Sains dan Agama itu memang akan selalu kejar2an. Apalagi ada orang yang beranggapan dengan beragama, apa yang tidak ada di zaman dulu, itu tidak boleh ada di zaman ini. Ini kan kelimpungan sendiri jadinya. Inilah terjadi Clash of Civilization itu, terjadi benturan peradaban. Karena begini, begini menurut saya, peradaban manusia ini tidak bisa dicegah, dia akan bergerak dengan sendirinya, tidak bisa dihalang2i, apalagi ini mohon maaf, saya terus terang beragama, saya islam, tidak bisa dicegah oleh fiqih2, dia akan bergerak dengan sendirinya. Karena Sains ini memang punya logikanya sendiri, dia nanti akan menampilkan wujud2 nyata. Nanti kita akan kelimpungan sendiri kalau kita menganggap metaverse ini dulu kan gak ada, ini bid'ah ini. Ini akan berkembang terus, nanti ada "kunjungan ke surga" "kunjungan ke neraka". Loh ini kan sebatas virtual black stone inisiatif, tapi nanti akan berkembang hingga ziarah kubur juga ke baqi', ke ma'la dan sebagainya.
Nah ini kan harus disadari ketika ziarah kubur "aslinya diharamkan", virtualnya dihalalkan, ini kan jadi pertentangan. Artinya begini soal sains dan agama ini memang sulit bersatu padu karena memang dua mainstreamnya berbeda. Satu nyata... satu mohon maaf kalau mengacu pada kalangan orientalis barat, mengatakan agama itu tahayul, sains itu hal yang nyata.
Tapi pak kyai, sebagian ustadz, termasuk ulama mengatakan kekeh luar biasa kalau bumi ini datar. Ini kontra sains, dia menggunakan agama untuk melawan sains. Sementara sains ini "lebih eksak". Nah ini kan menjadi persoalan kalau kita membaca ricard dokin, misalnya God Delusion, dia membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada, dia membuktikan bahwa Tuhan itu diciptakan oleh manusia sendiri dengan mengurai dari urat2 saraf manusia. Nah ini merupakan tantangan terbesar dari umat beragama sebenarnya.
bisa kalian lihat disini temen2...
Komentar
Posting Komentar