembul. Emang tinggal di Bandung?  Tinggal di Bandung, saya kan? orang Bandung.  Kirain sudah berkarir di Jakarta.. Saya itu dulu suka main PS. Jadi si avatarnya di dalam PS itu kalau bikin  orang gitu, buat diberantem2in, itu namanya GEMBUL apa gitu. Sedangkan  Gurunya karena guru?  Gurunya  karena saya profesinya  dalam tanda kutip ya, adalah  guru. Sampai sekarang masih mau ngajar?  MASIH..kemarin aja saya ngajar di sekolah.  Tapi itu tetap seperti guru-guru di SD Negeri atau apa? atau gimana? Guru honor  tidak tetap sih. Guru Honor, spill donk... gaji berapa sih? guru honor sekarang berapa?    Iya sekitar 900ribu sampai sejutaan, sebulan. K alau yang temen-temen saya itu bisa sampai 150.000  ada yang 200ribu. Ada juga yang bertahun2 gak dapat? jadi ikhlas aja makanya ya?  Sensasi . Makanya di sini tuh di negeri kita tuh.. Jadi ada orang-orang yang cari sensasi bikin kerusakan moral dan  lain-lain itu gajinya gede banget. Guru tu

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp