Semoga apa yang akan saya sampaikan disini menjadi autokritik yang membangun suatu pihak, dan sisi suportif untuk pihak yang lain lagi. Kita sekarang membandingkan, kenapa sekolah islam seringkali lebih buruk daripada sekolah kristen? Bukan kita lihat penampakanya seperti itu, tetapi kalau kita lihat statistik, misalkan yang dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga2 tertentu, sekolah2 kristen memang lebih baik secara akademik, daripada sekolah2 berbasis islam. Adapun definisi sekolah islam, atau sekolah kristen, menggunakan yang umum saja.
- Pertama jika mereka menggunakan simbol2 agama, dalam kurikulum mereka
- Kedua, ketika mereka menggunakan pelajaran2 khusus, atau materi2 khusus di dalam pembelajaran keseharian
- Ketiga,berafiliasi dengan lembaga2 tertentu
Nah dari ketiga kriteria itu, maka kita sebut maka itu sekolah islam, atau sekolah kristen. Saya isi video ini dengan pengalaman pribadi saya, dengan menambah sedikit, penelusuran dari luar. Jadi dalam artian begini baraya, ini berupa opini pribadi. Saya fikir,
- saya sudah mengajar selama 12 tahun,
- kemudian terlibat di dalam 3 pembangunan sekolah,
- kemudian saya sudah mengajar di tiga jenjang pendidikan, dari mulai TK sampai universitas,
- dan mengampu 9 pelajaran berbeda di banyak tempat.
- Dan mengampu 21 lembaga belajar yang berbeda beda.
--
Karena itu ketika mereka cari guru misalkan, udah diceramahin sejak awal tentang bab keikhlasan. Jadi ada guru datang nglamar, ya maaf ya, sekolah ini seadanya. Namanya juga sekolah, sekolah itu berarti ngajar anak2, ini 'amal jariyah, ilmunya disebarkan ke anak2. Jadi jangan berfikir dulu tentang money oriented.
Sekolah2 kristen, itu awal mulanya didirikan dengan dua fikiran utama
- yang pertama saya harus mencerdaskan kehidupan bangsa, saya harus membantu pemerintah untuk menciptakan kader2 yang baik. Karena itu saya harus mempersiapkan persiapan yang sangat matang, ruangan yang sangat matang, donasi yang sangat matang, sistem yang sudah jelas. Standar guru2 yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Kalaupun mereka tidak mempersiapkan gurunya, mereka mempersiapkan kriterianya. Nah fikiran2 yang seperti ini, untuk menunjang, fikiran yang kedua yaitu BISNIS.
- Yang kedua, Nah orang2 kristen itu berfikir bahwa sekolah itu bukan hanya untuk mencerdaskan bangsa, tetapi juga untuk bisnis. KENAPA bisnis? agar sekolah mereka itu bisa bertahan, agar sekolah mereka itu tidak jadi mengemis uang pemerintah. Jadi mereka itu mandiri secara finansial. Karena itu, mereka juga berfikir orientasi bisnis. Mana yang akan dicapai, mana program2 unggulan dan sebagainya. Jadi apakah sekolah kristen, itu bisnis? iya, Tetapi sebagai landasan untuk tujuan pertama itu.
Nah ini sangat berbeda dengan sekolah2 islam. Maaf sekali lagi bukan semuanya, ini pengalaman pribadi saya. Kalau baraya punya pandangan yang lain ya silahkan saja. Saya juga pernah mendirikan sekolah islam, dan apa yang ada disana? Fikiran2 orang2 islam itu adalah kalau mau mendirikan sekolah, ini adalah tujuan yang baik, insyaalloh sama Alloh dibantu. Jadi sok aja keureuyeuh dulu. Nanti sistem mah, urusan nanti, nanti pendanaan urusan nanti. Yang penting kalau kita sudah berjalan dengan ikhlas, dengan tulus, dengan baik, dan sebagainya, maka nanti rezeki pasti akan mengalir. Gak akan menghianati kita, rezeki mah gak akan kemana. Sudah diatur sama Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Fikiran2nya itu seperti itu, jadi masa depan, sistem, itu urusan belakangan. Yang penting dirikan aja dulu dengan penuh keikhlasan. Karena nanti pasti Alloh akan bantu. Justru dengan fikiran seperti ini saja sudah menghkhianati keikhlasan itu. Baraya gini, kalau ada orang yang ngomong, saya mah ikhlas, itu pasti gak ikhlas. Itu fikiran sederhana. SEPERTI dilihat dari tujuanya, target mereka itu jangka pendek. Yang penting jangka pendek, nanti kita bisa menghidupi, Ketika mereka cari guru misalkan, udah diceramahin sejak awal tentang ceramah bab tentang (keikhlasan).
Jadi ada guru nglamar, maaf ya.. sekolah ini mah seadanya. Ini namanya sekolah, sekolah itu ngajar anak2. Ini 'amal jariyah, ilmunya disebarkan ke anak2. Jadi jangan berfikir dulu soal money-oriented ya. Jadi jangan dulu mikir soal gaji, soal uang, disini mah apa adanya aja. Yang penting nanti di akhirat punya tabungan.
Jadi fikiranya itu menjual akhirat, menjual agama dijadikan baper kelemahan dan kesalahan. Dan karena itu maka sekolah2 islam banyak yang masuk pada lingkarang setan.
Misal begini,
- Karena guru dibayar seadanya, maka guru itu akan memberikan pelayanan yang seadanya. Itu sudah hukum kemanusiaan ya. Ini mah sudah hukum kemanusiaan ya. Ketika guru memberikan pelayanan seadanya, maka siswa2 pun belajar seadanya.
- Karena siswa belajar seadanya, maka kualitas lulusan mereka itu, seadanya, alakadarnya.
- Karena kelulusan siswa itu alakadarnya, maka image sekolah itu menjadi image, sekolah seadanya atau bahkan kurang di mata masyarakat. Karena itu, siapa pun yang masuk kesana adalah siswa2 yang seadanya. Karena sekolah itu tidak diminati, biasa aja. Gak bisa bikin saringan masuk, gak bisa bikin apa....
- Karena image sekolahnya itu jelek, maka yang masuk kesitu juga siswa2 dengan kadar yang seadanya.
- Karena siswa yang masuk kesana kadarnya seadanya, karena dididik oleh orang tua yang seadanya. Makanya memberikan SPP juga seadanya. Kan begitu, nunggak dan lain2.
- Karena SPPnya nunggak dan lain2, maka guru2 dibayar murah. Begitu aja, muter terus2an.
Oh itu berarti gurunya aja yang tidak militan, yang mengajar karena cari duit. Kalau gajinya sedikit, berarti ngajarnya juga kurang. Ya bukan gitu, baraya.. ini cerita pribadi saya. Dalam suatu kesempatan, saya pernah mengajar sekolah islam dan sekolah kristen dalam satu tahun pelajaran yang sama. Sekolah itu sama2 besar, lapanganya juga sama2 besar. Siswanya juga sama2 banyak, kurang lebih memiliki jumlah yang sama. Apa yang terjadi,
di sekolah islam itu saya mengajar sekitar 26jam dan saya dibayar 350.000. Diambil potongan ini itu, buat uang batik, buat uang apa ya.. maka saya dapat 315.000 rupiah dalam 26jam mengajar.
di sekolah kristen, saya hanya mengajar 8jam, tetapi saya dibayarnya 1juta lebih sedikit. Dan itu masih ditambah bonus, kalau saya mengajar dengan baik, dan saya bikin ini itu dengan sebaik2nya. Bayangkan, saya mengajar di sekolah kristen sepertiga (jam pelajaranya) dari sekolah islam dalam durasi waktu, tetapi digaji dua kali lipat. Padahal sekolahnya sama2 besar.
KENAPA seperti itu? karena sekolah islam itu banyak yang berfikir money oriented, jadi guru2 itu dipress, gajinya sedikit. Makanya kita bisa lihat yayasan pendidikan kristen dengan yayasan pendidikan islam.
- Yayasan pendidikan kristen itu memang sejak awal sudah sangat besar, sangat kuat. Makanya ketika mereka mendirikan sekolah, mereka siap untuk nombok sepuluh tahun sekalipun. Gak papa saya gaji guru besar, kan banyak sekolah kristen walupun muridnya sedikit, tetapi gaji gurunya itu tetap besar sekali. Nombok, tetapi mereka berani, demi kualitas.
- Nah sekolah2 pendidikan islam, itu biasanya sekolah kecil. Dan mendirikan sekolah, karena untuk mencari nafkah. Makanya mereka mempres guru dengan nominal yang sekecil2nya, tetapi yayasanya tumbuh dengan sangat pesat.
Sekali lagi, tidak semuanya seperti itu, tetapi mungkin baraya punya image seperti ini. Masalah kedua yang memisahkan antara sekolah islam dan sekolah kristen, versi saya bahwa orang2 kristen itu biasanya mengintegrasikan antara iman dengan perbuatan. Mereka itu menggunakan sistem ilmu pengetahuan itu sebagai landasan untuk menjadi iman. Jadi iman itu harus perbuatan, dan perbuatanya itu mana? harus direalisasikan dalam kehidupan nyata. Sekolah2 kristen itu menganggap bahwa pengetahuan itu adalah bagian dari agama, maka dari itu matematika itu agama, fisika itu agama, sehingga ketika mereka belajar fisika, mereka itu belajar agama. Karena belajar fisika itu nanti ini itu kedepanya demi kemaslahatan umat. Kemaslahatan peradaban, kebersamaan dan lain sebagainya. Dengan itulah mereka melakukan amal ibadahnya, terintegrasi. Karena itu mereka berlomba2 dalam science, berlomba2 dalam pengetahuan, dalam penelitian dan sebagainya. Nanti ujungnya, mereka gunakan untuk agama, untuk kemanusiaan dan lain sebagainya. Sekolah2 kristen pada umunya adalah seperti itu.
Sedangkan sekolah2 islam justru sebaliknya, walaupun islam itu digadang2 sebagai agama yang sumuliyah, tetapi orang2 islam dalam hal pendidikan itu dikotomis, sekular. Memisahkan antara kehidupan agama, dan kehidupan dunia. Memisahkan ilmu pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan duniawi. Misal begini, matematika itu kan gak bisa mengantarkan kita ke surga. Milih bahasa inggris atau bahasa arab? bahasa arab lah. Nanti di surga itu, bahasa yang digunakan itu adalah bahasa arab, kalau kamu sekarang gak bisa bahasa arab, nanti di surga kamu gak bisa ngapa2in. Mungkin aja kamu ditendang dari surga, karena kamu gak ngerti bahasa arab. Jadi fikiran2 bocil itu masih banyak di lembaga pendidikan islam. Jadi ketika masuk ke ranah pendidikan, jangan dulu belajar matematika, fisika, sebelum dilandaskan pada akidah yang kuat. SEBENARNYA di islam generasi awal itu tidak pernah ada dikotomi seperti itu. Fisika, matematika, biologi, itu adalah pelajaran dari agama islam. Makanya ulama itu menciptakan ilmu kimia, mengambangkan matematika, mengembangkan ilmu astronomi, matematika dan lain sebagainya. Dan mereka itu biasa2 saja, dan itu adalah bagian dari agama. Seribu tahun sebelum darwin muncul, al jahis sudah memunculkan teori evolusi, walaupun dalam taraf yang sangat sederhana. Tetapi idenya, dia sudah nemu. (10.32)
Komentar
Posting Komentar