Langsung ke konten utama

Sejarah Indonesia yang dilupakan | Catatan Guru Gembul 130

 

Sejarah yang dilupakan 

Kita akan membahas tentang salah satu tema sejarah yang dilupakan, padahal begitu penting. Saya sampai sekarang tidak tahu secara pasti, KENAPA? Pemerintah melalui Dinas Pendidikanya tidak pernah menyampaikan kurikulum yang sangat penting ini di sekolah. Tema ini merupakan salah satu tema request-an baraya (saudara). Karena banyak sekali yang meminta GG untuk membahas tema2 sejarah. 

 

Membaca dan Menulis

Nah sekarang saya akan sampaikan tentang tradisi bahari di Indonesia. Untuk kemudahan, kita gunakan istilah "Indonesia" untuk menyebut Nusantara. Sebelum kita lanjut, saya kepingin menyampaikan bahwa masalah orang Indonesia dari jaman dulu, sebelum kenal Indonesia, masalahnya adalah sama. Satu diantaranya adalah bahwa orang Indonesia itu tidak suka membaca dan tidak suka menulis. Yang membaca kitab kurang, dan karya tulis kita, jauh lebih kurang lagi. Bahkan dosen dan professor pun jarang menulis. Nah dampaknya adalah kita tidak memiliki SEJARAH. 


Sejarah itu bisa diakui, kalau dia tertulis. Walaupun Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat luhur di masa lampau, tetapi tidak diakui oleh dunia. Bahkan hampir tidak diketahui, karena orang2 di Indonesia tidak pernah mencatatkan kehebatanya dalam sejarah. Bahkan catatan2 yang terbaru misalkan tentang majahapit, majapahit itu adalah salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, yang Ironisnya, hampir tidak memiliki catatan tertulis. Cuman dua kitab saja itu pun penuh dengan mitos. 


Dalam tema bahari sekarang saya akan sampaikan kepada baraya, jadi mohon di share, jadi kita memiliki peradaban agung, di masa lampau. Ayo kita mulai....

Baraya pasti akan menemukan di pelajaran sejarah itu, bahwa orang Indonesia memasuki  zaman sejarah era kerajaan kutai, yaitu ketika adanya hubungan dagang antara India dan China, yang melalui selat malaka. Sehingga disitu bermunculan lah kerajaan2 yang bermotif hinduisme. Begitu kan... Nah sebenarnya ini memunculkan sebuah paradoks besar, yang jarang difahami semua orang. Baraya sadar gak? bahwa orang china itu tidak memiliki semangat bahari yang memadai. Mereka baru bisa bikin kapal yang bisa melayari samudera, itu sekitar abad ke sepuluh, pas zaman dinasti su.. Jadi sebelumnya mereka hanya berlayar, melewati sungai atau melewati pesisir dengan kapal2 yang alakadarnya.

India dan China memiliki sedikit tradisi tentang berlayar. Kapal2 mereka hanya digunakan untuk menyusuri pantai dan sungai. Bahwa dalam hal hubungan perdagangan melalui laut antara Indonesia - China, juga antara China dan India Selatan, serta Persia - Pada abad V-VII terdapat indikasi bahwa bangsa China hanya mengenal pengiriman barang oleh bangsa Indonesia.Prof Oliver Wolter

 

Di India lebih mengerikan lagi, yaitu adalah kebudayaan darat. Kebudayaan orang2 yang takut kepada laut. Baraya pernah baca epic ramayana misalkan. Nah Sri Rama, dikatakan disana ketika dia mau ke Srilangka, ke Alengka, itu alih2 berlayar. Dia berfikir untuk bikin jembatan. Kenapa? karena dalam tradisi India, laut itu adalah wilayah yang kotor yang sebaiknya dihindari. Mereka berfikir bahwa puncak gunung itu adalah puncak para dewa. Semakin tinggi semakin tinggi semakin dekat kepada kebajikan. Sedangkan semakin bawah semakin jauh dari kebajikan. Makanya laut tempat terendah itu dikatakan sebagai sumber dari Syaitan / Sumber yang jelek2. Maka sebisa mungkin orang India itu tidak berlayar. Maka kalau dulu waktu baraya sekolah, salah satu teori tentang masuknya hinduisme ke Indonesia adalah teori brahmana. Yang menyebutkan bahwa yang menyebarkan agama Hindu di Indonesia itu adalah para brahmana. Tetapi teori brahmana itu punya kelemahan, disitu dikatakan brahmana itu secara tradisi tidak boleh nyebrang lautan, atau tidak boleh pergi ke tempat yang jauh. Begitu kan... Nah disitu paradoksnya. 

 

Kalau orang china tidak memiliki budaya bahari / maritim. Karena mereka takut dengan kekuasaan raja laut timur, kalau India juga tidak memilikinya, lalu apa yang menghubungkanya? 

 Pelaut2 Nusantara telah menaklukkan betgitu banyak samudera. Jauh sebelum bangsa Eropa, Arab, dan China. Bahkan pada abad ke 5 dan ke 7 para pedagang china begitu tergantung pada jasa pelaut Nusantara, Pontjo Sutowo. 

Nah orang2 jarang sekali mempertanyakan tentang hal ini. Guru2 sejarah juga tidak pernah membahas tentang hal ini, kan ini adalah paradoks. Ini adalah salah satu hal yang menjadi celah besar, betapa terpuruknya sejarah indonesia. Orang2 Indonesia sendiri tidak mau melihat bagaimana keagungan sejarah masa lampau. Sebenarnya bukan kebudayaan nusantara itu muncul karena adanya hubungan perdangan antara India dan China, tetapi semangat bahari orang2 nusantar yang menghibungkan antara India dan China. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi dan Penjajahan | Catatan Guru Gembul

  Saya kemarin cerita ke murid2 saya di sekolah , cerita bahwa di Indonesia KORUPSI itu susah untuk diberantas. Misalkan PAK SAMBO divonis sekian tahun penjara. Siapa yang membuktikan? bahwa nanti dia akan tetap tinggal di penjara? saya katakan seperti itu. Mungkin aja dia ganti identitas, terus dia pindah pulau, pindah negara, dan sebagainya. Atau malam2 bisa keluar, kan pernah ada kejadian yang seperti itu. Karena ada contohnya, ada berita yang keluar.    Kan misalkan begitu, ini mah kan hayalan. Kan misalkan begitu...   Putus Asa . Saya katakan, jadi kalau misalkan kita mau memberantas soal korupsi, kita gak bisa bilang bahwa hukuman mati buat koruptor dan sebagainya. Gak sesederhana itu, saya jelaskan bahwa KORUPSI itu begini, begini, begini. Kemudian saya tanya , sebagai guru kan, setelah saya ajukan masalahnya. Kira2 menurut kalian, apa solusinya? Mereka itu kompak jawabnya, pak sudahlah pak, jangan bahas yang kayak gini terus. Kalau misalkan kita mau maju, kita undang lagi pemer

Banjirnya Ilmu Pengetahuan | Catatan Guru Gembul

  Disklaimer Ini adalah transkrip dari youtube perbincangan Helmi Yahya dengan Guru Gembul. Jadi kalau mau melihat lebih lengkap, bisa langsung saja ke sumber perbincanganya.    Zaman Media . Sekarang itu zaman media. Jadi kalau misalnya (ada pertanyaan) Pengetahuanya darimana? Itu sebenarnya pertanyaan kurang relevan untuk zaman sekarang. Karena kita (untuk) mengetahui / akses untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali kan? (Untuk Zaman) Sekarang pertanyaan yang paling utama BUKAN Darimana kalian mendapatkan Pengetahuan?  Tetapi darimana? (kita mengetahui bahwa) Pengetahuan itu BENAR, Pengetahuan itu bisa DIVERIFIKASI.   Kurasi menjadi penting?  kegiatan mengelola benda-benda dalam ekshibisi di museum atau galeri Iya itu penting. Kan kalau misalkan dalam metodologi ilmu itu, setelah kita mengumpulkan sebanyak mungkin sumber, kita mampu mengkritik sumber itu. Nah kita sekarang, di zaman digital, di zaman cyber, di zaman yang entah namanya apa ini? yang setiap sepuluh tahun itu namp

Belajar Adab dalam Islam | Catatan Guru Gembul 707

  Belajar Adab . Ada seorang konten kreator yang juga adalah seorang santri muda, yang nampaknya sudah lama sekali menjadi santri. Dia mencoba untuk mengkritik gagasan dan pemikiran saya melalui video2 di youtube-nya. Alih-alih dia mendapatkan perhatian, dan persetujuan, dia malah dicacimaki oleh para netizen.  Apa alasannya?   Karena dia yang sudah nyantri begitu lama, yang referensi kitab kuningnya itu banyak sekali, ketika dia menyampaikan kritik dia berpose seperti ini, kurang lebihnya dengan wajah yang mendongak, dan kemudian dengan rokok yang semacam itu. Ya tentu saja netizen mempertanyakan, bagaimana ceritanya ada santri yang lama sekali e belajar kitab kuning belajar agama Islam dan seterusnya, hanya untuk menyampaikan kritik dia menyampaikan dengan sesuatu yang sepenuhnya tidak beradab, atau adabnya kurang. Beberapa video berikutnya dia memperbaiki diri dan akhirnya dia tampil lebih baik tampil lebih terbuka dan minta maaf atas aktivitas e dia waktu dia mengkritik dst. Cuma