Langsung ke konten utama

Nama - Nama Islami | Catatan Guru Gembul 255

 

 

Nama itu tidak hanya menunjukkan cita2 orang tua, kepada anak2 yang diberinya nama. Tetapi nama itu adalah bagian dari unsur kebudayaan, yang bisa membuat kita meneropong, apa yang terjadi pada masyarakat itu. Apakah itu sintesis antar unsur2 kebudayaan, apakah bahkan mungkin agresi kebudayaan lain pada masyarakat setempat.  

 

Joel C Kuipers Telah mengumpulkan 3.7juta nama dalam satu abad di Indonesia yang menjadi bukti adanya pergeseran nama JAWA merosot, tajam tergantikan nama2 arab, atau campuran ARAB

 

Sejak kemunculan pertama kalinya, masyarakat arab itu sudah menghadapi masalah yang sangat pelik. Yaitu mana yang merupakan budaya arab, dan mana yang merupakan nilai2 dasar islam. Pemisahan ini memang faktanya sulit untuk dilakukan, karena memang faktanya islam berkembang dan lahir di tradisi arab jahiliyah, pada waktu itu. Dan bagaimanapun ada unsur2 budaya arab yang bisa masuk ke nilai2 islam. Nah tetapi pemisahan antara nilai islam dan budaya arab harus segera kita lakukan. Dan itu urgent, Karena arab yang dimaksud itu adalah arab jahiliyah. Kan awal mula islam itu muncul di tengah2 arab jahiliyah. Jadi kalau kita tidak bisa memilahnya, maka dampaknya kita akan bisa melihat islam itu, islam yang jahiliyah, atau nilai2 islam itu terkesan sebagai islami. Dan ini juga bisa terlihat dari sejarah peradaban islam secara keseluruhan. 


Dalam praktek sehari2, ada kecenderungan umat islam yang mencampuradukkan antara islam sebagai ajaran, dan islam sebagai produk politik kekuasaan, dan islam sebagai manifestasi produk kebudayaan arab. Ajaran dijadikan sebagai budaya, sementara budaya itu ajaran/doktrin islam itu sendiri. 

Sumanto Al Qurthubi

 

Orang2 persia, orang2 mesir, itu hampir tidak bisa memisahkan antara budaya arab dan tradisi islam. Sehingga banyak nilai2 tradisi yang mereka miliki itu hilang sama sekali, tergantikan oleh budaya arab. Dan disisi lain, budaya arab juga jadi semakin agresif, dulu orang2 arab itu dalam kebudayaan sangat introvert, mereka resisten terhadap budaya2 lain, bahkan mereka selalu iri terhadap peradaban2 yang lain. Tetapi setelah memasuki masa islam, mereka jadi semakin agresif, dan menganggap budaya arab itu kebudayaan yang sangat islami. Sehingga mereka melakukan agresi kebudayaan, terhadap hampir wilayah yang dikuasainya. 

Hampir 100% nama2 islami itu adalah nama2 arab, padahal nama islami itu sangat berbeda secara konseptual dengan nama2 arab. Nama2 arab itu, nama yang berbahasa arab, apapun maknanya. Sedangkan nama islami itu adalah nama yang wajib baik, apapun bahasanya.  Di Indonesia dikenal bahwa nama umayyah itu islami, sedangkan nama budi itu tidak islami. Padahal faktanya sebaliknya, nama umayyah itu nama arab. Padahal tidak islami, karena artinya adalah orang yang mengidap penyakit kuning. Jadi itu sama sekali tidak islami walaupun itu namanya arab. Sedangkan budi, itu namanya sangat2 islami. Karena walaupun bukan arab, tetapi artinya sangat baik.

Inilah contoh2 yang sangat kuat, terhadap pendomplengan budaya arab, terhadap nilai2 islam. Sehingga ini juga akan menghianati beberapa nilai2 asli dalam ajaran islam. Misalkan begini, ada mualaf, itu dia dituntut untuk mengganti namanya menjadi nama arab. Misalkan Deddy Corbuzier, harus diganti ada arab2nya. Ketika nabi Muhammad berdakwah, hampir ada 125ribu orang yang masuk agama islam. Hampir tidak ada yang diubah namanya gara2 dia pindah agama. Yang diganti namanya memang ada, tetapi nama itu yang terkait dengan hal2 yang berbau kemusyrikan. Misalkan ada orang yang bernama Abdus Syams, diganti misalkan dengan Abdul Ghofur. Atau diganti dengan Abdurrahman dan sebagainya.

Tidak ada satu keterangan pun baik di dalam Al Quran maupun di dalam As Sunnah, yang mewajibkan umat islam menamakan anak2nya dengan nama arab. Anjuran Nabi yang tercatat di dalam hadits, mengindikasikan bahwa nama yang kita berikan, untuk anak itu harus mengandung arti baik. 

Ustadz Ahong
BincangSyari'ah.com

 

Maka pada prinsipnya orang islam itu selalu menganggap bahwa nama itu dari bahasa apapun itu baik. Salman al farisi itu adalah nama seorang majusi, tetapi dia tidak diganti namanya. Umar itu adalah nama orang musyrik, tetapi tidak diganti namanya ketika dia memeluk agama islam. TETAPI setelah perkembangan zaman, ketika ada orang yang mualaf, dia dipaksa untuk mengikuti bahasa arab, atau namanya diganti dengan nama arab. Bahkan ada artikel yang menyebutkan bahwa nama yang di luar nama arab itu makruh. Nah ini adalah wujud dari penetrasi budaya arab, yang masuk ke dalam/ mendompleng dalam nilai2 tradisi islam. 

 

Dalam perebutan kekuasaan, masyarakat pada zamanya secara bertahap akan menjadi kosmopolitan,  kesederhanaan arab kuno serta martabat, kedudukan dan prestise lenyap. Persia dan turki, mulai menggantikan orang arab di banyak bidang, untuk membawa kejayaan setidaknya pada masa abbassiyah.
SF. MAHMUD, A Short History of Islam. 

 

Nah sekarang setelah melihat betapa agresifnya budaya2 arab, sekarang mari kita membayangkan bagaimana seandainya mereka berbenturan dengan budaya jawa. Tetapi yang harus kita fahami adalah budaya jawa itu bukan budaya yang seneng main bentur2an. BUDAYA jawa itu adalah budaya yang menelan bulat2 tanpa disadari. Misalkan di masa lampau, ketika orang2 jawa itu kedatangan orang2 india, yang menyebarkan agama hindu, mereka serta merta menyerap semua kebudayaan dan unsur2 budaya India. Kalau misalkan baraya mengetahui raja2 jawa generasi awal, itu namanya 100% INDIA, misalkan

  • Sanjaya
  • Balaputradewa
  • Samara Grawira
  • Samara Tungga


Itu namanya bener2 nama India, tidak nampak sama sekali nama Jawa disitu. Tetapi pada generasi berikutnya, namanya sudah mulai berubah, atau agak muncul nama jawanya. Empu Sindok, ken Arok, pada masa2 berikutnya, nama2 India itu sudah habis sama sekali. Berganti menjadi Hayam Wuruk, Mahisa wong Ateleng, dan lain sebagainya. Yang menunjukkan bahwa orang2 jawa itu tidak pernah kehilangan budayanya, tetapi mereka juga tidak menolak budaya lain.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Masalah Pendidikan - Catatan Guru Gembul

  Guru Gembul . Berikan tepuk tangan untuk Bang guru gembul. Emang tinggal di Bandung?  Tinggal di Bandung, saya kan? orang Bandung.  Kirain sudah berkarir di Jakarta.. Saya itu dulu suka main PS. Jadi si avatarnya di dalam PS itu kalau bikin  orang gitu, buat diberantem2in, itu namanya GEMBUL apa gitu. Sedangkan  Gurunya karena guru?  Gurunya  karena saya profesinya  dalam tanda kutip ya, adalah  guru. Sampai sekarang masih mau ngajar?  MASIH..kemarin aja saya ngajar di sekolah.  Tapi itu tetap seperti guru-guru di SD Negeri atau apa? atau gimana? Guru honor  tidak tetap sih. Guru Honor, spill donk... gaji berapa sih? guru honor sekarang berapa?    Iya sekitar 900ribu sampai sejutaan, sebulan. K alau yang temen-temen saya itu bisa sampai 150.000  ada yang 200ribu. Ada juga yang bertahun2 gak dapat? jadi ikhlas aja makanya ya?  Sensasi . Makanya di sini tuh di negeri kita tuh.. Jadi ada orang-orang yang cari sensasi bikin kerusakan moral dan  lain-lain itu gajinya gede banget. Guru tu

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp