Pembicaraan kita terkait kapitalisme atau sosialisme di zaman ini, seringkali menjadi pembicaraan yang unfaedah (tidak berfaidah) dan tidak relevan. KENAPA? karena memang negara2 di seluruh dunia sekarang, memang tidak ada yang secara mutlak menggunakan sistem ekonomi kapitalis, dan sistem ekonomi sosialis.
Bahkan negara yang paling kapitalis sekalipun, atau yang sosialis sekalipun harus menerima kenyataan, bahwa sosialisme itu membutuhkan kapitalisme, dan demikian sebaliknya. Sehingga kita bisa mengetahui bahwa seluruh negara di dunia ini menggunakan sistem ekonomi campuran. TERMASUK di Indonesia yang menggunakan sistem ekonomi PANCASILA. Maksud (ekonomi) Pancasila itu sebenarnya adalah juga ekonomi campuran.
Sebagian ekonomi modern adalah EKONOMI campuran. Ini berarti mereka ada di suatu tempat antara kapitalisme murni, dan sosialisme murni.
Osikhotsali Momoh
Capitalism vs Socialism, Whats the diference?
TETAPI walaupun kajianya adalah kajian yang unfaedah, saya ingin membawa ini ke dalam satu pembahasan, yang membawa baraya pada satu kesadaran tertentu. Maksudnya begini, kan selama ini kita sudah mengetahui bahwa kapitalisme adalah seperti ini dan sosialisme adalah seperti ini. Tetapi jarang diantara mereka yang mengetahui, bagaimana logika berfikir mereka, sehingga mereka menghasilkan gagasan ekonomi yang seperti ini.
Contoh bentuk subsidi di Negara yang dianggap kapitalis
- Norwegia menggratiskan pemilik mobil listrik di Jalan TOL
- Australia menanggung sebagian upah upah pekerja bagi perusahaan yang mampu memperkerjakan kaum muda, dan penduduk asli.
- Singapura memberi keringanan pajak kepada perusahaan global yang mau mendirikan kantor pusat di negaranya.
Di dalam hal ini, kita akan berbicara dengan kaitanya dengan subsidi. Bagaimana subsidi itu dalam sudut pandang kapitalis, generasi awal. Ayo kita mulai...
--
SUBSIDI
.
Kita mulai, dari definisi, apa yang dimaksud dengan subsidi? Subsidi itu adalah insentif dari satu pihak tertentu, untuk menjalankan satu sektor ekonomi tertentu, sampai rentang waktu tertentu.
- Siapakah yang memberi insentif yang dimaksud itu?
Biasanya pemerintah, tetapi terbuka untuk siapa pun. - Untuk sektor ekonomi apa?
ya apapun, yang dianggap layak untuk dibantu. - Dan sampai kapan?
Nah pertanyaan sampai kapan inilah di Indonesia menjadi sebuah masalah besar.
Subsidi
adalah bentuk bantuan keuangan atau dukungan pemerintah pada sektor
ekonomi umumnya dengan tujuan mempromosikan kebijakan ekonomi dan
sosial.
N. Myers
Lifting the veil on preverse subsidies
Ada segolongan masyarakat di Indonesia yang menyatakan bahwa subsidi itu adalah
- suatu keharusan,
- dan itu permanent,
karena negara bagaimanapun berkewajiban mensejahterakan rakyat. Dalam pandangan ini, ada beberapa subsidi itu harus dibuat permanent. KARENA sejatinya pada bidang itu, masyarakat terus2an membutuhkanya. Tetapi disisi lain, ada pihak2 yang menyatakan sebaliknya, justru bahwa Subsidi itu hanya boleh diterapkan pada rentang waktu tertentu. Misalkan dalam kondisi aksidental karena bencana alam atau karena krisis tertentu.
Tidak bisa dilakukan secara permanent, karena
- merusak mentalitas
- dan merusak persaingan pasar.
MANA yang lebih benar? tidak tahu soal benar salahnya, tetapi untuk orang2 kapitalis tentu saja mereka melihat bahwa subsidi itu adalah sesuatu yang sangat buruk. Apalagi kalau subsidi itu permanent atau tidak terkendali.
KENAPA mereka bisa mengatakan hal yang semacam itu?, saya sampaikan dua dimensi berfikir mereka.
- Yang pertama itu masalah teknis,
- dan Yang kedua itu adalah masalah yang lebih besar lagi. Terkait dengan efek domino yang akan muncul ketika subsidi itu diterapkan. Atau subsidi secara permanent itu diterapkan.
Kita mulai dari halyang teknis dulu, pada kenyataanya adalah ketika kita menjalankan sebuah subsidi, Maka pasti subsidi itu akan salah sasaran, itu pasti. Kalau Baraya misalkan googling sekarang, kemudian Baraya melihat data-datanya maka disemua sektor dimana ada subsidi, disitu pasti akan terjadi penyalahgunaan atau akan terjadi kesalahan target.
Subsidi Pemerintah |
Kenapa seperti itu?
karena tidak mungkin ada satu data tertentu yang bisa mengakomodasi soal insentif ini.
Subsidi di Indonesia sering salah sasaran, dan menguntungkan pihak yang tidak layak disubsidi contohnya. Rumah tangga di Indonesia menanggung tagihan listrik tertinggi untuk setiap Kwh yang dipakainya. Sedangkan sektor industri dan komersial yang berorientasi bisnis justru memiliki kewajiban membayar yang lebih rendah.
Ahmad Erani Yustika
Refleksi Subsidi dalam Perekonomian Indonesia 1 BISNIS & EKONOMI POLITIK Quarterly Review of the Indonesian Economy
Saya ceritakan begini baraya, ini hal yang sangat sederhana. Ada seorang ahli teori konspirasi yang mengatakan
Covid itu palsu
Covid itu hoax
dan karena itu maka dia jalan kemana-mana tanpa protokol kesehatan. Dan dia berusaha untuk mempengaruhi orang-orang juga untuk tidak percaya pada covid. Nah dia katakan juga misalkan di mall2 dia secara demonstratif tidak menggunakan masker. Kemudian mengatakan
- ini orang-orang bodoh semua yang pakai Master
- mereka itu tercuci otaknya oleh elite global
- dan sebagainya, dan sebagainya
Sampai suatu kali dia kena covid karena tidak tidak menggunakan protokol kesehatan. Dia kena covid, kemudian dia kritis di rumah sakit. Apa yang terjadi? Rumah Sakit akan memberikan kepada dia subsidi atau insentif gara-gara dia menjadi korban COVID.
Nah adil enggak disini?
Masalahnya adalah bahwa dia menjadi sakit Covid itu karena dia memutuskan sendiri untuk sakit. Bagaimana ceritanya ketika dia memutuskan sendiri untuk sakit. Dia kemudian mendapatkan subsidi dari pemerintah, yang pemerintah itu adalah menggunakan uang negara dan uang negara itu gak jauh-jauh amat dari setoran kita, rakyat biasa ini menggunakan pajak. Kan seperti itu...
Dalam hal ini, menjadi lebih tidak adil lagi ketika kemudian datang ada orang yang benar-benar membutuhkan bantuan itu, tetapi si dokter misalkan bilang
Aduh maaf ya ini dulu rumah sakit di sini udah penuh karena ada yang covid ini dan sebagainya
Artinya orang yang benar-benar layak untuk mendapatkan bantuan itu tidak kebagian. Sedangkan orang tadi itu yang sengaja menjadi sakit, itu malah mendapatkan bantuan.
Disini adil enggak?
Nah kemudian kita bilang saja,
Ya udah kita data
- Mana orang yang layak untuk diobatin
- dan mana yang tidak layak untuk diobatin
- Mana yang sakit beneran
- dan mana yang sakit karena mengambil keputusan untuk menjadi sakit.
Bisakah seperti itu? ya gak bisa, Kan kalau sudah di Rumah Sakit, ini adalah masalah kemanusiaan. Kita gak tahu latar belakang sakitnya seperti apa, yang penting diobatin. Kan seperti itu. Dan kalaupun kita tega misalkan singkirkan kemanusiaan itu kemudian kita pilih pilih mana yang harus diobati dan mana yang tidak, kan itu pada akhirnya tidak bisa menghasilkan sebuah data yang valid. Kan orang nggak bisa
Oh ini gendut berarti dia kadar gulanya tinggi dan itu penyakit yang sekarang dialami adalah gara-gara keputusannya sendiri.
Kan kita gak bisa bikin kesimpulan dengan cara yang seperti itu. Makanya pendataan, bagaimanapun terkait dengan subsidi itu, itu tidak mungkin akurat.
Karena tidak mungkin akurat
maka seluruh hal yang disubsidi itu pasti memiliki kesalahan-kesalahan sasaran. Itu yang pertama masalah teknis.
Efek Domino Subsidi
.
Kemudian yang kedua itu adalah masalah yang lebih besar daripada itu. Yaitu dampak Efek domino nya.
Jadi misalnya ceritanya begini baraya. Pada suatu waktu di sebuah negara yang namanya antah berantah, BBM di sana itu sangat-sangat tinggi. Sedemikian tinggi sampai hanya orang-orang kaya atau super kaya saja yang mampu membeli mobil dan mengongkosi mobilnya itu dengan BBM. Nah karena seperti itu, maka jalan-jalan menjadi lengang karena hanya sedikit orang yang mampu membeli mobil. Karena jalan lengang maka pemerintah tidak akan dibebani biaya yang sangat besar untuk
- menambah Jalan Baru,
- atau memperlebar jalan yang sudah ada
- atau memperbaiki jalan itu
Di sisi lain rakyat pun akan mendapatkan akses ekonomi yang lebih baik. Karena yang memiliki kendaraan pribadi itu sangat sedikit karena bbm-nya mahal maka banyak sekali orang-orang yang miskin itu mendapatkan pekerjaan dari jasa transportasi. Misalkan
- becak
- gojek
- angkot
- atau yang semacam itu
Sehingga orang-orang miskin itu mendapatkan kesempatan untuk hidup yang lebih baik.
Sampai akhirnya pemerintah kemudian berganti. Dan pemerintah yang baru ini mengeluarkan sebuah kebijakan bahwa BBM itu akan disubsidi mulai besok.
Ketika kekuatan ekonomi dunia seperti Amerika Serikat, China, Jepang,
India, Rusia dan Korea makin ketat mengamankan pasokan energi mereka,
Indonesia justru mengobral sumber energi strategis- nya yang terbatas,
yang akan habis dalam 11 tahun ke depan dengan menjualnya dengan harga
murah, dan membiarkannya dikuasai asing.
Yusuf Wibowo
Subsidi dan Keadilan Ekonomi
Maka apa yang terjadi? Ternyata makin banyak orang yang mampu membeli mobil. Yang semula hanya orang-orang kaya, tetapi sekarang ternyata orang-orang yang pengen menjadi sok kaya pun makin bisa membeli mobil. Apa dampaknya? mereka hanya mampu membeli bbm-nya dan mobilnya tetapi tidak mampu membeli garasinya. Sehingga sama seperti yang terjadi di Indonesia banyak sekali orang-orang yang punya mobil tetapi memarkir mobilnya itu di pinggir-pinggir jalan. Uang negara yang digunakan untuk membuat jalan malah dipakai secara pribadi oleh orang itu, luar biasa.
Dampak Kemacetan
.
Nah dampaknya apakah hanya sampai situ? Ya tentu saja tidak. Kalau sudah seperti itu maka dampaknya adalah macet. Kemacetan itu tidak berdampak kecil Baraya, karena terlalu banyak mobil, terlalu sering macet. Maka pemerintah terpaksa harus
- memperlebar jalan
- dan semakin sering memperbaiki jalan yang rusak.
Nah kalau memperlebar jalan artinya apa? Ada banyak rumah orang-orang yang di kanan dan di kiri jalan itu harus digusur. Kalau orang yang di kanan dan di kiri yang harus digusur itu adalah rumah orang-orang kaya, maka pemerintah mendapatkan beban yang sangat besar untuk mengganti ruginya. Kalau yang digusur itu adalah fakir miskin maka si Fakir Miskin itu tentu saja akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi, karena rumahnya digusur.
Nah kan ini membingungkan. Ini belum lagi dengan di pinggir-pinggir jalan, itu pohon-pohon juga harus ditebangin.
Nah hanya gara-gara populasi mobil di jalan itu menjadi semakin membengkak, karena semakin banyak orang yang bisa memiliki mobil. Maka besok (ini menjadi) kesibukan pemerintah dan beban biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah itu menjadi jauh lebih besar lagi. Dan ini pun tentu saja belum menyelesaikan masalah, karena apa?
Karena
- pelebaran jalan itu
- dan perbaikan jalan itu
tidak mungkin bisa mengimbangi laju semakin banyaknya kendaraan pribadi ketika BBM disubsidi dengan harga yang sangat murah. Nah akibatnya apa? ya tetap aja, ya ujung-ujungnya macet.
Macet dan Polusi Udara
.
Kalau macet dampak apa?
yang pertama tentu saja adalah polusi udara
Jangan pernah meremehkan polusi udara Baraya, karena di seluruh dunia tak polusi udara adalah salah satu penyebab kematian dalam skala yang sangat besar.
- klakson ada dimana-mana
- gerung-gerung ada dimana-mana
karena seperti itu orang-orang yang ada di jalan itu menjadi stress. Masalah jiwa itu kita kena, sehingga kita menjadi gila. Masalah fisik juga kena, terkena penyakit asma. Sehingga kita menjadi orang gila yang kena penyakit asma, kan luar biasa hebatnya, dengan kondisi seperti itu. Dan apakah masalahnya selesai sampai disitu? Ya nggak juga Baraya tentu saja itu adalah permulaannya saja. Maksudnya gini ketika misalkan harga BBM itu menjadi murah semurah murahnya atau terjangkau oleh masyarakat. Maka konsumsi atas BBM itu menjadi semakin tinggi. Ketika konsumsinya menjadi semakin tinggi itu tidak akan bisa diakomodasi oleh kilang-kilang minyak yang ada di negeri ini, dampaknya apa??
Kita terpaksa harus membeli BBM dari luar negeri. Katakanlah dalam hal ini adalah beli
- dari Singapura
- atau dari Cina
Nah tetapi tentu saja kerjasama dengan Singapura atau Cina itu tidak bener-bener gratis. Kita datang pura-puranya ke Cina..
Naa Tolongin gua Naa, gue minta BBM soalnya rakyat gua kehausan butuh BBM terus. Terus kata Si Cina oke gua supply seberapa besarpun yang lo mau tapi dengan catatan.
Nah kan kalau perjanjian luar negeri itu kan, pasti ada catatan atau syarat2nya. Si Cina bilang ini Tenaga Kerja di negara saya itu banyak banget, membludak. Saya akan kasih kamu BBM tapi kita patungan yuk, Mau nggak? Jadi tenaga kerja di China yang sangat banyak itu sebagian akan dialihkan ke Indonesia. Tolong kasih makan mereka. Mereka cukup dikasih makan aja, enggak gak minta yang lebih lebih, cukup dikasih makan kan seperti itu.
Dan akhirnya apa? membanjir lah TKA2 dari China ke Indonesia. Ternyata TKA2 yang sipit2 itu etos kerjanya lebih baik, lebih rajin, lebih nggak nuntut2 ini itu. Dan akhirnya apa?
- orang-orang lokal
- pegawai-pegawai
- dan buruh lokal di Indonesia
Itu akhirnya tersingkirkan, terpinggirkan. Semakin lama, semakin banyak TKA2 di Indonesia. Jadi seakan-akan Indonesia itu menjadi sumber mata pencaharian bagi negara-negara asing. Sedangkan pegawai-pegawai lokal di Indonesia tersisihkan.
Orang-orang yang hidup sebagai orang yang disubsidi itu adalah orang-orang yang akan menjadi manja. Jadi ini penting Baraya. Jadi silakan baraya lihat film SpongeBob disitu memang satu quote Squidward yang sangat fenomenal terkait dengan kritik dia atas masyarakat kapitalis. Tetapi di episode yang lain Squidward juga pernah menyindir orang-orang sosialis yaitu ketika dilihat dipecat sama Tuan Krab kemudian Dia nganggur kemudian dia meminta bantuan sponsbob dikasih bantuan, tapi semakin lama semakin ngelunjak sampai akhirnya SpongeBob menjadi pembantunya (squidward) begitu kan?
Nah ini adalah realitas sebagai orang-orang yang sering disubsidi orang-orang yang disubsidi itu ketika dia kalah bersaing dengan tidak berpikir soal memajukan kualitas dirinya sendiri dia hanya berpikir orang mana yang paling layak untuk kita salahkan, kan seperti itu. Makanya akhirnya nih ya ini ini kasusnya di Indonesia sebagai buruh yang biasa disubsidi. Ketika mereka misalkan gagal bersaing sama orang-orang Cina di satu perusahaan Oke mereka pindah ke perusahaan lain kemudian mereka bekerja sebagai buruh pabrik diburu pabrik itu mereka kerjanya malas-malasan saya mohon tetapi dalam data statistiknya itu ada bahwa pegawai-pegawai atau buru-buru di Indonesia itu adalah salah satu buruk paling pemalas di Asia.
- tidak produktif
- tidak efisien
- tidak Efektif
Maka pengusaha-pengusaha di Indonesia itu akan menjadi galau kalau harus mempekerjakan orang-orang Indonesia yang pribumi Itu barangnya bisa bayangkan aja gini satu ceritanya seperti ini kalau Baraya nggak suka baca data saya jelaskan realitasnya saya yakin bahaya kenal
Di Indonesia itu buruh itu minta kerja itu di bawah 11bulan tetapi minta kerja minta gajinya diatas 13 kali bayangin Libur Idul Fitri aja setidak-tidaknya dua minggu libur Natal dan Tahun Baru 2minggu juga belum Lagi libur libur yang lain ada harpitnas ada sakit ada izin dan sebagainya maka mungkin hanya 10 bulan atau 11bulan buru-buru di Indonesia itu bekerja tetapi mereka minta THR dan sebagainya termasuk gaji ke-13 lalu berakhir usaha barunya pasti mikir kena mental gimana ngakalin orang-orang Indonesia yang kayak gini kerjanya enggak terlalu efektif efisien tetapi manjanya luar biasa dan lebih buruk daripada itu adalah tiap tahun mereka demo besar-besaran muntut kenaikan gaji nuntut tak tunjangan nuntut hari libur nutut apa dan sebagainya kan jadi galau maka apa yang terjadi si pengusaha-pengusaha itu nggak mau rugi Ya wajarlah akhirnya mereka keluar saja dari Indonesia mereka ke Vietnam ke Kamboja nyari yang guru-gurunya bisa dibayar lebih murah tapi lebih produktif pindahlah mereka saat sekarang kesana dan akhirnya meninggalkan pemerintah Indonesia menjadi satu-satunya penanggung beban ekonomi negara dan ketika pun hal ini kemudian terjadi kan tidak mengubah apapun dalam artian masyarakat tidak lagi berkesadaran terhadap apa yang terjadi masyarakat itu kemudian bukannya introspeksi kemudian memperbaiki diri tetapi mereka malah berpikir siapa lagi ya satomi salahkan dan seperti itu jadi di seluruh dunia itu salah satu cara terbaik untuk bisa meningkatkan kembali ego dan rasa percaya diri dan arogansi kita adalah dengan menunjukkan bau selama ini bukan kita yang salah tapi pihak yang lain dan Pihak mana yang paling enak ditunjuk ya pemerintah pabrik atau semacam itu sehingga bahkan ketika pabrik sudah memberikan kepada kita gaji yang sangat besar pun kita menyebut mereka itu adalah kapitalis elite Global yang akan menghancurkan masa depan kita dan pemerintah sekarang adalah pemerintah yang zalim dan sebagainya dan sebagainya begitu Jadi ia Sekali lagi saya tidak benar-benar percaya dengan urutan seperti yang tadi dijelaskan saya di awal katakan bau ini adalah satu sisi satu perspektif dari kapitalis ekstrim atau kapitalis mula-mula
Dari Efek domino yang saya jelaskan tadi tentu saja ada lebih banyak faktor-faktor di kanan dan kirinya yang turut menghasilkan efek yang seperti itu. Tetapi dari sini kita bisa mengetahui bahwa logika orang2 tetapi tali situ bukan logika yang kosong tetapi mereka memahami dari awal bahwa tabiat manusia itu adalah pasti seperti itu maka ketika diberikan subsidi maka mungkin saja manusia-manusia itu akan menjadi tidak produktif di satu sisi dan kemudian malah merusak alam di sisi yang lain termasuk juga merusak ekonomi dan merusak hubungan kerjasama yang seharusnya terjadi. Semoga ini dipahami itu saja ya terima kasih karena sudah menyimak
Komentar
Posting Komentar