Langsung ke konten utama

Kasus Prifat dan Kasus Publik | Catatan Guru Gembul GJ 82

 

 


عَن أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ  صلى الله عليه وسلم قال  

كلُّ ذنوبٍ يؤخِرُ اللهُ منها ما شاءَ إلى يومِ القيامةِ

 

 إلَّا البَغيَ

وعقوقَ الوالدَينِ

 أو قطيعةَ الرَّحمِ

يُعجِلُ لصاحبِها في الدُّنيا قبلَ المَوتِ


 

Kita harus bener2 memisahkan, mana yang merupakan kepentingan publik, dimana kita harus ikut berkomentar disitu. Dan mana masalah prifat, yang kita tidak ada kepentingan untuk menghakiminya. Ada ranah yang seperti itu. Tetapi ketika misalnya muncul kasus yang seperti ini, kasus ini bener2 blur, kita kesulitan membedakan kasus ini prifat atau publik. 

Kita mulai harus berfikir ulang tentang, bahwa kita punya aib, dan gak mau aib kita terbongkar. Kalau misalnya aib kita terbongkar, kita harus introspeksi bahwa ada sesuatu yang salah di dalam diri kita. Mungkin kita ngeduluin ngebongkar aib orang lain, padahal itu bukan ranah kita dan sebagainya, sehingga kita mendapatkan (karma)nya. Mungkin kan? seperti itu? 

 

Cara terbaik untuk agar aib kita tidak terbongkar adalah jangan berbuat aib, jangan berbuat dosa.  Apalagi dosa sosial. Jadi gini aturanya baraya, Dosa sosial itu bisa dimulai ketika baraya menghendakinya. Tetapi dia tidak akan berakhir, pembalasanya tidak akan berakhir,walaupun baraya memohonya. Makanya sebaiknya kita hindari masalah2 yang terkait dengan dosa sosial. Dan lebih lagi yang lebih mengerucut di dalam hal ini, menikahlah, atau berpasanganlah, secara rasional. Ini penting baraya, karena masyarakat kita itu menganggap pernikahan kita itu sesuatu yang sakral tetapi emosional. 

 

JADI misal ada tetangga saya, ketika di usia 20tahunan, dia mendapatkan pilihan. MENIKAH dengan seorang filosof yang baik hati, atau menikah dengan seorang pengusaha yang baik baik, yang sudah mapan ekonominya. Dia memilih yang mana? dia akhirnya memilih seorang filosof yang baik hati dan tidak punya pekerjaan itu. Dia berfikir si suami akan berubah ketika si suami mendapatkan tanggung jawab. TAPI kenyataanya tidak seperti itu, si filosof tidak ingin punya banyak anak, tetapi tidak ingin mengasuhnya. Si Filosof pingin punya istri, tetapi tidak mau menafkahinya. DAN akibatnya apa? setelah mereka berpisah/bercerai, tetap saja si istri menanggung penderitaan, karena memiliki banyak sekali anak yang memiliki banyak sekali tuntutan ekonomi, dan dia tidak bisa menghidupinya. Dan anaknya butuh hiburan, karena anak2nya tahu ibuk dan ayahnya bercerai. Baraya kan pernikahan itu, baraya umur berapa tahun ketika menikah? baraya mungkin akan hidup dalam pernikahan itu 20 tahun 50 tahun, kan usia itu lebih panjang daripada usia baraya melajang. Maka pikirkan baik2 ketika baraya mau menikah. Jangan gara2 alasan cinta, jangan gara2 alasan sayang. Saya sudah pacaran sama dia 5tahun, ayo kita menikah. Itu adalah pertimbangan2 yang konyol. Kalau misalkan baraya mau menikah, fikirkan dengan serasional mungkin. Saya tahu cinta kasih itu hanya bisa kita gunakan untuk menikmati pernikahan itu, untuk menikmati hubungan itu. Jangan dijadikan sebagai pertimbangan untuk memilih dengan siapa? kita menikah. 

 

Jadi gini baraya, mencintai itu hewani. Rasa ketertarikan kepada lawan jenis itu, hewani. Sebab hewan pun memiliki sifat yang seperti itu, tetapi untuk menjadi manusia, baraya bisa mempertimbangkan secara rasional. Baraya punya anak misalkan, punya anak itu hewani, karena hewan juga punya anak. Yang membedakanya kita sebagai manusia adalah bahwa kita bisa mendidiknya, dan membangun sosialisasi dari anak itu sehingga dia bisa menjadi bagian yang terlatih, yang terdidik, misalnya seperti itu. Berhubungan seksual itu, itu adalah masalah hewani, hewan juga melakukan hal yang sama. Untuk menjadikanya manusiawi, maka dia harus disertai dengan tanggung jawab. Kalau baraya mau pacaran atau mau menikah atau mau apa, tolong jangan hilangkan rasionalisme dalam otak baraya. Karena bagaimanapun itulah yang paling menentukan kehidupan baraya di masa depan. Jangan sampai terjebak pada kisah perempuan yang tadi itu, walaupun dia sudah mengetahui, dia bener2 mengetahui, dia mengabaikanya karena cinta kasih. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Masalah Pendidikan - Catatan Guru Gembul

  Guru Gembul . Berikan tepuk tangan untuk Bang guru gembul. Emang tinggal di Bandung?  Tinggal di Bandung, saya kan? orang Bandung.  Kirain sudah berkarir di Jakarta.. Saya itu dulu suka main PS. Jadi si avatarnya di dalam PS itu kalau bikin  orang gitu, buat diberantem2in, itu namanya GEMBUL apa gitu. Sedangkan  Gurunya karena guru?  Gurunya  karena saya profesinya  dalam tanda kutip ya, adalah  guru. Sampai sekarang masih mau ngajar?  MASIH..kemarin aja saya ngajar di sekolah.  Tapi itu tetap seperti guru-guru di SD Negeri atau apa? atau gimana? Guru honor  tidak tetap sih. Guru Honor, spill donk... gaji berapa sih? guru honor sekarang berapa?    Iya sekitar 900ribu sampai sejutaan, sebulan. K alau yang temen-temen saya itu bisa sampai 150.000  ada yang 200ribu. Ada juga yang bertahun2 gak dapat? jadi ikhlas aja makanya ya?  Sensasi . Makanya di sini tuh di negeri kita tuh.. Jadi ada orang-orang yang cari sensasi bikin kerusakan moral dan  lain-lain itu gajinya gede banget. Guru tu

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp